Penanganan Kedaruratan pada Kejadian Bencana di Kawasan Nuklir Yogyakarta
Kembali 11 September 2016 | Berita BAPETEN
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki berbagai ancaman bencana baik yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam menuntut adanya ketangguhan menghadapi bencana. Masyarakat menjalani kehidupan bersama risiko yang ada atau “Living with Risk” sehingga seluruh komponen harus berupaya meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan setiap saat yang menurut beberapa pendapat masih sporadis, parsial dan belum terencana dengan baik. Hal ini menjadi tugas bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagan yang dilaksanakan dengan bertahap/sistemik, bertingkat/berjenjang dan berkelanjutan sesuai siklus kesiapsiagaan.
Di daerah ini terdapat Kawasan Nuklir Yogyakarta yang didalamnya terdapat instalasi nuklir BATAN yang meskipun telah dirancang, dibangun, dan dioperasikan tunduk pada persyaratan keselamatan dan keamanan yang diatur oleh peraturan dan standar keselamatan baik nasional maupun internasional, namun tidak mungkin menihilkan resiko kecelakaan yang membutuhkan penanganan tindakan penangggulangan lepas kawasan yang dlakukan oleh berbagai pihak terkait.
Memahami pentingnya upaya pengurangan risiko bencana untuk mengantisipasi ancaman bencana akibat kegagalan teknologi yang dihadapi oleh DIY, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memandang perlu untuk menyelenggarakan rangkaian kegiatan latihan untuk memperkuat ketangguhan dalam kedaruratan khususnya yang diakibatkan karena kegagalan teknologi membutuhkan penanganan yang spesifik dan khusus.
Menyadari adanya potensi dan risiko bencana tersebut, BATAN telah menyusun Rencana Kontinjensi Ancaman Bencana Kegagalan Teknologi Nuklir Di Kawasan Nuklir Yogyakarta untuk memberikan perlindungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan reaktor. Kegiatan Gladi Bencana Akibat Kegagalan Teknologi DIY tahun 2016 ini merupakan salah satu implementasi dari program Penanggulangan Korban Bencana yang di BPBD DIY. Kegiatan Latihan dan Gladi Penanggulangan Bencana terdiri dari beberapa kegiatan latihan, yaitu Table Top Exercise (TTX), Command Post Exercise (CPX/Gladi Posko), Field Training Exercise (FTX/Gladi Lapang), termasuk After Action Review (AAR).
Kegiatan TTE telah diselenggarakan pada Rabu (31/08) melibatkan 150 personil, dan hasil dari kegiatan tersebut digunakan sebagai masukan untuk menyusun materi kegiatan latihan CPX yang bertujuan melatih kemampuan dan keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan pada suatu unit/satuan tugasnya, dalam operasi tanggap darurat bencana.
Sedangkan puncak acara dilaksanakan pada Sabtu (10/09) yaitu FTX (Gladi Lapang) yang dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam dan dihadiri oleh Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto. Acara ini melibatkan 500 personil petugas yang terdiri antara lain dari : BPBD Sleman dan SKPD Kab Sleman yang mengacu kepada Peraturan/pedoman terkait, Kodim, Polres, Tokoh Masyarakat, LSM, BATAN Yogyakarta, Korem 072, Polda (Sabhara, Brimob, Gegana, Dokkes), BMKG, Lanal, Lanud Adisucipto, LSM, Lembaga Usaha (Mall Sahid), Media, perhotelan (Hotel Sahid), Perguruan Tinggi (UPN, Atmajaya), BATAN/BAPETEN, BNPB, Kementerian/Lembaga terkait.
FTX/Gladi Lapang ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perorangan maupun unit/satuan tugas dalam menerapkan dan mengaplikasikan prosedur taktis dan teknis tanggap darurat bencana sesuai dengan masukan hasil dari TTX yang telah dicoba di CPX/Gladi Posko. Dengan adanya rangkaian kegiatan di atas diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, mengatasi kesenjangan kerjasama dan memperkuat keterpaduan operasi (interoperability) antar pemangku kepentingan guna membangun ketangguhan DIY dalam menghadapi bencana kegagalan teknologi. [Humas/TDS]
