BAPETEN Terima Delegasi National Liaison Officer dari Afrika
Kembali 10 Oktober 2018 | Berita BAPETENepala BAPETEN menerima kunjungan delegasi National Liaison Officer (NLO) dari Afrika, dalam acara courtesy call pagi ini, Selasa, 09 Oktober 2018. Dalam courtesy call tersebut Kepala BAPETEN didampingi lengkap oleh jajaran Eselon I BAPETEN yakni Deputi Bidang Perijinan dan Inspeksi, Khoirul Huda, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Yus Rusdian Akhmad serta Sekretaris Utama BAPETEN, Hendiayanti Hadi Tjahyono atau akrab disapa Dudit.
Rombongan delegasi Afrika terdiri atas 8 orang yang masing-masing merupakan utusan dari 8 negara di Afrika yaitu Mr. Ammar Mohamad Elamin Hassan dari Sudan, Mr. Lazro Simon Petro Busagala dari Tanzania, Ms. Tawonga Grace Mbale dari Malawi, Ms. Zeinabou Mindaoudou Souley dari Nigeria, Mr. Antonio Jose Leao dari Mozambik, Mr, Felix Viera Lopez Junior dari Angola serta Mr. Aime Chritian Kayath dari Kongo.
Tujuan dari kunjungan ini merupakan implementasi dari Practical Arrangement yang sudah ditanda-tangani bersama antara Dirjen IAEA, Yukiya Amano dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir pada pada tanggal 5 Februari 2018, untuk mendorong kerjasama teknis antara negara-negara berkembang dan penguatan South-South cooperation (kerjasama antar negara-negara di bagian selatan).
Kepala BAPETEN, Jazi Eko Istiyanto menyambut baik kunjungan ini dan berharap Indonesia dan negara-negara Afrika bisa saling belajar dalam hal-hal yang terkait dengan pengawasan dan pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai.
Banyak hal yang diperbincangkan dalam courtesy call, mulai masalah keamanan nuklir melalui lautan dan penempatan RPM di pelabuhan di Indonesia, yang menurut Jazi masih belum efektif untuk mencegah masuknya bahan radioaktif secara ilegal. Membahas juga tentang peran BAPETEN dalam pengamanan nuklir di even Asian Games 2018 yang lalu, dan keterlibatan BAPETEN dalam pengamanan nuklir di IMF Summit, Bali pada bulan Oktober tahun ini.
Disampaikan oleh Jazi bahwa BAPETEN dalam melaksanakan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir, selain memberikan teguran dan sanksi kepada pengguna izin yang tidak mematuhi aturan, juga memberikan penghargaan kepada pengguna yang taat dan mematuhi peraturan dalam sebuah acara yang diberi nama BSSA (BAPETEN Safety and Security Award) yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2018. Penghargaan juga diberikan kepada Kepala Daerah yang dinilai berhasil dalam membina daerahnya, sehingga para pengguna izin di daerahnya tertib mematuhi aturan yang berlaku.
“BAPETEN mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir sedemikian rupa dimaksudkan agar tumbuh budaya keselamatan nuklir (nuclear safety culture) bagi pengguna izin baik di bidang penelitian, kesehatan dan industri, sehingga terjaminnya keselamatan dan keamanan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan” ujar Jazi di akhir courtesy call, seraya berharap agar kerjasama yang sudah terjalin ini bisa ditingkatkan lagi.
Selesai courtesy call, dilanjutkan dengan sesi foto bersama delegasi Afrika dengan Pimpinan BAPETEN di loby gedung A BAPETEN.
Acara berlanjut di ruang Rapat Besar Gedung A, dengan mendengarkan presentasi dari beberapa nasarasumber BAPETEN. Dimulai dengan presentasi Sekretaris Utama berjudul “Overview of BAPETEN. Pada sesi ini Dudit memaparkan mulai dari sejarah berdirinya BAPETEN, strutur organisasi dan tupoksinya, serta menerangkan berbagai aplikasi yang menunjang fungsi pengawasan BAPETEN yakni B@LIS, B@LIS INFARA, SI INTAN, Staff Database, Supersonic, Serasi dan JDIH serta menerangkan juga tentang I-ConCep. “I-CoNCEP is real, not just concep”, katanya disambut gelak tawa peserta.
Lebih lanjut disampaikan Dudit bahwa I-Concep adalah wadah koordinasi dari 14 instansi terkait untuk memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia dan penyediaan layanan dukungan, dan meningkatkan kebijakan dan diplomasi nasional pada beberapa tingkatan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan keefektifan keamanan nuklir dan kesiapsiagaan darurat nuklir di Indonesia.
Presentasi berikutnya dari Direktur Perijinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, Ishak, yang memaparkan tentang sistem perijinan fasilitas radiasi dan zat radioaktif, termasuk menjelaskan tentang proses pembayaran izin melalui Online Single Submission (OSS) dan INSW. Pada sesi ini delegasi Afrika malah bertanya, tentang gaji pegawai BAPETEN. Dijawab oleh Ishak bahwa gaji pegawai BAPETEN termasuk yang pertengahan, “not too hight not too low” katanya. Sistem penggajian pegawai pemerintah (PNS) BAPETEN didasarkan atas base performance salary. Lalu ditambahkan juga oleh Ishak bahwa pendapatan dari biaya perijinan tidak dapat langsung digunakan oleh BAPETEN tetapi disetorkan dulu ke kas negara, baru bisa digunakan oleh BAPETEN. “Itupun harus digunakan untuk meningkatkan pelayanan perijinan”, tukas Ishak.
Presentasi terakhir disampaikan oleh Direktur Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, Syahrir, bertajug “Perundang-undangan dan Kerangka peraturan Indonesia untuk fasilitas radiasi dan zat radioaktif”. Pada sesi ini Syahrir lebih banyak memaparkan tentang undang-undang yang sudah dimiliki oleh Indonesia saat ini dalam rangka mendukung pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.
Selesai mendengarkan presentasi, delegasi Afrika diajak mengunjungi fasilitas I-CoNCEP yang terdapat di Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN). Rombongan dipandu staf DKKN oleh Nurman Rahmadi dan Alifia Rahmawati. Kedua staf DKKN ini secara bergantian menerangkan secara umum tentang I-CoNCEP dan menjelaskan tentang Realtime Data Radiological Monitoring System (RDMS), tidak lupa dipraktekan juga penggunaan alat ukur radiasi yang dimiliki oleh BAPETEN.
Sebelum menginjak ke acara penutupan, delegasi diajak mengunjungi kelas dimana tengah berlangung training "Regional School on Nuclear Security for The Asia Pasific Region" di Auditorium BAPETEN, yang merupakan kerjasama BAPETEN dengan IAEA.
“Pertemuan ini baru sekedar pembukaan, dan silahkan pertemuan ini ditinjak lanjuti di masa yang akan datang untuk meningkatkan kerjasama yang lebih erat lagi, di masa yang akan datang” Ujar Dudit di acara penutupan. (bho/bsb/iph)