(Yogyakarta,BAPETEN)
Hal tersebut disampaikan Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto saat menutup acara Lokakarya Regional INSSPs di Yogyakarta pada Kamis (21/08) siang. Kepala BAPETEN
didampingi Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Suharyanta, Direktur
Perijinan Instalasi dan Bahan Nuklir Reno Alamsyah, dan dari IAEA Mr. Fei Liu
dan Ms. Heba Negm.
Lebih lanjut Kepala BAPETEN menyampaikan bahwa sikap mudah berpuas diri dan terlalu percaya dengan keamanan bahan radioaktif merupakan sikap yang dapat menyebabkan kesalahan besar. Karena kemungkinan terjadi ancaman terorisme nuklir dan radiologi kecil, namun konsekuensi yang ditimbulkan sangat
tinggi. Oleh karena itu sikap tetap waspada harus tetap diupayakan bersama untuk mengantisipasi tindak kejahatan terhadap bahan radioaktif nuklir.
Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan keamanan nuklir dan memberikan kontribusi pada penguatan kerja sama regional untuk keamanan nuklir. Indonesia telah meratifikasi atau melibatkan semua konvensi yang berhubungan dengan keamanan nuklir, seperti Konvensi Perlindungan Fisik Material Nuklir (The Convention on the Physical Protection of Nuclear Material, CPPNM) dan perubahan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Tindakan Terorisme Nuklir (The International Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism, ICSANT). Indonesia telah menyetujui pelaksanaan Kode Etik pada Keselamatan
dan Keamanan Sumber Radioaktif dan bimbingan tambahan terhadap impor dan ekspor sumber radioaktif.
Selain itu, Indonesia telah menyampaikan Legislasi Nasional Implementasi Kit sebagai tuan rumah KTT Keamanan Nuklir di 2014. Tujuan dari implementasi kit ini adalah membantu negara-negara mengembangkan undang-undang nasional yang komprehensif sesuai budaya dan proses hukum internal masing-masing negara. Oleh karena itu, Indonesia akan membantu dengan menyediakan informasi lebih lanjut pelaksanaan kit ini jika peserta
membutuhkan.
Lokakarya Regional ini membahas bagaimana mengidentifikasi dan mengkonsolidasikan kebutuhan keamanan nuklir menjadi dokumen yang
terintegrasi, yang kemudian disebut Rencana Dukungan Keamanan Nuklir Terpadu (Integrated Nuclear Security Support Plans, INSSPs). Pemerintah Indonesia telah memperoleh manfaat yang sangat besar dalam
mengembangkan dokumen INSSP ini, seperti mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan nuklir secara efektif dan berkelanjutan melalui bantuan IAEA atau lembaga donor lainnya.
Secara khusus, pendekatan ini menguntungkan karena telah disahkan berdirinya The Indonesia Center of Excellence of Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CoNSEP). I-CoNSEP akan mencakup pengembangan kapasitas dan dukungan kegiatan untuk keamanan nuklir.
"Dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih yang tulus kepada IAEA dan negara-negara donor lainnya untuk dukungan dan bantuan untuk I-CoNSEP. Dalam hal ini, INSSP akan memfasilitasi pelaksanaan yang efektif dari program I-CoNSEP. Saya percaya bahwa semua peserta dari negara-negara anggota Asia dalam workshop ini sekarang menyadari manfaat tersebut dan mampu mengembangkan dokumen INSSP mereka sendiri berdasarkan kebutuhan dansituasi merekaā€¯, kata Kepala BAPETEN.
Lebih lanjut Kepala BAPETEN mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Mr. Fei Liu yang telah mengatur lokakarya
regional ini dan juga menghargai Ms. Heba Negm yang telah berbagi keahlian kepada peserta dalam mengembangkan INSSP.
Sumber : Humas