BAPETEN Terima Kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Austria
KembaliKepala BAPETEN, Jazi Eko Istiyanto menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Austria Dr. Darmansjah Djumala hari ini, Kamis (19/10/2017). Dubes Djumala yang baru saja menerima mandat dari Preseiden Jokowi pada tanggal 4 Juli tahun 2017 ini, juga merangkap sebagai Duta Besar untuk Republik Slovenia dan sebagai Wakil Tetap RI untuk PBB dan organisasi internasional lainnya di Wina (IAEA, UNIDO, CTBTO dan OPEC Fund).
Jazi didampingi lengkap oleh jajaran Eselon I BAPETEN, yaitu Deputi Bidang Perijinan dan Inspeksi; Khoirul Huda, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir; Yus Rusdian Akhmad, serta Sekretaris Utama BAPETEN; Hendriyanto Hadi Tjahyono, serta bebarapa pejabat Eselon II dan yang terkait lainnya.
Tujuan kunjungan Dubes Djumala adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam terkait tugas pokok dan fungsi BAPETEN sebagai lembaga pengawas tenaga nuklir di Indonesia, sebagai kelanjutan kunjungan sebelumnya Dubes ke BATAN Bandung dan BATAN Serpong.
Sebelum kunjungan ke fasilitas I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness) BAPETEN Jazi mempresentasikan terkait tugas pokok dan fungsi BAPETEN, struktrur organisasi, personalia serta stakeholder BAPETEN. “Untuk pengawasan masuknya bahan radioaktif melalui jalur laut, BAPETEN sudah memasang Radiation Portal Monitor (RPM) di 6 pelabuhan di wilayah Indonesia, dan ini masih sangat kurang, karena gerbang masuk melalui pelabuhan laut di Indenesia jumlahnya sekitar 60-an” ujar Jazi menerangkan.
“Tetapi pemasangan di Istana negara untuk melindungi Presiden dari penyusupan bahan radioaktif, sudah dilakukan. Sebanyak 1 buah RPM sudah dipasang di Istana Negara, selanutnya akan menyusul di istana Bogor dan di Bali” kata Jazi menambahkan.
Terkait layanan perijinan, BAPETEN melakukannya dengan berbasis web (on line) sehingga akan memudahkan pelayanan perizinan. Biaya-biaya juga bisa dikurangi, memudahkan bagi Inspektur untuk menyiapkan pelaksanaan inspeksi dan menyusun laporan hasil inspeksi. “Namun kedepannya diharapkan tubuh nuklir yang lebih dahsyat. Nuklir tidak sekedar menjadi cost center tetapi menjadi profit center”, tutur Jazi menambahkan.
Sementara itu Dubes Djamala menyampaikan bahwa SDM Indonesia pada dasarnya sudah mampu dan dapat menguasai teknologi PLTN, dan tinggal menunggu waktu untuk pendiriannya. “Namun nampaknya dari berbagai informasi yang saya terima, rencana menuklirkan Indonesia terganjal pada faktor leadership, atau belum adanya political will dari pemerintah untuk memutuskan pendirian PLTN”, kata Djamala menjelaskan.
Walaupun demikian, lanjut Dubes Djamala, meski belum adanya kepastian terkait pendirian PLTN, tetap tidak henti-hentinya dikembangkan teknologi nuklir di bidang lainnya. Hal ini membuat kagum negara-negara lain, termasuk kekaguman dari Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA), Yukiya Amano, yang mengatakan bahwa “pengembangan teknologi nuklit di Indonesia cukup agresif, salah satunya adalah penggunaan teknologi irradiasi pangan yang dikembangkan oleh BATAN agar makanan lebih awet, tetapi tidak berbahaya untuk dikonsumsi”.
Untuk selanjutnya ditekankan oleh Dubes, bahwa tugas untuk membumikan nuklir menjadi tugas BATAN dan BAPETEN sehingga IAEA tidak hanya mengurus persoalan nuklir Iran dan Korea Utara saja, tetapi bisa membantu pengembangan pemanfaatan tenaga nuklir yang lebih bermanfaat.
Memasuki inti kunjungan, rombongan Dubes Djamala diantar Oleh Kepala BAPETEN beserta segenap Pejabat Eselon I BAPETEN serta Kepala BHO untuk melihat fasilitas pengawasan tenga nuklir yang dimiliki BAPETEN termasuk diantaranya diterangkan tentang mekanisme kerja I-CONSEP. Pada sesi ini, staf Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) yang dipimpin Plh. Direktur DKKN, Zulkarnaen sudah menyiapkan dengan segala sesuatunya dan mengatar Dubes Djamala ke setiap ruangan dan fasilitas yang dimiliki oleh DKKN.
Dari kunjungan ini nampaknya Dubes sangat puas dan sudah bisa mengerti terkait tugas pokok dan fungsi BAPETEN, termasuk tantangan yang kini dihadapi oleh BAPETEN (bho/bsb)