Dalam upaya menguatkan, menumbuhkan, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap penjaminan keselamatan radiasi terhadap pasien radiologi, BAPETEN menyelenggarakan Seminar yang bertemakan “Penguatan kolaborasi dalam Upaya Implementasi Tingkat Panduan Diagnostik dan Audit Dosis Radiasi Untuk Keselamatan Pasien”, di Jakarta, pada tanggal 4 September 2024.
Seminar yang menampilkan tarian Ratoh Jaroe berasal dari Aceh, sebagai lambang kekompakan dan semangat pentang menyerah ini, diawali dengan laporan Ketua Panitia Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) Taruniyati Handayani, yang melaporkan “Seminar Si-INTAN akan digulirkan dengan nama baru yaitu Seminar Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik. Seminar ini merupakan agenda tahunan, sebagai ajang untuk berbagi ide, pengalaman, pembelajaran, pembinaan, dan usulan solusi terkait upaya-upaya kita dalam penguatan optimisasi proteksi radiasi pada paparan medik.”
“Tahun 2024 ini, berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya, karena akan disediakan sesi khusus untuk diskusi dan koordinasi lintas sektor bersama para pemangku kepentingan di bidang kesehatan. Sesi diskusi eksekutif ini berikutnya akan diagendakan tahunan sebagai ajang untuk mewujudkan sinergitas dan kolaborasi berkelanjutan antar pemangku kepentingan dalam mengawal dan menguatkan pemastian keselamatan radiasi pasien khususnya melalui penggunaan DRL untuk mengoptimasi proteksi radiasi pasien”. Lapornya.
Acara dibuka oleh oleh Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN Haendra Subekti yang mewakili Plt. Kepala BAPETEN. Dlam sambutan pembukaan Plt. Kepala BAPETEN yang dibacakan, Dep. PKN menyampaikan “BAPETEN merupakan lembaga pemerintah yang salah satu tugasnya melakukan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan. Pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN diharapkan dapat meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir.”
“Harapan pada Seminar Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik antara lain menjadi wadah bagi tercapainya sinergi antar-pemangku kepentingan, melalui pembagian program kerja di masing-masing pemangku kepentingan untuk mengawal implementasi Tingkat Panduan Diagnostik (TPD) Indonesia, sesuai tema seminar kali ini. Penguatan kolaborasi diharapkan dapat diinisiasi melalui diskusi eksekutif yang menjadi bagian dari seminar kali ini.”
Seminar dilanjutkan dengan Sidang Pleno yang dimoderatori oleh Pengelola Kegiatan Kelompok Fungsi Pengkajian Kesehatan BAPETEN Rusmanto, memaparkan 3 topik taitu, Topik 1, tentang “Peran Kemenkes Dalam Keselamatan Radiasi Pada Pasien Khususnya Dalam Indikator Mutu Layanan Pasien” oleh Ketua Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI Irna Lidiawati.
Topik 2, tentang “Peran AFISMI Dalam Mengembangkan Protokol Standar Pemeriksaan Pasien Menggunakan Radiasi Pengion Yang Mempertimbangkan DRL Dan Kualitas Gambar” oleh Ketua Umum Aliansi Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI) Lukmanda Evan Lubis, dan Topik 3, yang dilakukan secara daring tentang “Pengalaman ARPANSA Dalam Menetapkan Strategi Yang Mendorong Rumah Sakit Untuk Menetapkan Manajemen Dosis Radiasi Pasien Menggunakan Nasional DRL Dan Strategi Pengembangan DRL Untuk Pediatrik” oleh Direktur Pencitraan Medis Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency (ARPANSA) Peter Thomas.
Seminar yang dilaksanakan secara Luring dan daring ini dihadiri oleh 200 peserta ini, pararel dilakukan sesi khusus eksekutif yang mendiskusikan tentang “Implementasi Tingkat Panduan Diagnostik (TPD) untuk Penguatan Optimisasi Proteksi Radiasi pada Pasien” diskusi diikuti oleh BAPETEN, Kementerian Kesehatan, BRIN, PERSI, PDSRI, PKN-TMI, PIKI, IKARGI, AFISMI dan PARI.
Pada Siang hari, dilaksanakan 2 sesi sidang oral yang mempresentasikan makalah oleh 10 perwakilan Tim Peneliti. Sesi pertama yang dimoderatori Pengawas Radiasi BAPETEN Sudradjat, menampilkan presentasi tentang “Optimasi Faktor Eksposi dan Variasi Filter terhadap Nilai Entrance Skin Exposure (ESE) dan Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Pelvis” oleh Muhammad Naufal Ramadhan, presentasi tentang “Estimasi Perkiraan Dosis Dengan Metode Size Specific Dose Estimate (SSDE) Pada Pemeriksaan CT-SCAN Abdomen Di Rumah Sakit Semen Gresik” oleh Osas Lisa Istifarinta, presentasi tentang “Analisa Repeat Citra Radiograf sebagai Bentuk Keselamatan Radiasi di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten” oleh Linda Armitasari, presentasi tentang “Penentuan Tingkat Paduan Dosis RSUD Bendan Pekalongan Melalui Audit Dosis Internal Sebagai Upaya Optimisasi Proteksi Radiasi Bagi Pasien” oleh Nurul Firdausi Nuzula dan presentasi tentang “Penentuan Nilai Local Diagnostic Reference Level (LDRL) Pencitraan Msct Dan Image Noise Pada Pemeriksaan CT Brain, Thorax, Dan Abdomen Di RSUD Dr. Soetrasno Rembang” oleh Fathimatuz Zahro.
Sesi sidang oral ke-2, dimoderatori oleh Pengawas Radiasi BAPETEN Endang Kunarsih, menampilkan presentasi tentang “Optimisasi Proteksi Radiasi pada Pasien Melalui Implementasi Diagnostic Reference Level (DRL) Lokal pada Pemeriksaan Dental Panoramic” oleh Dita Kusumaningrum, presentasi tentang “Penentuan Diagnostic Reference Level (DRL) Lokal Pada Pesawat Simulator Radioterapi Konvensional Di RSUD dr. Adhyatma, MPH” oleh Habib Syeh Alzufri, presentasi tentang “Penentuan Diagnostic Reference Level (DRL) dan Kajian Pemilihan Parameter Exposure Pada CT Scan Kepala dan Abdomen di RSUD Bangil” oleh Naily Zulfatul Jannah, dan presentasi tentang “Tingkat Panduan Diagnostik Lokal Berdasarkan Indikasi Klinis Pada Pemeriksaan CT Kepala” oleh Moh. Shofi Nur Utami.
Rekomendasi kebijakan hasil seminar ini dibacakan oleh Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN Haendra Subekti, antara lain yaitu dalam penerapan optimisasi dosis pasien dan kualitas citra, terdapat hal-hal yang sudah dapat dipraktikkan di fasilitas pelayanan kesehatan, dalam dukungan untuk pengembangan pengawasan, telah dihasilkan rekomendasi kebijakan seperti Penelaahan metode Size Specific Dose Estimate (SSDE) dapat digunakan untuk mengestimasi dosis yang diterima pasien dan keterkaitannya dengan upaya optimisasi proteksi radiasi dan Informasi (secara berkala) mengenai tren optimisasi per fasilitas (berbasis pelaporan dosis) perlu disediakan pada aplikasi Si-INTAN untuk digunakan oleh fasilitas sebagai bahan pembanding.
Acara ditutup oleh Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi BAPETEN Zainal Arifin, yang dalam sambutan penutupannya menyampaikan “Ide dan inovasi yang diperoleh dari para pembicara dan pemakalah diharapkan dapat digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan untuk diterapkan atau menjadi contoh sehingga menguatkan dan meningkatkan upaya-upaya dalam proteksi radiasi pada paparan medik.”
“Kolaborasi yang harmonis dan sinergis antara semua pemangku kepentingan harus dapat diperkuat dan ditingkatkan untuk mengawal implementasi proteksi dan optimisasi paparan medik demi mewujudkan tujuan penjaminan keselamatan radiasi bagi pasien dan pekerja.” Tutupnya. [BHKK/AQ/CD/DA/SP]
Dokumen bisa diunduh:
1. Rekomendasi Kebijakan Seminar Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik 2024
2. Foto Seminar Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik 2024
Komentar (0)