BAPETEN Kembali Gelar Diseminasi Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Magelang
Kembali 06 Agustus 2022 | Berita BAPETENYang pertama kali terbayang oleh masyarakat tentang nuklir adalah bom, perang, radiasi dan hal-hal lainnya yang sangat membahayakan dan mengerikan. Hal ini tidaklah mengherankan karena sejarah kelam dunia mencatat, tanggal 6 Agustus 1945 saat pecah perang dunai ke-2, bom atom telah meluluhlantahkan kota Hiroshima Jepang dan telah menelan korban jiwa yang sangat banyak dan menimbulkan kerusakan fisik yang sangat dahsyat. Cerita itulah yang terus terbayang oleh masyarakat, bahwa nuklir memang sangat berbahaya dan mengerikan.
Padahal sejatinya nuklir banyak juga manfaatnya yang bisa digunakankan untuk kesejahteraan umat manusia. seperti untuk kesehatan, pertanian, pangan, industri dan penelitian. Namun demikian disamping manfaatnya yang besar tersebut, nuklir juga menimbulkan risiko bahaya radiasi yang membahayakan, karena itu perlu pengawasan yang sangat ketat.
Guna memberikan pencerahan kepada masyarakat umum terkait nuklir, manfaat dan bahayanya serta bagaimana peran Bapeten dalam pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, pada Sabtu 6 Agustus 2022, Bapeten menggelar kegiatan diseminasi pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di kota Mageleng Jawa tengah. Untuk suksesnya acara diseminasi ini, Bapeten bekerja sama dengan Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding.
Hadir dalam diseminasi ini, Tim dari Bapeten yang dipimpin oleh Koordinator Kelompok Fungsi Komunikasi Publik, Biro Hukum Kerja Sama dan Komunikasi Publik Abdul Qohhar. Sementara Abdul Kadir Karding didampingi oleh tokoh masyarakat Magelang yakni Syukur Al Hadi, Anggota DPRD Kabupaten Magelang dan beberapa tokoh lainnya. Peserta yang hadir sebanyak 100 orang, berasal dari perwakilan berbagai kecamatan di kabupaten Magelang. Mereka adalah perwakilan dari alim ulama dan tokoh masyarakat, Fatayat NU, organisasi pemuda, ibu-ibu PKK serta Karang Taruna.
Dalam sambutannya Syukur mengatakan bahwa diseminasi itu tingkatan lebih tinggi dari sekedar sosialisasi, karena bila kegiatan tersebut diseminasi maka sesudahnya harus ada penyikapan yang jelas terkait materi yang disosialisasikan.
“Karena itu pada kesempatan ini kami butuh informasi yang jelas terkait nuklir, agar penyikapan yang kami lakukan untuk masyarakat Magelang yang mayoritasnya adalah petani, buruh, bisa lebih konkrit lagi dan nuklir ini bisa dirasakan manfaatnnya langsung oleh masyarakat Megelang” katanya
“Namun demikian kami tetap mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, pasti ada manfaat yang besar buat kita semua. Paling tidak kegiatan ini akan mampu membangkitkan geliat ekonomi masyarakat Borobudur, yang sebelumnya sangat sepi, akibat covid-19” sambungnya.
Koordinator Kelompok Fungsi Komunikasi Publik Abdul Qohhar memberikan presentasi kepada peserta terkait "Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia". Diuraikan oleh Qohhar pemanfaatan teknologi nuklir dalam berbagai bidang, yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, penelitian dan industri. Untuk bidang kesehatan, yang paling umum dan dikenal luas adalah Rontgen yang menggunakan teknologi nuklir, lalu nuklir juga digunakan untuk pengobatan kanker.
Teknologi nuklir yang digunakan dalam industri antara lain untuk mengukur kepadatan tembakau dalam rokok. “ Ini untuk para ahli hisab (para perokok) perlu tahu juga bahwa rokok yang dihisab tersebut memanfaatkan teknologi nuklir” jelas Qohhar.
Kemudian juga digunakan untuk mengukur ketebalan kertas, sehingga setiap kertas HVS bisa sama ketebalannya, juga menggunakan teknologi nuklir. Teknologi nuklir juga digunakan untuk pengawetan makanan.
“Contohnya adalah rendang, biasanya rendang Cuma tahan 3 atau 4 hari, pengawetan dengan teknologi nuklir dapat mengawetkan sampai 1 tahun tanpa basi dan masih layak dikonsumsi, dan saya adalah orang yang sudah merasakan rendang tersebut, Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa pada diri saya setelah makan rendang tersebut” ujarnya.
Di bidang pertanian, teknologi nuklir nuklir digunakan untuk pemuliaan tanaman dan meciptakan bibit unggul. Saat ini ada sekitar 20 jenis bibit unggul padi dengan menggunakan teknologi nuklir, hasilnya adalah tanaman padi tersebut menjadi tahan hama, kemudian juga fisik tanamannya lebih tinggi dari tanaman padi pada umumnya. Dan terakhir penggunaan teknologi nuklir untuk penelitian, negara kita sudah mempunyai 3 buah reaktor yang terdapat di Kota Bandung, Yogyakarta dan Serpong.
“Dari penjelasan saya tadi, jelaslah bahwa teknologi nuklir banyak manfaatnya, tetapi di balik manfaatnya yang besar tersebut tersimpan potensi bahaya yang besar pula. Untuk mengurangi risko-risiko yang mungkin timbul, harus ada satu badan yang mengawasi bahaya dalam pemanfaatan tersebut agar nuklir hanya digunakan untuk tujuan damai dan jangan sampai membahayakan orang ataupun lingkungan, Karenanya negara hadir melalui BAPETEN untuk melakukan pengawasan tenaga nuklir, melalui 3 pilar tupoksi BAPETEN yaitu pengaturan, perizinan dan inspeksi” terangnya.
Kehadiran Bapeten ke Magelang selain untuk memberikan informasi bagaimana nuklir digunakan dan diawasi, juga untuk meminta bantuan masyarakat untuk sama-sama melakukan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir, karena Bapeten cuma ada 1 saja di Jakarta, sementara obyek pengawasan Bapeten dari Sabang sampai Merauke.
"Kami mengharapkan bantuan bapak dan ibu anggota masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan pengawasan. Caranya bagaimana..?, jadi, bila Bapak dan Ibu masuk ke klinik radiasi, silakan untuk menanyakan: apakah sudah punya izin atau tidak dari Bapeten, bila sudah ada bisa lanjutkan, tetapi bila belum ada, cari tempat lain. Karena kalau belum punya izin tidak bisa dijamin keselamatannya. Misalnya kita ingin Rontgen dada, tapi yang terkena malah kepala, tentu saja ini membahayakan pasien" harap Qohhar mengakhiri paparannya.
Terakhir, giliran Anggota Komisi VII DPR RI, Abdul Kadir Karding yang menyampaikan sambutan. “Saya bersyukur bisa hadir dan membersamai BAPETEN beserta Bapak dan Ibu semua untuk hadir dalam diseminasi ini. BAPETEN adalah salah mitra Komisi VII DPR di Pemerintahan, kerena itu saya hadir di sini” tukasnya
Abdul Kadir bercerita tentang masa lalunya. “Dulu saya anti nuklir, saya adalah demonstran yang paling menentang dibangunnya PLTN . Namun sesuai berjalannya waktu, saya mempelajari lebih lanjut tentang nuklir, ternyata nuklir banyak manfaatnya. Dan sayapun kini mendukung sepenuhnya pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, termasuk bila PLTN dibangun di negara kita” terangnya
Nuklir sebagai salah satu energi terbarukan, saat ini menjadi salah satu alternatif solusi di tengah mahalnya energi lainnya yaitu batu bara dan minyak. Setiap tahun negara mensubsidi sekitar 240 triliun akibat penggunaan minyak dan batu bara. "Karena itu kita tidak perlu lagi takut dengan nuklir. Sekarang ini di negara-negar besar, nuklir sudah menjadi energi utama dalam mengelola bangsanya, karena nuklir sebenarnya memang aman dan murah" tuturnya.
Ditambahkan oleh Karding, demikian Ia akrab disapa. BAPETEN hadir ke sini untuk menjelaskan kepada kita bagaimana pemanfaatan tenaga nuklir yang aman dan selamat. "Selama ini kita semua sama-sama gak terlalu "ngeh" terkait pemanfaatan tenaga nuklir ternyata sudah banyak di sekitar kita. Supaya kita tidak asing dengan istilah nuklir, karena itu kita ikuti sosialisasi dari Bapeten ini" tambahnya.
Abdul Kadir berterima kasih kepada BAPETEN atas terselenggaranya sosialisasi di Magelang kali ini. “ Sosialisasi seperti ini sangat baik dan kita berterima kasih kepada Bapeten, mohon daonya agar Bapeten ini bisa menjadi lebih baik lagi dan juga agar nuklir bisa jadi sahabat masyarakat" harap Karding mengakhiri sambutannya. (BHKK/Bams /RA)
Komentar (0)