Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadikan 26 April 2018 sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang bertepatan dengan lahirnya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Hari Kesiapsiagaan Bencana akan diperingati secara nasional di seluruh daerah Indonesia. Diharapkan pada tanggal tersebut, setiap daerah akan melaksanakan simulasi kesiapsiagaan bencana. Acara diadakan pada hari Selasa, 13 Maret 2018, gedung BNPB, Jarkarta.
Sosialisasi dihadiri dari Kementerian dan Lembaga antara lain oleh Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, Kepala BMKG dan Kepala KSP. Acara yang bertemakan “Siaga dimulai dari diri kita, Keluarga dan Komunitas” ini, bertujuan untuk membangun kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan bencana.
Acara dibuka oleh Kepala BNPB Willem Rampangilei yang menyampaikan bahwa “Indonesia rawan bencana indikatornya jumlah bencana, selama tahun 2017, terdapat 2.372 kejadian bencana, tapi jumlah korban jiwa turun. Artinya ketangguhan masyarakat sudah mulai terbangun dan ini harus dipertahankan.”
“saat ini, Ada 150 juta rakyat yang tinggal di daerah rawan bencana.Tantangan ke depan tidak semakin mudah. Gambaran tren bencana global ke depan juga akan cenderung meningkat karena pengaruh beberapa factor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan dan pengaruh iklim global.”
“Untuk itu, kesempatan ini merupakan forum berbagi untuk kita. Saat ini, ada 31 K/L yang memiliki program pengurangan bencana. Hal ini perlu ada kerja sama dan kolabirasi, tidak mungkin hanya pemerintah, harus ada kolaborasi dengan masyarakat dan dunia usaha. Dan kami telah memiliki rencana induk sampai 2045.”
“Tanpa kerja sama upaya ini tidak pernah maksimal dan berhasil. Tanggal 26 April 2018 diharapkan bisa membangun partisipasi stakeholder.” Tambahnya.
Acara dilanjutkan presentasi Perlunya Hari Kesiapsiagaan Bencana oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiasiagaan Bernardus Wisnu Widjaja, diskusi dan ramah tamah.[BHO/SP/BS].