BAPETEN Gelar Uji Fungsi Dan Sosialisasi Implementasi Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] Istana Kepresidenan Yogyakarta
KembaliDalam rangka pengamanan VVIP sebagai upaya deteksi dini untuk mengantisipasi ancaman dari aksi terorisme dengan penggunaan bahan radioaktif dan transboundary release adanya potensi terdampak uji coba senjata nuklir atau kecelakaan reaktor nuklir yang berasal dari negara lain terhadap obyek vital nasional seperti Istana Kepresidenan, BAPETEN melalui Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) melaksanakan Uji Fungsi Detektor Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] yang dilanjutkan dengan Sosialisasi tentang Implementasi I-RDMS di Yogyakarta 24 dan 26 September 2019.
Pelaksanaan Uji Fungsi Detektor I-RDMS (24/9) yang berlokasi di Istana Kepresidenan Yogyakarta merupakan uji tingkat ketelitian / keakurasian menggunakan aplikasi yang tertanam pada detektor monitor radiasi I-RDMS yang ditujukan untuk memastikan efektivitas peralatan monitoring radiasi lingkungan yang terpasang serta mengukur dan menilai derajat penyimpangan dari kinerja detektor sebagai dasar dalam penilaian kelayakannya.
Selain itu, pada pelaksanaan uji fungsi dilakukan pula pengamatan visual dan pengamatan fisik terhadap kelengkapan jumlah, bentuk, dimensi ukuran, jenis bahan dari perangkat terpasang detektor I-RDMS sesuai dokumen kontrak yang dilanjutkan dengan pemasangan nomor Inventarisasi Barang Milik Negara (BMN), plakat BAPETEN dan penadatanganan penempatan detektor I-RDMS dengan pihak Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam, kegiatan uji fungsi detektor I-RDMS dilanjutkan dengan Sosialisasi tentang Implementasi Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] yang diselenggarakan di Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta (26/9) dengan mengundang perwakilan dari beberapa instansi terkait diantaranya Pusat Sains dan Teknologi Akselerator-BATAN, BPBD Kota dan Provinsi Yogyakarta, Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Satuan Brimob Detasemen Gegana Polda Yogyakarta, PAM Istana Kepresidenan Yogyakarta, dan Komando Distrik Militer 0734 Pemerintah Kota Yogyakarta.
Acara Sosialisasi Implementasi I-RDMS dibuka oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Dedik Eko Sumargo. Dedik dalam pembukaannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional dalam rangka membangun Sistem Kesiapsiagaan dan Keamanan Nuklir Nasional (SKKNN) dimana salah satu implementasi terbaru dari kegiatan ini yaitu di Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai obyek vital nasional telah dipasang detektor radiasi dalam konteks bagian dari sistem I-RDMS.
I-RDMS sebagai salah satu unsur infrastruktur Sistem Kesiapsiagaan dan Keamanan Nuklir Nasional (SKKNN) yang memiliki kemampuan melakukan fungsi pemantauan dan pengawasan radioaktivitas lingkungan dalam kondisi normal untuk seluruh wilayah NKRI dan juga berfungsi sebagai sistem deteksi dini kedaruratan nuklir nasional (N-EWS) dalam kondisi kedarurataan dengan basis data terpusat di DKKN-BAPETEN.
Perlu digarisbawahi bahwa keberhasilan dari program ini tidak dapat hanya dilaksanakan oleh BAPETEN, tapi mulai level pusat sampai daerah BAPETEN sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari institusi, lembaga dan kementerian terkait. Kegiatan hari ini merupakan momen sharing informasi mengenai implementasi dari program I-RDMS dalam membangun Sistem Kesiapsiagaan dan Keamanan Nuklir Nasional yang diselenggarakan melalui penyampaian paparan tentang Penguatan Sistem Kesiapsiagaan dan Keamanan Nuklir Nasional (SKKNN) dan Kebijakan Program Nasional Sistem Peringatan Dini Kedaruratan Nuklir, Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] sebagai Nuclear-Early Warning System [NEWS]. Selain itu sebagai pengenalan aplikasi teknologi nuklir disampaikan pula paparan tentang Pengawasan dan Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan Implementasi Teknis Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] oleh instruktur BAPETEN.
Program Indonesia-Radiation Data Monitoring System [I-RDMS] yang diperkenalkan pada peserta sosialisasi adalah salah satu bagian dari Nuclear-Early Warning System [N-EWS] yang mencakup wilayah seluruh NKRI, serta salah satu bentuk implementasi dari keikutsertaan Indonesia dalam Convention on Early Notification of a Nuclear Accident dan Convention on Assistance on the Case of a Nuclear or Radiological Emergency.Hal ini pun terkait dengan pemasangan stasiun I-RDMS di Istana Kepresidenan yang termasuk dalam katagori obyek vital nasional.
Sebagai obyek vital nasional yang dilindungi seperti Istana Kepresidenan memerlukan respon cepat yang diawali dari deteksi awal serangan dengan bahan radioaktif. Oleh karena itu, I-RDMS diharapkan mampu memberi peringatan dini kepada pihak pengamanan Istana Kepresidenan terhadap ancaman tersebut. Kemudian, salah satu faktor radionuclide fallout jatuh ke wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti arah dan kecepatan angin, sehingga perlu adanya integrasi data dari BMKG dengan data I-RDMS untuk pengembangan Nuclear-Early Warning System [N-EWS]. Ke depannya, kerja sama yang baik antara BAPETEN dengan pihak Istana Kepresidenan, BMKG dan stakeholder terkait lainnya dapat berjalan guna mendukung program I-RDMS serta N-EWS.
Acara ditutup oleh Kasubdit. Kesiapsiagaan Nuklir Toto Heryanto, Toto dalam penutupannya menyampaikan bahwa pertemuan kita pada hari ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang implementasi salah satu infrastruktur dari program kegiatan yang dilakukan oleh BAPETEN dalam lingkup Nasional yaitu pengembangan I-RDMS menjadi suatu program yang dapat bermanfaat untuk keselamatan dan juga keamanan wilayah NKRI terkait dengan radioaktivitas lingkungan, harapan kedepan agar koordinasi dan kolaborasi dengan instansi dan stakeholder terkait dapat terus berkelanjutan untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam membangun Sistem Kesiapsiagaan dan Keamanan Nuklir Nasional (SKKNN) di wilayah NKRI. (dkkn/aa/bhkk/bam)