Presiden RI Joko Widodo melepas satelit ekuatorial pertama Indonesia, LAPAN A2, pada Kamis 3 September 2015 di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jalan Cagak Satelit Km. 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit untuk pemantauan kemaritiman Indonesia tersebut, nantinya akan segera diberangkatkan ke India dengan pesawat kargo dan diluncurkan orbitnya dengan roket India.
Acara diawali dengan kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Pusat Teknologi satelit LAPAN yang didampingi oleh Menteri Ristekdikti M Nasir, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Manusia Rizal Ramli, , Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BIN Sutiyoso, Kepala LAPAN Prof Dr Thomas Djamaluddin, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
Sebelum melepas Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutannya bahwa “sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh LAPAN. Penelitian yang konkret seperti inilah yang dibutuhkan.”
Mengawali acara Kepala LAPAN melaporkan bahwa “LAPAN-A2 merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia yang sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa LAPAN. “ Penguasaan teknologi satelit mikro ini merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pembangunan satelit LAPAN-A1/ LAPANTUBSAT, hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer, namun masa operasionalnya telah berakhir pada 2013.”
Satelit ini akan diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan bumi. Satelit berboot 78 kilogram tersebut membawa misi pemantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, komunikasi radio amatir.
Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Dengan orbit ekuatorial, LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari.
Untuk melakukan pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sember daya kelautan Indonesia, akan menggunakan Spaceborne Receiver Automatic Identification System. Cakupan area pengamatan dapat mecapai ribuan kilometer. Sementara itu, misi komunikasi amati pada LAPAN-A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingann nasional.
Dengan sistem satelit pemantauan maritim Indonesia berbasis pengambilan citra dan identifikasi automatis yang disiapkan LAPAN, maka satelit LAPAN-A2 akan mendukung program dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Satelit ini juga diharapakan bisa mendukung keamanan nasionaldemi menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dan meningkatkan kemandirian masional sesuai dengan Nawacita pertamanya yaitu untuk memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
Dukungan Presiden RI Joko Widodo ini diharapkan akan menjadi langkah awal menuju kemandirian bangsa, khususnya dalam bidang teknologi antariksa. Apalagi, saat ini teknologi antariksa sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan bangsa yang modern.
Acara pelepasan itu dihadiri oleh Kepala BAPETEN Prof. Jazi Eko Istiyanto, Kepala BATAN, Kepala LIPI dan stakeholder terkait dan sejumlah media cetak dan elektronik.[BHO/SP]