(Jakarta,BAPETEN)
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 13 tahun 2008 serta untuk menumbuhkembangkan pertukaran ilmiah, informasi, pengetahuan, pengalaman dan pandangan sebagai upaya bersama guna meningkatkan keselamatan dan keamanan nuklir, BAPETEN menyelenggarakan Seminar Keselamatan Nuklir 2008 dengan tajuk Peningkatan Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Selasa-Rabu (5-6 Agustus 2008).
Tujuan
diadakannya seminar ini adalah sebagai wadah pertemuan ilmiah antara Pengawas
dan Pengguna, pakar dan masyarakat melalui pertukaran informasi, pengetahuan,
pengalaman dan pandangan untuk peningkatan keselamatan dan keamanan pemanfaatan
tenaga nuklir di Indonesia.
Acara
diawali dengan laporan ketua panitia M. Salman Suprawhardana, kemudian
dilanjutkan dengan sambutan Kepala BAPETEN DR. As Natio Lasman, sekaligus
membuka secara resmi seminar tersebut. Dalam sambutannya beliau mengatakan,
dalam melaksanakan fungsi pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air dan
menyesuaikan tingkat keselamatan dan keamanan yang telah ditetapkan oleh IAEA,
beberapa Peraturan Pemerintah (PP) telah diterbitkan.
Kepala
BAPETEN juga menambahkan, setelah terbitnya PP Nomor 43 Tahun 2006 dan PP 33
Tahun 2007, kemudian menyusul PP Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perijinan
Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, BAPETEN juga menerbitkan
berbagai Peraturan Kepala BAPETEN sebagai tindak lanjut dalam aplikasinya.
“Diharapkan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dapat terwadahi dengan baik
dan terus menyesuaikan dengan perkembangan internasional,†ujarnya.
Terkait masih adanya keraguan atas kemampuan SDM dalam hal pengoperasian reaktor nuklir ataupun pengawasannya, Kepala BAPETEN berkomentar, kemampuan SDM yang dimiliki BATAN mampu dan baik dalam mengoprasikan reaktor nuklirnya. “Ini telah dibuktikan dari hasil inspeksi yang dilakukan BAPETEN maupun para inspektur dari IAEA,†katanya.
Terkait masih adanya keraguan atas kemampuan SDM dalam hal pengoperasian reaktor nuklir ataupun pengawasannya, Kepala BAPETEN berkomentar, kemampuan SDM yang dimiliki BATAN mampu dan baik dalam mengoprasikan reaktor nuklirnya. “Ini telah dibuktikan dari hasil inspeksi yang dilakukan BAPETEN maupun para inspektur dari IAEA,†katanya.
Dalam
kesempatan tersebut Kepala BAPETEN juga memberikan apresiasi kepada seluruh
pegawai BAPETEN yang telah bekerja dengan baik sehingga seluruh pemanfaatan tenaga
nuklir di tanah air benar-benar dapat memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan
seifguard. Hal yang terpenting, sambungnya, adanya kepercayaan baik di tingkat
regional maupun global terhadap kemampuan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir
di Indonesia yang telah dilakukan oleh BAPETEN.
“Dalam komunitas nuklir, keselamatan nuklir merupakan perhatian bersama, maka koordinasi untuk saling meningkatkan keselamatan nuklir menjadi prioritas utama,†imbuhnya. Pada seminar tersebut juga diselenggarakan sidang poster, pameran dan presentasi tentang keselamatan nuklir dengan mengundang sejumlah pengguna, kalangan akademisi dan pakar seperti Masaharu Sakagami dari JNES terkait gempa bumi yang sempat mengguncang reaktor nuklir Kashiwazaki Kariwa beberapa waktu lalu.
“Dalam komunitas nuklir, keselamatan nuklir merupakan perhatian bersama, maka koordinasi untuk saling meningkatkan keselamatan nuklir menjadi prioritas utama,†imbuhnya. Pada seminar tersebut juga diselenggarakan sidang poster, pameran dan presentasi tentang keselamatan nuklir dengan mengundang sejumlah pengguna, kalangan akademisi dan pakar seperti Masaharu Sakagami dari JNES terkait gempa bumi yang sempat mengguncang reaktor nuklir Kashiwazaki Kariwa beberapa waktu lalu.
Sumber : Humas