Dalam rangka regulator bisa bertukar informasi dan pengalaman terkait nuklir tentang praktik terbaik, meningkatkan kerja sama dan mengembangkan kapasitas pada ketiga aspek, yaitu keselamatan, keamanan, dan perlindungan nuklir di kawasan Asean. Tahun ini, Brunei Darussalam selaku Ketua ASEANTOM tahun 2021, menyelenggarakan "The 8th Annual Meeting of ASEAN Network of Regulatory Bodies on Atomic Energy (ASEANTOM)".
Pertemuan diawali dengan sambutan dari Director of Legal and Compliance Division, Ministry of Energy at the Ministry of Energy, Brunei Darussalam, Mohammad Nizam Bin Haji Ismi. Dalam sambutannya menyampaikan “Penggunaan iptek nuklir untuk tujuan damai sangat penting bagi kemajuan negara di kawasan ASEAN. Pemanfaatan teknologi dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan pasokan energi, mengobati penyakit tidak menular seperti kanker, merespon untuk masalah ketahanan pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan banyak lagi. Namun, penerapan teknologi untuk memaksimalkan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan, sosial, ekonomi suatu negara dapat menjadi tantangan."
“Pengawasan penggunaannya untuk keselamatan manusia dan lingkungan bukanlah tugas kecil. Hal tersebut, menjadi alasan utama pembentukan ASEANTOM yaitu untuk meningkatkan aktivitas pengawasan dalam memperkuat keselamatan, keamanan, dan seifgard nuklir di kawasan ASEAN.” Tambahnya.
Acara dibuka oleh Direktur Departemen Radiasi, The Safety, Health and Environment National Authority (SHENA), Zubaidah Binti Hj. Mahmud, selaku Chair of ASEANTOM 2021, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “terima kasih kepada negara-negara anggota ASEANTOM atas dukungannya kepada Brunei Darussalam sebagai Ketua Pertemuan Tahunan, tahun ini. Tujuan pertemuan adalah untuk membahas implementasi proyek kerja sama dengan mitra ASEANTOM, diantaranya proyek RAS9077, EC-ASEAN Regional Project (DSS), EC-ASEANTOM Regional Project (EWRMN), EU-INSC, dan beberapa proyek di bawah Divisi Keamanan Nuklir IAEA.
“Selain itu, pertemuan juga menjadi forum untuk meninjau kembali ASEANTOM Work Plan untuk periode 5 tahun (2019-2023), dan pembahasan rencana kerja sama dengan badan pengawas dan lembaga riset pemerintah India.” Terangnya.
Pertemuan yang dilakukan secara virtual, pada tanggal 5-9 Juli 2021 ini, diisi dengan pemaparan dari mitra kerja sama ASEANTOM diantaranya IAEA, EC, dan Ministry of Foreign Affair Republic of Korea (ROK) mengenai progres kegiatan di bawah proyek yang sedang berjalan, serta paparan dari seluruh peserta dari negara anggota.
Pertemuan dihadiri oleh mitra dialog dari Komisi Eropa dan Republik Korea, IAEA, ASEC dan beberapa sectoral bodies ASEAN, seperti ACE dan NEC-SSN, Serta delegasi dari negara anggota ASEAN yaitu Vietnam, Thailand, Singapore, Philippines, Myanmar, Malaysia, Lao PDR, Cambodia, Brunei Darussalam, termasuk delegasi dari Indonesia yang diketuai oleh Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Dahlia Cakrawati Sinaga dan anggota delegasi adalah Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN Zulkarnain dan Direktur Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir BAPETEN Amil Mardha.
Pada kesempatan itu, Ketua Delegasi Indonesia Dahlia Cakrawati Sinaga menyampaikan mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap aktivitas kegiatan pengawasan, refleksi terhadap implementasi kegiatan ASEANTOM yang sudah direncanakan, dan masukan terhadap output yang diharapkan.
Pada hari ke-3 dan ke-4 juga dilakukan pembahasan mengenai draf MoU ASEAN-US, proposal kerja sama ASEAN-India, concept note of TWG, dan draf ASEAN Protocol for Preparedness and Response to a Nuclear or Radiological Emergency, serta pembahasan terkait permohonan Negara Timor Leste, untuk dilibatkan dalam kegiatan ASEANTOM yang bersifat capacity building, namun tidak dalam kegiatan yang bersifat pengambilan kebijakan/keputusan (non-policy meetings).
Pertemuan ini, bermakna penting dan strategis untuk Indonesia, khususnya BAPETEN, untuk menentukan dan mengambil peran di level regional dalam rangka mendorong kerja sama di dalam komunitas ASEAN di bidang pengawasan tenaga nuklir untuk menjamin keselamatan dan keamanan bersama. [BHKK/Deni/SP].
Komentar (0)