Banner BAPETEN
Webinar IAEA tentang Tingkat Panduan Diagnostik: Pengalaman Indonesia
Kembali 16 Juni 2021 | Berita BAPETEN

Serangkaian kegiatan dalam upaya penetapan dan implementasi tingkat panduan diagnostik (Diagnostic Reference Level, DRL) Indonesia di tahun 2021 telah dilaksanakan BAPETEN sesuai dengan agenda yang telah direncanakan. Pelaksanaan analisis data dosis pasien yang masuk ke Si-INTAN, diikuti dengan pelaksanaan pembahasan melalui serangkaian Focus Group Discussion (FGD), Seminar & Workshop Si-INTAN, peresmian nilai tingkat panduan diagnostik Indonesia (Indonesian Diagnostic Reference Level, I-DRL), dan kemarin pada tanggal 15 Juni 2021 BAPETEN telah diundang oleh Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA) untuk berpartisipasi dalam “Webinar on online dose data reporting for establishing and using diagnostic reference levels: experience of Australia, Sweden and Indonesia”.

Sebagaimana diketahui bahwa DRL merupakan sebuah tool atau alat yang penting dan proven untuk optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi dalam paparan medik atau pencitraan radiasi pengion pada pasien.DRL berfungsi sebagai indikator untuk fasilitas yang menggunakan radiasi dalam pencitraan medis tentang besarnya radiasi yang digunakan untuk pemeriksaan pasien yang diberikan oleh modalitas yang dimiliki dibandingkan dengan yang digunakan oleh fasilitas lain untuk pemeriksaan yang sama.

imgkonten

Oleh karena itu, dengan menyediakan sebuah sistem aplikasi untuk pengumpulan dan perbandingan data, meminimalkan kendala dalam penerapan DRL, dan dapat memfasilitasi adanya reviu dan pembaruan nilai DRL secara berkelanjutan. Beberapa negara telah membuat sistem online untuk registrasi data dosis pasien ini secara terpusat. Webinar yang dilaksanakan tersebut akan menyajikan pengalaman Australia, Swedia, dan Indonesia dalam mengembangkan, menerapkan, dan memanfaatkan sistem registrasi data dosis secara online untuk mendukung proses DRL.

imgkonten

Tujuan webinar ini adalah untuk mengetahui pendekatan yang diambil oleh Australia, Swedia, dan Indonesia dalam membangun sistem aplikasi registrasi terpusat secara online data dosis radiasi pasien. Selain itu juga untuk mengetahui manfaat sistem aplikasi terpusat itu untuk pengaturan, peninjauan, dan pembaruan DRL secara berkelanjutan. Tujuan lain adalah untuk mengambil pembelajaran yang dapat dipetik pengalaman Australia, Swedia, dan Indonesia.

imgkonten

Pada saat acara webinar dimulai, dilakukan poling untuk mengetahui latar belakang profesi para peserta webinar. Webinar diikuti oleh 192 peserta dari seluruh dunia dengan komposisi 14% dari regulator, 38% dari fisikawan medik, 3 % dari radiografer, 12% selain di atas, dan tidak memberikan respon pada poling 32%.

imgkonten

Presenter dari Indonesia diwakili oleh Taruniyati Handayani selaku ketua tim I-DRL Project dan sekalligus kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) BAPETEN. Taruniyati menyampaikan bahwa Indonesia telah punya National Patient Dose Registry of Indonesia (Sistem Informasi Data Dosis Pasien, Si-INTAN) sejak 2015 dan pada tanggal 24 Mei 2021 telah ditetapkan nilai tingkat panduan dosis Indonesia.

Beberapa diskusi menarik setelah presentasi para narasumber yang muncul diantaranya mengenai perkiraan biaya membangun sebuah sistem aplikasi online, seberapa sering menemukan data yang salah input, masalah pelanggaran data, jumlah data yang hanya minimal 20 data, dan sistem filter data.

imgkonten

Webinar yang menarik ini untuk rekamannya dapat dilihat ke laman RPOP IAEA dan untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait tingkat panduan diagnostik Indonesia dapat mengakses laman https://idrl.bapeten.go.id. [P2STPFRZR/Rusmanto/BHKK/Bams]

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links