Focus Group Discussion Dekomisioning Fasilitas Industri dan Penelitian
Kembali 24 September 2024 | Berita BAPETENSehubungan kegiatan Rekomendasi Kebijakan Pemetaan Limbah Radioaktif dari Dekomisioning Fasilitas Industri dan Penelitian, BAPETEN melalui Pusat Pengkajian Sistem Dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) melaksanakan Focus Group Disscussion (FGD) Dekomisioning Fasilitas Industri dan Penelitian pada hari Selasa, 24 September 2024 di Bandung, dengan mengundang peserta dari BRIN dan BAPETEN. Kegiatan FGD ini mendiskusikan fasilitas penelitian BRIN yang telah, diwacanakan, atau memiliki potensi untuk dilakukan dekomisioning. FGD ini bertujuan untuk membantu fasilitas tersebut menyiapan program dekomisioning, sekaligus memetakan potensi limbah radioaktif yang timbul dari kegiatan dekomisioning.
Acara FGD dibuka oleh kepala P2STPFRZR, Taruniyati Handayani. Dalam sambutannya Runi menyampaikan bahwa FGD ini merupakan urun rembug lanjutan pembicaraan pengelolaan limbah radioaktif, khususnya terkait dengan dekomisioning. Runi juga menyampaikan tentang tantangan pengelolaan LRA dan pentingnya inventarisasi limbah radioaktif dari dekomisioning.
Selanjutnya, disampaikan pengantar dari Ketua Pelaksana Kegiatan FGD, Evin Yuliati. Disampaikan bahwa IAEA telah menerbitkan panduan untuk kegiatan dekomisioning fasilitas medik, industri, dan penelitian melalui GSR part 6, SSG-47, dan SSG-49 pada 2014, 2018, dan 2019. Dokumen tersebut perlu menjadi acuan revisi peraturan BAPETEN terkait dekomisioning yang telah terbit lebih lama. Ketua pelaksana juga menerangkan mengenai isi dokumen tersebut terutama terkait penyusunan program dekomisioning. Selain itu, dipaparkan pula rencana kegiatan FGD dan hasil yang diharapkan.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi presentasi diisi narasumber dari BRIN dan BAPETEN. Presentasi pertama disampaikan dari Afida Ikawati dari KST Tamansari, BRIN Bandung. Afida menyampaikan potensi limbah dari dekomisioning fasilitas radiasi di KST Tamansari, Bandung, yaitu Laboratorium Sintesis Senyawa Bertanda I dan II. Presentasi dilanjutkan oleh Wawan Susanto dari DP2FRZR-BAPETEN. Wawan menjelaskan proses penyusunan Naskah Urgensi (NU) revisi SK Kepala Bapeten 07P/2002 tentang Pedoman Dekomisioning Fasilitas Medik, Industi, Penilitian, serta Instalasi Nuklir Non-Reaktor. SK tersebut sudah berumur 22 tahun, sehingga perlu disesuaikan dengan acuan internasional terkini, dan perkembangan iptek di bidang medik, industri, dan penelitian.
Presentasi ketiga disampaikan oleh Mahrus Salam dari fasilitas KSE A. Baiquni, DPFK Triga Kartini, BRIN Yogyakarta. Pada presentasi ini disampaikan mengenai pengalaman dekomisioning laboratorium, pengelolaan limbah selama proses, hingga pengiriman limbah ke IPLR. Dari pengalaman tersebut diperoleh kesimpulan bahwa limbah dari kegiatan dekomisioning perlu mendapat perhatian serius, bukan hanya kerena potensi risiko keselamatan radiasi saja, tetapi juga menyangkut penanganan limbah yang dihasilkan yang ternyata cukup besar. Presentasi terakhir disampaikan oleh Anggoro Septilarso dari P2STPIBN-BAPETEN, mengenai proses dekomisioning fasilitas nuklir, hingga penggunaan formulir untuk pemetaan ruangan dan komponen, hingga identifikasi dan karakterisasi limbah yang dihasilkan. Formulir tersebut digunakan pada sesi diskusi kelompok.
Acara ditutup dengan sesi diskusi kelompok yang dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu kelompok yang membahas dekomisioning fasilitas PLUTHO, PCP (Pilot Conversion Plant), dan Siklotron ITRR. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan mendapat tanggapan dari peserta lain. Diskusi berjalan dengan efektif menghasilkan rencana dekomisioning ketiga fasilitas dan perkiraan limbah radioatif yang dihasilkan.
FGD ditutup oleh Kepala P2STPFRZR dengan harapan bahwa BAPETEN yang memiliki peran sebagai otoritas, expert, dan masyarakat dapat melaksanakan secara seimbang, dimana FGD ini merupakan salah satu perwujudan dari peran BAPETEN tersebut. Kepala P2STPFRZR juga menyampaikan apresiasi atas peran aktif peserta diskusi sehingga tujuan FGD tercapai, dan berharap hasil FGD ini digunakan sebagai pijakan untuk kegiatan selanjutnya. [P2STPFEZR/Daeng/BHKK/OR]
Komentar (0)