Tinjauan BAPETEN dan Expert International Atomic Energy Agency (IAEA) ke Radiation Portal Monitor (RPM) di Terminal Petikemas Semarang
KembaliDirektorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) BAPETEN bersama International Atomic Energy Agency (IAEA) melakukan tinjauan ke Terminal Petikemas Semarang dan Bea dan Cukai Tanjung Emas pada 22 Mei 2023. Tinjauan ini merupakan bagian dari kegiatan review dan evaluasi sistem deteksi keamanan nuklir di Indonesia. Kegiatan kali ini dihadiri oleh Nuclear Security Officer IAEA Mirza Mohamed dan Mohd Irwan Effendi beserta tim dari DKKN, Bagian Kerjasama - Biro Hukum, Kerjasama dan Komunikasi Publik, Inspektorat, dan Pusat Pengkajian dan Instalasi Bahan Nuklir BAPETEN.
Kunjungan pertama dilakukan ke Kantor Pelayanan Pelabuhan Tipe Madya Pabean C dan diterima langsung oleh pihak manajemen, Riefki Kurniawan. Mengawali kunjungan ini, Tim BAPETEN yang diwakili oleh Wita Kustiana mengucapkan terima kasih atas penerimaan kunjungan BAPETEN dan IAEA serta menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan ini dan berdiskusi terkait kondisi Radiation Portal Monitor (RPM) serta permasalahan di lapangan, seperti perubahan/pengembangan pelabuhan dan juga seringnya pergantian atau pemindahan staf Bea Cukai di lapangan.
Kemudian Mirza Mohamed menyampaikan bahwa perbedaan fungsi X-Ray dan Gamma Ray yang sudah ada di Pelabuhan Tanjung Emas dengan fungsi dari RPM. Indonesia sebagai salah satu negara anggota IAEA, telah menerima bantuan teknis yang diperlukan selain peralatan deteksi, juga pengembangan expertise melalui pelatihan, workshop ataupun training of trainer untuk Front Line Officer (FLO)
BAPETEN dan IAEA juga melakukan kunjungan ke lokasi RPM yang berada di Terminal Petikemas Semarang. Dalam kunjungan kali ini, BAPETEN dan IAEA melakukan uji fungsi alat RPM yang bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan deteksi, termasuk rencana untuk memelihara kemampuan deteksi dan juga mengevaluasi kinerja sistem deteksi RPM.
Koordinasi dan diskusi dilakukan dengan pihak manajemen Terminal Petikemas Semarang yang diwakili oleh R. Pujianto. Disampaikan oleh BAPETEN, bahwa penyusunan SOP dan Konsep Operasi perlu segera diselesaikan untuk memudahkan Front Line Officer dalam memahami tugas dan wewenang dalam melakukan deteksi. Mirza Mohammed juga menyampaikan BAPETEN perlu mempertimbangkan Expert Support Team yang ditempatkan on-site dengan pertimbangan expert BAPETEN hanya ada di pusat, sehingga perlu waktu jika ada kejadian keamanan nuklir. [DKKN/Dona/BHKK/Da]
Komentar (0)