Pelaporan Insiden Keselamatan Daur Bahan Bakar Nuklir, Instalasi Pengolahan Limbah Nuklir BRIN
Kembali 08 September 2022 | Berita BAPETENPelaporan insiden keselamatan adalah bentuk nyata penerapan budaya keselamatan di instalasi nuklir. Dengan belajar dari insiden keselamatan, maka semua pihak dapat mencegah terjadinya hal yang serupa terjadi di masa mendatang. Hal tersebut, terungkap dalam kunjungan kerja Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN, dalam rangka kegiatan kajian terkait Pelaporan Insiden Keselamatan Daur Bahan Bakar Nuklir (Fuel Incident Notification and Analysis System (FINAS)), ke Instalasi Pengolahan Limbah Nuklir BRIN. Instalasi Pengolahan Limbah Nuklir terdiri atas Instalasi Pengelolaan Limbah Radioaktif (IPLR) dan Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3).
Kunjungan kerja yang dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 6–7 September 2022, di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan ini, dipimpin langsung oleh Kepala P2STPIBN BAPETEN Yudi Pramono, dan diterima oleh perwakilan dari Instalasi Pengolahan Limbah Nuklir BRIN yang diwakili Koordinator Keselamatan, Moch. Romli.
Pada hari pertama, diadakan diskusi dan pembahasan terkait penyampaian data FINAS tentang pembelajaran (lessons learned) dari insiden di Instalasi Pengolahan Limbah Nuklir. Dilanjutkan pemaparan oleh Tim P2STPIBN tentang sistem basis data kejadian FINAS nasional berbasis web, atau selanjutnya disebut sebagai Sistem Pelaporan Insiden Instalasi Nuklir (SPIN).
Pada kesempatan ini, Tim P2STPIBN juga menyampaikan kajian rekomendasi keselamatan terkait fabrikasi elemen bakar sesuai dengan standar International Atomic Energy Agency (IAEA). Dalam diskusi tersebut, disepakati bahwa insiden keselamatan akan sulit diambil pelajarannya apabila semua pihak hanya mencari siapa yang salah (shaming and blaming culture). Oleh karena itu, peserta diskusi sepakat bahwa perlu ada keterbukaan dan pelaporan atas setiap insiden keselamatan, yang mana akan memperkuat budaya keselamatan di instalasi nuklir.
Pada hari kedua, diadakan pemaparan dan diskusi terkait analisis bahan dan bangunan menggunakan X-ray Flurescence (XRF) portabel. Selain itu, ditunjukkan cara penggunaan alat XRF portabel. Dan dilanjutkan dengan pengujian beberapa sampel material, untuk mengetahui kandungan elemen/unsur dalam material yang diuji.
Beberapa material yang diuji di antaranya adalah outer dan inner dari kelongsong target iradiasi. Tim Kajian juga melakukan pengujian kandungan elemen pada material yang ada di dalam instalasi KH-IPSB3. Dalam hal ini, pengujian dilakukan pada rak bahan bakar bekas dan tangki transfer resin. Rak bahan bakar bekas pada KH-IPSB3 terbuat dari baja nirkarat (stainless Steel) SS Tipe 304 dan 316, dan aluminium, sedangkan tanki transfer resin dibuat dari material SS-304.
Diketahui bahwa penggunaan alat XRF portabel ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kandungan dan komposisi elemen/unsur dalam suatu material secara akurat. Hal tersebut membantu identifikasi kemurnian dari material, maupun mengantisipasi kualitas dan keaslian bahan yang dipasok sehingga dapat dilakukan tindakan korektif untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan. [P2STPIBN/Riyadi/BHKK/SP]
Komentar (0)