National Workshop on Communication with the Public During a Nuclear or Radiological Emergency
Kembali 16 Oktober 2017 | Berita BAPETENSekretaris Utama BAPETEN Hendriyanto Hadi Tjahyono, membuka resmi National Workshop on Communication with the Public During a Nuclear or Radiological Emergency yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (16/10/2017).
Workshop ini merupakan kerja sama antara BAPETEN dengan IAEA yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peserta yang berasal dari berbagai instansi, terkait tentang bagaimana mengkomunikasikan secara baik kepada publik bila terjadi kecelakaan nuklir.
BAPETEN dan IAEA menghadirkan 2 pakar sebagai narasumber utama yaitu Myra Liyana Razali dari Malaysia Nuclear Power Corp, dan Gabor Kormendi dari Hungarian Atomic Energy Authority.
Melalui sambutannya Hendriyanto mengatakan, mengkomunikasikan masalah nuklir kepada masyarakat sangatlah sulit, karena selama ini persepsi yang ada tentang nuklir adalah bom. Hendriyanto menambahkan, manfaat nuklir yang lainnya masih belum banyak diketahui masyarakat.
“Kita harus pandai menyampaikan informasi kepada publik terkait nuklir. Sehingga informasi terkait pemanfaatan tenaga nuklir di berbagai bidang dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” terang Hendriyanto.
Workshop ini juga bertujuan untuk memberikan pelatihan komunikasi publik dalam kondisi krisis atau tidak normal. “Perlu persiapan yang baik dalam komunikasi kedaruratan nuklir karena ketidakhati-hatian dalam komunikasi dapat memicu histeria yang tidak perlu,” jelas Hendriyanto.
Workshop ini dihadiri perwakilan dari sejumlah instansi terkait seperti Batan, Gegana POLRI, BNPB, Bakamla, Kemkominfo, dan BAPETEN sendiri. Selama workshop peserta akan dibekali dengan materi seperti Communication Basics of Radiation Safety, Risk Percption and Emergency Communications, Creating a Public Communications Program, Emegency Communications, Case Studies.(bho/bsb)