Banner BAPETEN
National Workshop Cybersecurity in Nuclear Facilities
Kembali 21 Agustus 2024 | Berita BAPETEN

Permasalahan terkini yang terjadi di Indonesia, terkait peretasan pusat data nasional yang mempengaruhi sebagian besar aspek tata kelola dan sistem bisnis telah menarik perhatian semua pihak dalam menyadari pentingnya regulasi yang kuat dan berkelanjutan untuk keamanan siber. Begitupun halnya regulasi keamanan komputer sangat penting untuk pengoperasian fasilitas nuklir saat ini, untuk itu, BAPETEN bekerjasama dengan National Nuclear Security Administration-United States Department of Energy (NNSA-US DoE) mengadakan “Lokakarya Nasional Keamanan Siber di Fasilitas Nuklir”, di Jakarta, pada tanggal 21-22 Agustus 2024.

Acara diawali laporan Ketua Panitia Lilis Susanti Setianingsih yang melaporkan bahwa “Workshop akan diadakan 2 hari Rabu dan Kamis. Pada kesempatan ini mengundang 2 orang ahli dari labotarium NNSA-US DoE. Workshop akan diikuti oleh 17 peserta, dari BAPETEN, BSSN, BRIN dan Kominfo.”

“Keamanan siber menjadi bagian penting untuk memperkuat keamanan nuklir. Kita sudah mengalami serangan sistem data dasar (database) nuklir beberapa minggu yang lalu. Dan itu sebuah bencana bagi kami semua. Kenyataan ini menunjukkan adanya ancaman dalam sosial yang harus kita jaga pada setiap kemungkinan, untuk memiliki keamanan siber meskipun faktanya fasilitas nuklir tidak terhubung langsung dengan siber. Serangan siber bisa secara langsung bisa terjadi dalam fasilitas sebagaimana sudah pernah ada dalam simulasi di IAEA. Dalam simulasi yang telah dilakukan merupakan gabungan serangan siber dan seranga fisik. Ini adalah momen besar untuk memulai perancangan peraturan keamanan siber untuk fasilitas nuklir“ lapornya.

imgkontenimgkonten

Workshop dilanjutkan sambutan oleh perwakilan dari Pacific Northwest National Laboratory United States Department of Energy (PNNL-US DoE) Drew Christensen yang menyampaikan “Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan BAPETEN untuk berbagi pengetahuan dalam beberapa hari ini dan ke depannya. BAPETEN merupakan badan pengawas yang dipercaya oleh Indonesia, saya akan berbagi pengetahuan dan keahlian serta bergabung dalam rangka untuk memecahkan masalah program keamanan siber untuk industri di Indonesia.”

“Keamanan siber adalah keamanan yang terus selalu diperbaharui sebagai penyimpanan data nuklir milik negara, sebagaimana Kementerian Energi di Amerika sangat fokus pada fasilitas tentang keamanan siber dan penelitian yang kita kerjakan bersama. Seperti yang sekarang kita ketahui bahwa penyerangan di bidang siber untuk terjadinya 0 (nol) kesalahan nuklir. Kami fikir itu adalah program yang sangat penting. Kami senang berada di sini. Kami senang bisa ikut berpartisipasi” jelasnya.

Sambutan secara singkat ditambahkan oleh perwakilan dari Idaho National Laboratory - United States Department of Energy (INL-US DoE) Bob Anderson yang menyampaikan “walaupun kami tidak secara formal di sini, kami mencoba terbuka apabila ada pertanyaan.”

imgkontenimgkonten

Acara dibuka oleh Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “Penyelenggaraan acara ini menunjukkan komitmen utama kami, untuk memperkuat keamanan nuklir dan bahan radioaktif lainnya. Oleh karena itu, kami dapat meyakinkan publik bahwa kita telah memenuhi keamanan nuklir nasional secara memadai. Tujuannya yaitu untuk melindungi manusia, properti, masyarakat, dan lingkungan dari konsekuensi berbahaya dari peristiwa keamanan nuklir.”

“Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan rezim keamanan nuklir, dan telah meratifikasi atau menyetujui konvensi terkait keamanan nuklir dan mendukung penggunaan nuklir untuk tujuan damai. Aplikasi sebagai salah satu otoritas yang bertanggung jawab, BAPETEN juga berkomitmen untuk berkontribusi memperkuat koordinasi nasional untuk keamanan nuklir” tegasnya.

“Akhir-akhir ini Indonesia menghadapi serangan siber yang mengakibatkan pusat data nasional diretas yang mempengaruhi sebagian besar aspek tata kelola dan sistem bisnis. Hal ini juga telah menarik perhatian besar dari semua organisasi terkait. Dari kasus ini, kami menyadari pentingnya peraturan yang kuat dan bertahan lama untuk keamanan siber. Masalah seperti itu mungkin merupakan pertanda pentingnya memperkuat regulasi yang kaku. Ini adalah bukti nyata bahwa ancaman dunia maya memang ada dan kita membutuhkannya untuk menyediakan peraturan keamanan siber yang memadai untuk industri nuklir” jelasnya.

Acara selama 2 hari ini, antara lain akan mempelajari tentang Cybersecurity in Daily Life for Supporting the First Nuclear Power Plant in Indonesia, Cybersecurity Informed Engineering for Safety and Security in Nuclear Industry for Supporting the First Nuclear Power Plant in Indonesia, Draft of Indonesia Cybersecurity for Nuclear Facilities Regulation, dan Tailoring Cybersecurity in Nuclear Industry Regulation for Indonesia.

Diharapkan lokarya ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik dalam menyusun regulasi keamanan siber. Lokakarya antara lain akan memberikan gambaran umum persyaratan regulasi keamanan siber, memberikan gambaran umum kebutuhan keamanan siber khusus dalam regulasi industri nuklir, memberikan panduan tentang pengendalian regulasi dengan fokus pada penerapan pendekatan bertahap, dan memberikan panduan tentang keamanan siber di fasilitas nuklir dan radioaktif. [BHKK/SP]

imgkonten


Komentar (0)


BAPETEN Link

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

International Links