(Jakarta,BAPETEN)
BAPETEN bekerjasama dengan IAEA kembali menggelar Workshop yang diselenggarakan 16-20 Maret 2009. Workshop on Security of Nuclear Research Reactors yang diselenggarakan di Jakarta ini, diikuti 30 peserta yang berasal dari BAPETEN, BATAN dan PT. BATEK.
Workshop
ini di buka secara langsung oleh Kepala BAPETEN DR. As Natio Lasman
dan didampingi Ketua Penyelenggara Ir. Suharyanta M. Eng. Dalam
sambutannya Kepala BAPETEN menegaskan bahwa sistem keamanan instalasi
nuklir dan bahan nuklir sangat penting dan perlu diperhatikan. Sampai
saat ini, tambahnya, BAPETEN terus berkoordinasi dengan pihak
Kepolisian dan pendukung keamanan terkait untuk lebih mengoptimalkan
keamanan (Security) tidak hanya dari sisi bahan nuklirnya namun juga
fasilitas nuklirnya. Kepala BAPETEN juga berpesan agar workshop ini
dapat diikuti dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dari diadakannya
acara ini dapat tercapai.
Melalui
kebijakan pemerintah dijelaskan bahwa segala pemanfaatan tenaga
nuklir semata-mata hanya untuk tujuan damai. Berangkat dari hal
tersebutlah, maka BAPETEN dan IAEA berinisiatif menggelar acara ini.
Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
dikatakan bahwa unsur keamanan merupakan salah satu yang ditekankan.
Faktor keamanan tersebut menjadi perhatian serius dan terus
dioptimalkan sehingga pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tidak
dengan mudah memanfaatkannya untuk tujuan negatif, dimana dapat
berpotensi menimbulkan bahaya bagi masyarakat luas.
Personil satuan pengamanan (Satpam) terutama di fasilitas nuklir harus ditingkatkan pengetahuan dan kesiapannya untuk mengelola sistem proteksi yang ada, termasuk kualifikasi dan jumlah personil yang juga perlu menjadi perhatian.
Personil satuan pengamanan (Satpam) terutama di fasilitas nuklir harus ditingkatkan pengetahuan dan kesiapannya untuk mengelola sistem proteksi yang ada, termasuk kualifikasi dan jumlah personil yang juga perlu menjadi perhatian.
Adapun
para pembicara berasal dari pihak IAEA dan juga dari negara-negara
anggota IAEA yang telah berpengalaman mengoperasikan reaktor daya dan
reaktor riset seperti Belarusia, Jerman, Jepang, Pakistan dan tidak
ketinggalan Indonesia. Perwakilan delegasi negara anggota IAEA
tersebut diminta untuk memberikan presentasinya terkait telah sejauh
mana sistem proteksi fisik, pengamanan bahan dan fasilitas nuklir
yang telah diterapkan di negara mereka masing-masing.
Dengan diadakannya workshop ini diharapkan para peserta workshop mendapatkan pengetahuan sekaligus sebagai ajang bertukar pikiran tentang sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir khususnya pada reaktor penelitian.
Dengan diadakannya workshop ini diharapkan para peserta workshop mendapatkan pengetahuan sekaligus sebagai ajang bertukar pikiran tentang sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir khususnya pada reaktor penelitian.
Sumber : HUMAS