(Jakarta,BAPETEN)
Seminar Keselamatan Nuklir yang berlangsung 5–6 Agustus 2009, mulai dilaksanakan di Auditorium BAPETEN, Rabu (5/8) pagi. Acara yang mengangkat tema Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir untuk Menjamin Keselamatan Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan ini dihadiri Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Kepala BAPETEN As Natio Lasman, pejabat eselon I, II, III, IV dan karyawan BAPETEN serta sejumlah pembicara seperti Kepala BATAN Hudi Hastowo, John Carlson (ASNO), Mari Yano (JNES), Alan Muray (ANSTO), Yongjin Jung (KNIP) dan pihak rumah sakit Hasan Sadikin Johan S. Masjhur.
Dihadapan
para undangan yang hadir, Kepala BAPETEN mengatakan, keselamatan
nuklir merupakan cerminan telah seberapa jauh para pengguna mematuhi
persyaratan perijinan, sehingga fasilitas ataupun instalasi nuklir
senantiasa mampu dioperasikan dengan baik dan benar serta memenuhi
aspek safety, security dan safeguards.
Lebih
lanjut beliau menegaskan, keselamatan nuklir merupakan fokus
perhatian yang harus dipegang teguh oleh seluruh pemegang ijin. Dalam
bidang keselamatan nuklir, tambahnya, yang menyangkut reaktor nuklir,
baik itu riset maupun reaktor daya atau yang lebih dikenal dengan
PLTN, saat ini tengah menjadi isu perhatian dunia.
Dalam konvensi keselamatan nuklir, dimana Indonesia tergabung di dalam keanggotaan IAEA, disebutkan bahwa laporan secara periodik tentang kondisi dan operasi reaktor-reaktor nuklir pada masing-masing negara anggota harus dilaporkan. Apabila terjadi hal-hal yang diperkirakan membahayakan keselamatan nuklir reaktornya, maka negara-negara lain akan turut serta membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. “Ini akan membawa kontribusi terhadap kualitas keselamatan nuklir reaktor-reaktor di dunia menjadi semakin baik,†kata Kepala BAPETEN.
Dalam konvensi keselamatan nuklir, dimana Indonesia tergabung di dalam keanggotaan IAEA, disebutkan bahwa laporan secara periodik tentang kondisi dan operasi reaktor-reaktor nuklir pada masing-masing negara anggota harus dilaporkan. Apabila terjadi hal-hal yang diperkirakan membahayakan keselamatan nuklir reaktornya, maka negara-negara lain akan turut serta membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. “Ini akan membawa kontribusi terhadap kualitas keselamatan nuklir reaktor-reaktor di dunia menjadi semakin baik,†kata Kepala BAPETEN.
Kepala
BAPETEN juga mengharapkan, dengan adanya seminar ini kehendak untuk
terus menumbuhkembangkan budaya keselamatan, baik dalam bidang
instalasi dan bahan nuklir maupun dalam bidang fasilitas radiasi dan
zat radioaktif dapat senantiasa dilakukan dengan baik.
Kesadaran untuk melaksanakan keamanan (security) terhadap sumber-sumber radioaktif ataupun material nuklir, tetap menjadi perhatian serius mengingat dinamika perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir baik di luar maupun di dalam negeri yang terus berkembang dengan pesat. Lewat kesempatan ini pula, Kepala BAPETEN menandatangani Deklarasi IGOS yang juga disaksikan Menegristek.
Seminar yang merupakan agenda tahunan BAPETEN ini, diselenggarakan sebagai salah satu upaya lembaga dalam meningkatkan kualitas pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air sekaligus sebagai wahana untuk menjalin komunikasi diantara para pemerhati iptek nuklir.
Kesadaran untuk melaksanakan keamanan (security) terhadap sumber-sumber radioaktif ataupun material nuklir, tetap menjadi perhatian serius mengingat dinamika perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir baik di luar maupun di dalam negeri yang terus berkembang dengan pesat. Lewat kesempatan ini pula, Kepala BAPETEN menandatangani Deklarasi IGOS yang juga disaksikan Menegristek.
Seminar yang merupakan agenda tahunan BAPETEN ini, diselenggarakan sebagai salah satu upaya lembaga dalam meningkatkan kualitas pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air sekaligus sebagai wahana untuk menjalin komunikasi diantara para pemerhati iptek nuklir.
Sumber : Humas