(Karawaci, Tangerang-Banten,BAPETEN)
Penguatan Koordinasi Untuk Optimalisasi Capaian Kinerja Pengawasan Ketenaganukliran Tahun Anggaran 2014 merupakan tema yang diangkat dalam Rapat Kerja (Raker) I pada tahun ini. Raker I dibuka secara resmi oleh Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto di Karawaci, Tangerang - Banten pada Kamis (13/02) siang.
Kepala Biro Perencanaan Yusri Heni Nurwidi Astuti menyampaikan laporan penyelenggaraan dimana agenda Raker I ini diawali dengan Pembukaan oleh Kepala BAPETEN, dilanjutkan dengan presentasi Perkembangan dan Penataan Organisasi Pemerintah yang disampaikan oleh Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana, Yanuar Ahmad. Setelah itu, Deputi Perijinan dan Inspeksi Martua Sinaga menyampaikan presentasi tentang Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness (i-CoNSEP). Dua acara terakhir pada hari pertama Raker ini akan diisi dengan Perumusan Lakip Eselon-I dan Penandatanganan Pakta Integritas (PI)
Sedangkan pada hari kedua Raker Ke-I ini akan diisi dengan acara Interactive Round Table Discussion (IRTD), Sitania, dan diakhiri dengan acara Penutupan. Acara dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I, II, III, dan IV di lingkungan BAPETEN.
Sedangkan pada hari kedua Raker Ke-I ini akan diisi dengan acara Interactive Round Table Discussion (IRTD), Sitania, dan diakhiri dengan acara Penutupan. Acara dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I, II, III, dan IV di lingkungan BAPETEN.
Kepala Biro Perencanaan selaku Ketua Panitia Penyelenggara Raker Ke-1 BAPETEN
menegaskan komitmen penyelenggaraan Raker ini dengan baik. Lebih lanjut Ketua
Panitia mengharapkan peserta dapat berpartisipasi aktif dan penuh antusias
untuk mewujudkan hasil Raker bagi kemajuan perencanaan jangka menengah yang
berkualitas dan menuju badan pengawas ketenaganukliran kelas dunia.
“Seluruh panitia berkomitmen untuk menyelenggarakan Raker ini dengan baik sejak persiapan sampai selesai. Kami percaya bahwa seluruh peserta akan berpartisipasi secara aktif dan penuh antusias untuk mewujudkan hasil Raker yang lebih baik dan pelaksanaan pengawasannya. Peran Bapak Ibu sangat berarti bagi kemajuan perencanaan jangka menengah yang berkualitas dan menuju badan pengawas ketenaganukliran kelas dunia”, demikian penjelasan Beliau menutup laporannya.
“Seluruh panitia berkomitmen untuk menyelenggarakan Raker ini dengan baik sejak persiapan sampai selesai. Kami percaya bahwa seluruh peserta akan berpartisipasi secara aktif dan penuh antusias untuk mewujudkan hasil Raker yang lebih baik dan pelaksanaan pengawasannya. Peran Bapak Ibu sangat berarti bagi kemajuan perencanaan jangka menengah yang berkualitas dan menuju badan pengawas ketenaganukliran kelas dunia”, demikian penjelasan Beliau menutup laporannya.
Kepala BAPETEN memberikan arahan bahwa pada awal kepemimpinannya ini, Beliau membutuhkan dukungan dan peran aktif seluruh jajaran BAPETEN. “Bulan-bulan pertama ini adalah
bulan-bulan saya untuk banyak belajar, BAPETEN itu seperti apa, tapi yang jelas
bagaimana merubah WDP menjadi WTP. Dan dari sisi LAKIP, dari cukup baik menjadi baik”, jelas Kepala BAPETEN. Kemudian Beliau mengutip Pasteur bahwa
peluang-peluang itu akan menuju pada orang-orang yang siap dan menghimbau agar
jangan menjadi orang yang mencelakakan orang lain bila mempunyai sifat kurang
cepat memahami sesuatu persoalan. “Tiap orang mempunyai peran!”, demikian tegas
Kepala BAPETEN dan kemudian melanjutkan dengan membuka secara resmi acara Rapat Kerja Ke-I BAPETEN TA 2014.
Acara dilanjutkan dengan presentasi Pengembangan dan Penataan Organisasi Pemerintah oleh Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana Kemenpan dan RB Yanuar Ahmad dan dimoderatori oleh Sekretaris Utama BAPETEN Mohammad Dani. Dalam pembukaan, Sestama menyampaikan bahwa khusus terkait pengembangan penataan organisasi pemerintah, dimana periode masa organisasi BAPETEN telah berjalan selama 10 tahun sehingga perlu melakukan penataan organisasi. Kecenderungan penataan organisasi yang berlaku di pemerintahan biasanya dalam kurun lima tahun yang berupa perampingan organisasi; jumlah PNS yang semakin sedikit; rekruitmen CPNS yang makin transparan; promosi yang lebih terbuka dan penerapan IT.
Acara dilanjutkan dengan presentasi Pengembangan dan Penataan Organisasi Pemerintah oleh Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana Kemenpan dan RB Yanuar Ahmad dan dimoderatori oleh Sekretaris Utama BAPETEN Mohammad Dani. Dalam pembukaan, Sestama menyampaikan bahwa khusus terkait pengembangan penataan organisasi pemerintah, dimana periode masa organisasi BAPETEN telah berjalan selama 10 tahun sehingga perlu melakukan penataan organisasi. Kecenderungan penataan organisasi yang berlaku di pemerintahan biasanya dalam kurun lima tahun yang berupa perampingan organisasi; jumlah PNS yang semakin sedikit; rekruitmen CPNS yang makin transparan; promosi yang lebih terbuka dan penerapan IT.
Yanuar Ahmad mengapresiasi LAKIP di BAPETEN sudah meningkat dari
sebelumnya. “Sampai saat ini untuk LAKIP,
belum pernah yang mencapai nilai tertinggi. BAPETEN tidak sendirian
juga untuk nilai yang
diperoleh. Masih ada 85 instansi di tingkat pusat yang punya nilai sama.
Baru
tiga instansi pemerintah saja yang mempunyai nilai LAKIP A yaitu
Kemenkeu, BPK
dan KPK”, jelas Beliau. “Itu sekedar memberikan persepsi dan kami rasa
ini
suatu upaya yang baik dari Pimpinan di BAPETEN untuk lebih meningkatkan
masalah kinerja”, tandasnya. Diharapkan BAPETEN dapat mempertajam
indikator kinerja dengan menguji kemampuan pegawai sehingga dapat
meningkatkan pengalaman kinerja seperti yang telah dilakukan di Kemenpan
dan RB. Selanjutnya Yanuar Ahmad memaparkan Penataan Organisasi
Pemerintah.
Setelah diskusi presentasi Kemenpan dan RB, acara dilanjutkan dengan presentasi kedua yaitu I-CoNSEP oleh Deputi Perijinan dan Inspeksi Martua Sinaga dengan
moderator Deputi Pengkajian dan Keselamatan Nuklir Khoirul Huda. Deputi PI
menjelaskan bahwa BAPETEN berperan sangat penting dalam pengembangan sistem keamanan dan kesiapsiagaan nuklir di tingkat nasional. Dengan demikian BAPETEN
harus mengkoordinasikan upaya-upaya untuk menghadapi tantangan di kedua bidang
tersebut dengan: Keamanan nuklir berupa ancaman terorisme internasional,
pencegahan illicit trafficking bahan nuklir atau zat radioaktif melalui
pemantauan/pengawasan jalur-jalur masuk ke wilayah Indonesia, dan lain-lain.
Sedangkan dalam kesiapsiagaan nuklir: resiko adanya sumber tak bertuan (orphan
source), rencana pembangunan PLTN di negara ASEAN, pembelajaran dari kecelakaan
di Fukushima, dan lain-lain.
Untuk itu, perlu kesiapan SDM serta dukungan teknis dan ilmiah untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebu di tingkat nasional. Selain itu, untuk memberikan kontribusi kepada negara sekitar, Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan pengembangan SDM di bidang keamanan nuklir dan kesiapsiagaan nuklir. Indonesia juga berpartisipasi dalam IAEA’s Response and Assistance Network (RANET), untuk membantu negara lain yang mengalami kedaruratan nuklir. Salah satu upaya nyata dalam menjawab tantangan tersebut adalah dengan membentuk pusat unggulan di bidang keamanan nuklir dan kesiapsiagaan nuklir yang disebut Indonesia Centre of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CoNSEP).
Untuk itu, perlu kesiapan SDM serta dukungan teknis dan ilmiah untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebu di tingkat nasional. Selain itu, untuk memberikan kontribusi kepada negara sekitar, Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan pengembangan SDM di bidang keamanan nuklir dan kesiapsiagaan nuklir. Indonesia juga berpartisipasi dalam IAEA’s Response and Assistance Network (RANET), untuk membantu negara lain yang mengalami kedaruratan nuklir. Salah satu upaya nyata dalam menjawab tantangan tersebut adalah dengan membentuk pusat unggulan di bidang keamanan nuklir dan kesiapsiagaan nuklir yang disebut Indonesia Centre of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CoNSEP).
Sumber : Humas