Banner BAPETEN
Focus Group Discussion (FGD) dalam Rangkaian Proses Penetapan Nilai Indonesian Diagnostic Reference Level (I-DRL) Tahun 2021
Kembali 23 April 2021 | Berita BAPETEN

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Ke-1, Jumat (23/04). FGD ini dilaksanakan dalam rangka proses penetapan Indonesian Diagnostic Reference Level (I-DRL) pada 25 Mei 2021 yang akan datang. Acara ini mengundang perwakilan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), PDSRKI, PERSI, AFISMI, KARS, PARI, PTKMR - BATAN, Poltekkes Jakarta, Poltekkes Semarang, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Komite Keselamatan Pasien serta beberapa perwakilan rumah sakit seperti RSUPN Cipto Mangunkusumo, RS Kanker Dharmais, dan RSUP Hasan Sadikin.


imgkonten

FGD dibuka oleh Kepala P2STPFRZR yang diwakili oleh Koordinator Pengkajian Kesehatan Rusmanto. Rusmanto menyampaikan bahwa Indonesia diharapkan memiliki tingkat panduan diagnostik sendiri sesuai sumber daya yang dimilikinya dan yang juga sesuai rekomendasi IAEA GSR Part 3 Tahun 2014, amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007 dan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Perbapeten) No. 4 Tahun 2020.

imgkonten

Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Dahlia C. Sinaga, dalam arahannya mengatakan bahwa penetapan tingkat panduan tahun ini berfokus pada pemeriksaan dengan modalitas Radiografi Umum dan CT Scan. Dahlia juga menjelaskan bahwa tingkat panduan diagnostik ini nantinya bisa digunakan praktisi medik sebagai bahan pertimbangan untuk menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin dengan tetap menjaga citra radiografi yang seoptimal mungkin.

imgkonten

Dalam FGD ini, disampaikan presentasi sebagai bahan FGD Ke-1 oleh Rusmanto. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanggapan oleh seluruh peserta. Sesi diskusi berlangsung seru dan hangat. Hal ini terbukti dengan banyaknya masukan yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan. Semua masukan ini menjadi bahan pertimbangan yang berharga bagi tim I-DRL dalam menyiapkan tindak lanjut untuk FGD tahap 2 dan pembaruan pengolahan data yang ada, sebelum nantinya ditetapkan menjadi nilai tingkat panduan diagnostik nasional (I-DRL).

Acara yang dihadiri oleh 32 peserta ini ditutup oleh Kepala P2STPFRZR yang menyampaikan harapannya agar tingkat panduan dignostik yang ditetapkan nanti mudah digunakan dan bisa menjadi data informatif bagi praktisi medik yang menggunakannya. FGD ini merupakan FGD pertama dan nantinya masih akan dilaksanakan beberapa FGD dalam rangka proses penetapan I-DRL. Masukan dan tanggapan dari FGD Ke-1 ini akan digunakan untuk tindak lanjut pada FGD selanjutnya. [P2STPFRZR/Hermansyah/BHKK/IP]

imgkonten imgkonten

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK