Diseminasi Iptek Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Manado
Kembali 30 November 2018 | Berita BAPETENProgram strategis BAPETEN antara lain adalah sosialisasi kelembagaan dan pengawasan tenaga nuklir. Tujuan sosialisasi menyampaikan informasi tentang kelembagaan BAPETEN agar terjadi hubungan yang akomodatif serta pentingnya keberadaan lembaga pengawas tenaga nuklir demi keamanan masyarakat. Dengan demikian akan terbentuk kesadaran, serta persepsi masyarakat tentang energi nuklir secara tepat dan benar.
Kegiatan sosialisasi ini telah dan akan dilaksanakan di provinsi seluruh Indonesia dengan mempertimbangkan pemilihan berdasarkan kriteria wilayah dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, Sosialisasi dengan tema ”Diseminasi Iptek Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia” ini terlaksana atas koordinasi dan kerja sama yang baik antara BAPETEN dengan DPR-RI. Kegiatan sosialisasi memperoleh respons positif dari masyarakat.
Acara diawali oleh sambutan Wakil Rektor Universitas Katolik De La Salle, Dr. Jozef Raco, M.Sc.yang menyampaikan bahwa ”Acara ini akan memperkaya pengetahuan kita. Negara-negara maju sudah menggunakan energi nuklir, dan 15 persen dari elektrik dunia menggunakan tenaga nuklir. Tenaga nuklir lebih efisien dari lainnya. Bahkan kapal selam juga sudah menggunakan energi nuklir begitu juga kapal induk ini semua untuk menghemat energi. Nuklir juga digunakan di bidang kedokteran dan untuk makanan. Energi ini sangat potensial hanya ada stigma negatif saat ini."
Acara dibuka oleh Anggota Komisi VII DPR RI Bara Krishna Hasibuan yang menyampaikan bahwa Mitra Komisi VII DPR antara lain BAPETEN. Soal nuklir ini ada yang strategik dan penting untuk masa depan. Nuklir sudah digunakan setiap hari untuk kehidupan. Saat ini, dianggap bahaya tetapi sebenarnya bisa dikelola dan bisa bermanfaat. Konotasi orang masih bahaya, padahal penggunaan nuklir tidak hanya untuk perang, bahkan PLTN masih dianggap bahaya juga. Untuk itu, BAPETEN akan presentasi bagaimana jika kita menggunakan nuklir. Rancangan umum dalam energi sebenarnya nuklir sudah masuk hanya belum menjadi prioritas. Nanti akan dijelaskan penggunaan dan pengawasan dibeberapa bidang lain seperti kesehatan."
"Kalau penggunaan nuklir tidak dikontrol khawatir digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Semoga penggunaan teknologi nuklir dapat diaplikasikan di Indonesia ke depan. Semoga penjelasan nanti dapat diperhatikan agar bermanfaat untuk mahasiswa di sini." Tambahnya.
Pada waktu yang samaKepala Subdirektorat Pengaturan Proteksi Radiasi dan Keselamatan Lingkungan Aris Sanyoto, SKM, SP.1 yang menyampaikan presentasi tentang Pengawasan Pemanfaatan Tenaga oleh BAPETEN dalam melaksanakan tugasnya. Antara lain tentangtugas pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, melalui Peraturan, Perizinan, dan Inspeksi. Pelaksanaan pengawasan melalui peraturan telah dilakukan dengan membuat sejumlah peraturan.
Pada kesempatan itu juga disampaikan"radiasi nuklir ada 2, ada yang alam ada yang buatan. Radiasi alam yang menjadi gas itu menjadi radon, yang bahaya jika kita menghirup ini dan menempel di paru-paru.”
Acara yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal30 November 2018, dihadiri oleh 133 orang peserta yang merupakan Mahasiswa Universitas Katolik De La Salle, Manado, Sulawesi Utara. Diakhir Presentasi dilakukan diskusi dan tanya jawab serta ramah tamah guna mempererat kerja sama di bidang pengetahuan ketenaganukliran.[bho/sp].