Banner BAPETEN
Upaya Peningkatan Sinergi BAPETEN dan Stakeholder melalui KORINWAS 2018
Kembali 09 Mei 2018 | Berita BAPETEN
pameran-inspeksi-300x169.jpg

Pemanfaatan sumber radiasi pengion dalam bidang kesehatan dapat menimbulkan risiko radiologi terhadap pekerja, pasien, masyarakat, dan lingkungan hidup, jika tidak dikelola dengan baik dan diawasi secara efektif. Pengelolaan tersebut memerlukan sumber daya manusia dengan kompetensi dan jumlah yang memadai serta merata di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, guna meningkatkan sinergi dalam kebijakan dan program antara BAPETEN dengan Pemangku Kepentingan yang terkait dengan pemanfaatan sumber radiasi pengion dalam bidang kesehatan, Rabu 9 Mei 2018, BAPETEN menggelar  Konferensi Informasi Pengawasan (KORINWAS).

Acara dimulai dengan persembahan apik Tari Saman dari Aceh yang mempesonakan hadirin peserta  KORINWAS. Tari Saman yang berasal dari Gayo memadukan gerik-gerik mengibaratkan sebuah kekompakan, kebersamaan dan koordinasi yang baik antar penari. Sehingga menggambarkan harapan terciptanya koordinasi yang baik antara BAPETEN dengan para stakeholder pemanfatan tenaga nuklri di Indonsia.

KORINWAS tahun ini mengusung tema “Sehat dan Aman dengan Nuklir” dibuka oleh Kepala BAPETEN, Jazi Eko Istiyanto dan dihadiri oleh pemangku kepentingan, yang terdiri dari Kementerian Kesehatan,  Asosiasi profesi, rumah sakit, universitas, LSM, BATAN serta pejabat dan pegawai BAPETEN terkait.

imgkonten  imgkonten

Dalam sambutannya,  Kepala BAPETEN menyampaikan bahwa BAPETEN ingin mendahsyatkan teknologi nuklir melalui  penerapan teknologi informasi diantaranya adalah dalam proses perizinan yang dilakukan oleh pengguna izin, sehinnga proses izin menjadi lebih mudah, lebih murah dan lebih cepat. “perizinan melalui B@lis cukup dilakukan lewat Web, sehingga prosesnya menjadi cheaper, faster dan better” kata Jazi. Pengajuan permohonan izin bahkan bisa dilakukan dimana saja dengan menggunakan gudget.

Lebih lanjut Kepala BAPETEN menyampaikan agar melalui forum ini BAPETEN mengharapkan adanya masukan dari para stakeholder dalam rangka membangun sinergi serta kerjasama dalam mewujudkan pemanfaatan teknologi nuklir yang aman dan selamat.

imgkonten   imgkonten

Sementara itu Direktur Jenderal Risbang Kemenristek Dikti,  Muhammad Dimyati, yang hadir mewakili Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi menyampaikan agar sinergitas bukan saja antara BAPETEN dengan Kementerian Kesehatan, tapi juga dengan instansi lain. Untuk itu penyelenggaraan KORINWAS ini perlu mendapatkan apresiasi, karena sudah menyertakan juga instansi lain untuk hadir sebagai peserta.”Semakin banyak pihak terkait yang dilibatkan akan semakin baik, sehingga solusi bisa diberikan dari berbagai pihak yang kompeten. Namun diharapkan pertemuan ini tidak sekedar pertemuan setahun sekali saja, harus ada tindak lanjutnya” ujar Dimyati menguraikan. Disampaikan juga oleh Dimyati, bila BAPETEN sudah melakukan penempelan stiker hijau, kuning dan merah pada peralatan tertentu, maka BAPETEN berkewajiban untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat umum, sehingga masyarakat tahu apa makna stiker tersebut, dan masyarakat berhak tahu fasiliais kesehatan mana saja yang aman buat mereka.

Setelah acara pembukaan diadakan konferensi pers yang dihadiri oleh media elektronik, media on-line dan media cetak. Beritandak sebagai nara sumber dalam konferensi pers  yakni Jazi Eko Istiyanto, Yus Rusdian Akhmad, Ishak, dengan moderator Abdul Qohar dari Humas BAPETEN. Hanya satu kata yang menjadi kesimpulan dari konferensi pers ini sebagaimana disampaikan oleh Jazi Eko, bahwa “Nuklir aman dan selamat bila ada BAPETEN”.

imgkonten imgkonten

Sebelumnya telah berlangsung penadatanganan MoU antara BAEPTEN dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk Pembinaan dan Pengembangan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Bidang Pengawasan Ketenaganukliran. Pihak BAPETEN ditandatangani langsung oleh Kepala BAPETEN sedangkan dari BSN diwakili oleh Kepala Biro Perencanaan Keuangan dan Tata Usaha BSN. Dilakukan pula penandantangan MoU antara BAPETEN dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tentang Peningaktan Keamanan Informasi dalam Pengawasan Pemanfaatan Ketenaganukliran. Dari Pihak BAPETEN ditandantangi oleh Kepala BAPETEN sedangkan dari BSSN ditandatangani oleh Kepala BSSN. Ditandatangani pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BAPETEN dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang Pelaksanaan Pengawasan Radioaktifitas Lingkungan Pada Aspek Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, yang ditanda tangani oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN serta oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi BMKG.

imgkonten imgkonten

Acara berlanjut dengan diskusi panel, yang dipandu dengan cerdas dan apik oleh presenter  TV One, Tysa Novenny. Dalam sesi ini, Panitia yang berasal dari Biro Hukum dan Organisasi BAPETEN  menghadirkan narasumber yaitu Andi Saguni dari Kementarian Kesehatan, Lia G. Partakusuma dari RS. Jantung Harapan Kita, Supriyanto dari AFISMI dan Ishak dari BAPETEN. Masing-masing narasumber ditanya oleh Tysa terkait tema diskusi yang ada kaitannya dengan tupoksi masing-masing narasumber. Diskusi banyak membahas  masalah tenaga fisikawan medis, keselamatan pekerja medis di rumah sakit yang punya risiko besar terhadap paparan radiasi bahkan bisa melebihi risiko dari pasien, dan juga masalah perizinan. Terkait masalah perijinan radiasi pengion, Ishak menyampaikan “sesuai arahan Presiden Jokowi, untuk selanjutnya akan dikembangkan online single sub mission, semoga bisa terlaksana”, tukas Ishak menjawab pertanyaan peserta diskusi yang menanyakan masih lambatnya proses perijinan di BAPETEN. Diskusi berlangsung hangat dan menarik, indikatornya adalah peserta masih memenuhi ruangan sampai waktu melewati jadwal yang telah ditentukan.

imgkonten imgkonten

Agar kegiatan KORINWAS ini ada follow up dan tindak lanjut yang konkrit,tidak sekedar rutinitas tahunan, KORINWAS 2018 telah menelurkan resolusi yang dibacakan oleh Sekretris Utama BAPETEN, Hendriyanto Hadi Tjahyono, yang isinya adalah para stakeholder di bidang kesehatan bersepakat untuk melaksanakan: 1). Koordinasi dan sinergi melalui kerja sama terpadu untuk membangun dan memperkuat sistem pengawasan keselamatan radiasi di bidang kesehatan, yang melibatkan regulator (Kemenkes dan BAPETEN), Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan), pemanfaat / user (Rumah Sakit, klinik, dan fasilitas medik), asosiasi profesi (antara lain Aliansi Fisikawan Medik Indonesia, PERKI, PORI, dan lain-lain); 2). Program peningkatan infrastruktur dan kompetensi SDM untuk menumbuh-kembangkan budaya keselamatan dalam pemanfaatan sumber radiasi pengion, baik di level kompetensi khusus bagi tenaga ahli yang menangani keselamatan radiasi secara langsung, misalnya fisikawan medis, radiografer, dan petugas proteksi radiasi melalui program pendidikan atau pelatihan; di level awareness bagi para pekerja, misalnya dokter, tenaga dukung medis, melalui sosialiasi atau diseminasi; maupun level pendukung perizinan sebagai tenaga ahli uji kesesuaian; dan 3). Integrasi sistem informasi, khususnya dalam pertukaran data dan informasi antar stakeholder, dalam rangka peningkatan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di bidang kesehatan, antara lain pertukaran dataexisting fasilitas kesehatan, status perizinan, kebutuhan SDM, dosis pasien radiologi (DRL), dosis pekerja radiasi.

imgkonten imgkonten

Seperti  KORINWAS tahun-tahun sebelumnya sebelumnya, kali ini BAPETEN juga menyediakan stand  pameran dari unit kerja Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir serta dari Direktorat Inspeksi Fasilitas Radisi dan Zat Radiaoaktif, lengkap dengan peralatan dan pemandunya dari unit kerja masing-masing. Melalui pameran yang terletak persis di beranda ruang tempat berlangsungnya KORINWAS, diharapkan jadi ajang sosialisasi BAPETEN kepada para stakeholder yang ahdir dalam KORINWAS tersebut. (bho/bsb)

BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links