Mempertimbangkan perkembangan situasi keamanan belakangan ini, khususnya keamanan nuklir, Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) melakukan Bimbingan Teknis Front Line Officer (FLO) di Ambon pada Rabu dan Kamis (28 – 29/11/2018). Adapun tujuan dari Bimbingan Teknis ini adalah untuk meningkatkan awareness/kesadaran personil di pintu masuk akan pentingnya menjaga keamanan pintu masuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya keamanan nuklir terkait dengan adanya potensi penyelundupan bahan nuklir dan/atau zat radioaktif maupun barang mengandung radioaktif.
Selain itu, bimbingan teknis ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya petugas FLO memiliki pengetahuan terkait radiasi, seperti pengenalan radiasi, proteksi radiasi serta tindakan yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan bahan radioaktif.
Di sisi lain, adanya kehilangan beberapa sumber radioaktif di dunia, khususnya yang terjadi baru-baru ini di Malaysia pada 10 Agustus 2018, penting kiranya bagi petugas FLO untuk meningkatkan kewaspadaan akan adanya potensi penyelundupan barang-barang tersebut masuk ke wilayah Indonesia melalui batas laut NKRI. Ambon sebagai salah satu lokasi dimana wilayahnya merupakan kepulauan dan lautnya berbatasan langsung dengan samudera dan wilayah Filipina yang banyak terdapat separatis, maka perlu upaya peningkatan kapabilitas personil FLO di wilayah ini.
Bimbingan teknis (bimtek) ini dibuka oleh Direktur KKN, Dedik Eko Sumargo yang didampingi oleh Kepala Subdirektorat Keteknikan Zulkarnain. Dalam sambutan pembukaan, Dedik mengucapkan terima kasih atas komitmen para instansi terkait memenuhi undangan Bimbingan Teknis ini, mengingat komitmen dari semua stakeholder sangat penting dalam penerapan program keamanan nuklir. BAPETEN tidak akan dapat bekerja sendiri tanpa adanya kerjasama dari semua stakeholder. Selain itu, Dedik juga mengatakan alasan mengenai mengapa Indonesia harus membangun Sistem Keamanan Nuklir Nasional (SKNN), hal ini dikarenakan adanya komitmen Pemerintah Indonesia pada Nuclear Security Summit (NSS).
Isu keamanan nuklir masih belum populer, namun sejak adanya tragedi WTC isu ini menjadi perhatian dunia mengingat adanya upaya dari para teroris menggunakan radioaktif dalam aksinya. Ancaman keamanan nuklir itu nyata, termasuk mengenai terorisme di Indonesia yang sudah mulai mengarah untuk menggunakan radioaktif dalam penyerangannya. Hal ini terbukti dengan adanya penangkapan teroris oleh Kepolisian di daerah Bandung. “Untuk menerapkan program keamanan nuklir ini perlu adanya dukungan SDM yang memadai, sehingga kapabilitas SDM juga perlu ditingkatkan”, demikian Dedik menjelaskan.
Bimtek diikuti oleh dua puluh orang personil dari Kantor Zona Maritim Timur BAKAMLA Ambon, Pangkalan Kapal Patroli BAKAMLA Ambon, SPKKL BAKAMLA Ambon, Kantor Wilayah DJBC Maluku dan Maluku Utara, KPPBC Tipe Madya Pabean C Ambon, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ambon serta Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Ambon. Materi pelatihan mencakup Keamanan Nuklir Indonesia: Tantangan Terkini dan Masa Depan, Program Keamanan Nuklir di Pintu Masuk, Proteksi Radiasi dan Efek Radiasi, Pengenalan Peralatan Deteksi Radiasi, Prosedur MEST dan Prosedur Kedaruratan Radiologi. Selain pemberian materi dari personil BAPETEN, dalam rangka sharing informasi, pengalaman dan tugas dari masing-masing stakeholder, Bimbingan Teknis ini juga menampilkan nara sumber dari BAKAMLA Jakarta, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Pusat Jakarta serta Kantor Kesehatan Pelabuhan Ambon.
Bimtek ini juga melakukan praktikum penggunaan handheld monitor dengan menggunakan prinsip proteksi, teknik deteksi dan identifikasi nuklida. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, peserta dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama pelatihan ini pada saat bertugas di lapangan sehingga upaya pencegahan penyelundupan bahan nuklir dan/atau zat radioaktif maupun barang mengandung radioaktif melalui laut/pelabuhan dapat berjalan lebih efektif.
Pelatihan ditutup dengan dialog serta penyerahan sertifikat pelatihan kepada perwakilan dari masing-masing instansi peserta pelatihan oleh Direktur KKN. Dimana dalam sambutan penutupannya Dedik mengucapkan terima kasih atas peran aktif, komitmen, kerja sama dan kesungguhan dari semua peserta pelatihan, selain itu Dedik juga mengatakan bahwa apa yang telah didapatkan selama mengikuti pelatihan ini agar dapat diinformasikan maupun disebarkan kepada atasan maupun rekan kerja di instansi masing-masing dalam rangka diseminasi pengetahuan mengenai keamanan nuklir guna mendukung pelaksanaan kemanan nuklir nasional.[dkkn/zk/bho/tds]
Komentar (0)