Latihan Uji Coba Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Nuklir Nasional 2024, di KST BJ Habibie, Serpong, Tangerang Selatan
KembaliUntuk menilai kemampuan dan keterampilan personil dalam menanggulangi kecelakaan nuklir/radiologi, menyempurnakan prosedur yang ada, dan memberikan umpan balik untuk perbaikan yang mendasar terhadap sistem yang tersedia saat ini, perlu dilakukan latihan penanggulangan kedaruratan secara rutin. Dengan demikian, diharapkan ketika terjadi kecelakaan nuklir/radiologi maka dampak terhadap keselamatan masyarakat dan lingkungan dapat diminimalisir.
Skenario Latihan Gladi Lapang Penanggulangan Kedaruratan Nuklir kali ini, disimulasikan terjadi gempa bumi berkekuatan 0,168 g dengan kedalaman 10 Km yang terjadi di Selat Sunda. Gempa ini mempengaruhi KST B.J. Habibie yang terletak di Setu Tangerang Selatan, Banten, dengan guncangan yang cukup besar.
Gempa mengakibatkan sambungan pada pipa primer Reaktor GA Siwabessy mengalami kebocoran, sehingga air pendingin primer di kolam reaktor berkurang yang menyebabkan terjadinya lepasan zat radioaktif ke lingkungan. Di samping itu, gempa juga mengakibatkan tumpahan radionuklida Mo-99 di Instalasi Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (ITRR), yang menyebabkan 1 personil peneliti terkontaminasi. Gempa juga menyebabkan kenaikan laju paparan di atas kolam Kanal Hubung-Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3).
Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) dan tim tanggap darurat berkumpul di ruang krisis untuk berkoordinasi penanggulangan, Direktur mengaktifkan tim tanggap darurat nuklir fasilitas dan mendeklarasikan terjadinya kedaruratan nuklir serta menekan tanda sirine kedaruratan nuklir fasilitas RSG-GAS. Tim juga segera melaporkan keadaan darurat kepada Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DK2N) BAPETEN.
Pada saat sedang berkoordinasi, Direktur DPFK mendapat informasi dari Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DK2N) BAPETEN Zulkarnain, bahwa sistem RDMS BAPETEN yang terpasang di sebelah barat gedung reaktor RSG-GAS terpantau mengalami kenaikan > 5 µ Sv/jam selama lebih dari 10 menit.
Insiden tersebut segera diatasi oleh masing-masing instalasi sesuai SOP, dengan menyelamatkan korban, evakuasi personil, mitigasi kedaruratan, koordinasi kedaruratan dan deklarasi kedaruratan nuklir. Dalam koordinasinya Direktur DPFK Brin melaporkan ke Kepala BPBD Tangsel, bahwa kondisi Laju dosis 100 µSv/jam. Kepala BPBD Tangsel langsung memimpin penanggulangan dengan mengaktifkan organisasi tanggap darurat Provinsi.
Setelah Tim Proling mengukur kembali daerah UPZ (4 penjuru angin), Tim proling melaporkan hasil pengukurannya di daerah UPZ (4 penjuru angin) dengan hasil pengukuran sudah mendekati background, Kepala BPBD mendeklarasikan penanggulangan kedaruratan telah berakhir dan Direktur DPFK Brin menekan sirine kedaruratan dapat ditanggulangi.
Dalam Konferensi Pers Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DK2N) BAPETEN Zulkarnain, menyampaikan “Terkait dengan latihan uji coba kesiapsiagaan dan penanggulangan nuklir di KST BJ Habibie, sesuai amanah UU, BAPETEN harus menjamin keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan. BAPETEN memiliki peran sebagai Satuan Tanggap darurat dan juga badan pengawas/evaluator yang mengevaluasi apakah SOP yang dimiliki sudah mampu terap, termasuk memastikan sarana penanggulangan dapat melakukan penanggulangan nuklir.”
Direktur DK2N dalam konferensi pers dengan media Humas BRIN, didampingi oleh Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sutiyono, Penelaah Teknis Kebijakan BPBD Tangerang Selatan Andaru Cahyo Kuntoro, perwakilan BNPB Tommy Harianto, dan Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) BRIN Mohammad Subekti.
Latihan yang dilaksanakan pada tanggal 25 September 2024 ini, melibatkan 86 peserta dari Brin, BMKG, BNPB, BAPETEN, BPBD Banten dan Pemerintah Daerah Tangerang Selatan.
Usai latihan kedaruratan berakhir, acara dilanjutkan dengan evaluasi yang disampaikan masing-masing instansi, untuk melihat sejauh mana SOP terkait penanggulangan kedaruratan nuklir dilaksanakan oleh personil penanggulangan, dan untuk mendapatkan umpan balik maupun rekomendasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan sistem kesiapsiagaan nuklir yang telah disusun.
Acara ditutup oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DK2N) Zulkarnain yang menyampaikan “Saya mengucapkan kepada terima kasih kepada semua Instansi yang ikut terlibat. Dari beberapa masukan, ada masukan yang bagus yaitu dari BNPB Pak Tommy terkait sebaiknya ada sirine khusus terkait kedaruratan nuklir dan harus juga disosialisasikan agar dipahami oleh semua”.
“Diharapkan laporan tertulis dari masing-masing bisa segera selesai, agar dapat dibahas untuk menjadi acuan ke depan. Dalam latihan ini bukan utk mencari-cari kesalahan tetapi untuk diperbaiki, apakah SOP kita memadai, peralatan kita mencukupi, termasuk bagaimana berkomunikasi karena ini merupakan tanggungjawab kita bersama, sebagai Aparatur Negara kita wajib melindungi masyarakat”. Tegasnya. [BHKK/AQ/DA/GP/CD/SP]Unduh dokumentasi Latihan Gladi Lapang Penanggulangan Kedaruratan Nuklir klik di sini
Komentar (0)