Workshop Kesiapsiagaan dan Penanganan Bahaya Radiasi POLRI Tingkat Lanjut
Kembali 29 Oktober 2019 | Berita BAPETENPilar I-CoNSEP antara lain yaitu peningkatan capacity building terhadap personil first responder. Untuk itu, BAPETEN menyelenggarakan kegiatan “Workshop Kesiapsiagaan dan Penanganan Bahaya Radiasi POLRI Tingkat Lanjut”, untuk menyusun SOP bersama Satbrimob Gegana KBR, Puslabfor dan Dokkes.
Acara dibuka oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) BAPETEN Dedik Eko Sumargo, dalam sambutan pembukaannya disampaikan “kegiatan ini merupakan program besar yang sedang dibangun, dalam kerangka menyusun dan membangun sistem kesiapsiagaan dan keamanan nuklir nasional. Pada workshop tingkat lanjut ini, diharapkan peserta bisa memberikan pendalaman kepada rekan-rekan personil di daerah seandainya terjadi kecelakaan, sabotase atau kegaitan kriminal yang melibatkan radiasi.”
Kegiatan yang diselenggarakan selama 3 hari, hari pertama penyampaian materi dari instruktur BAPETEN meliputi Ketentuan Keselamatan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, proteksi radiasi dan efek biologi, Kontaminasi dan Dekontaminasi Personil, Dosimetri dan Alat ukur radiasi, serta dasar penanggulangan kedaruratan nuklir/radiologi lanjutan.
Pada hari kedua dilanjutkan dengan pembahasan dan penyusunan draft SOP masing-masing gugus tugas untuk respon kedaruratan nuklir/radiasi. Dan hari ketiga dilanjutkan dengan latihan dan simulasi lapangan penanggulangan bahaya radiasi dengan menerapkan prinsip-prinsip proteksi radiasi: konsep jarak, waktu dan perisai.
Workshop diikuti oleh 34 personil terdiri dari 20 Personil Satbrimob Gegana KBR dari perwakilan 13 Polda, 7 Personil Labfor dan 7 personil Dokkes perwakilan dari masing-masing provinsi di Indonesia, di Semarang, 29–31 Oktober 2019.
Pada kesempatan ini, diperkenalkan juga program Indonesia-Radiation Data Monitoring System (I-RDMS). Program I-RDMS mempunyai fungsi sebagai: Sistem nasional Pengawasan Radioaktivitas Lingkungan NKRI, sistem perngatan dini (EWS) untuk kedaruratan nuklir/radiologi yang akan terintegrasikan dengan sistem (EWS) bencana nasional BNPB dan bagian jejaring data monitoring radiasi internasional IRMIS IEC, IAEA. [DKKN/MTA/BHKK/SP].
Komentar (0)