Pertemuan APSN yang ke-13 ini, difokuskan kepada pembahasan dan bertukar informasi tentang penerapan safeguards di setiap negara, membahas IAEA Comprehensive Capacity-Building Initiative for SSACs and SRAs (COMPASS), dan beberapa isu lainnya terkait dengan safeguards, serta membahas mengenai rencana revisi APSN-Statement of Principles.

Pertemuan diawali dengan sambutan oleh Director General of ASNO Dr. Geoffrey Shawn, selaku Ketua Steering Committee. Dilanjutkan sambutan oleh Section Head of Safeguards Operation IAEA Craig Everton dan sambutan dari perwakilan US Department of Energy (US-DOE) Margot Mininni,

Pertemuan secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Nguyen Tuan Khai, melalui sambutan pembukaannya yang dibacakan oleh Director of International Cooperation Division Bui Thi Thuy Anh, menyampaikan tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membahas dan berbagi pengalaman dalam implementasi safeguards. Selain itu, menyampaikan terima kasih kepada BAPETEN yang telah membantu melalui information sharing mengenai teknis penyelenggaraan pertemuan yang telah dilakukan oleh Indonesia selaku penyelenggara pada pertemuan periode sebelumnya yaitu tahun 2019-2020.

Acara dihadiri oleh perwakilan dari Lao PDR, Cambodia, Singapore, USA, Malaysia, Thailand, Korea, Australia, Vietnam, Jepang, Indonesia, Philippines, Mongolia, Nepal, IAEA dan INMM.

Delegasi Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam pertemuan diwakili oleh pejabat BAPETEN, yaitu: Ketua Delegasi Dahlia Cakrawati Sinaga, Wakil Ketua Lukman Hakim, Anggota Kusbandono, Deni Rahmat Sanjaya, Andi Hermawan dan perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Hanoi, Asa Silalahi.

Pada sesi penyampaian national statement dan country updates, Ketua Delegasi Indonesia Dahlia Cakrawati Sinaga, menyampaikan “Komitmen Indonesia terhadap penggunaan bahan nuklir hanya dilakukan untuk tujuan damai, Indonesia telah bekerja sama dengan IAEA dalam mengimplementasikan CSA dan APs sehingga menjadi negara ketiga yang meraih “Integrated Safeguards”. Pada tahun 2022.”

Berdasarkan hasil inspeksi IAEA semua bahan nuklir di Indonesia telah dilaporkan dan telah sesuai penggunaannya. Indonesia terus berupaya untuk melakukan koordinasi dengan baik antara badan pengawas dengan operator melalui beberapa kegiatan seperti melakukan pertemuan, menyelenggarakan workshop, dan melakukan sosialisasi safeguards and physical protection guna memudahkan dalam proses inspeksi dan pelaporan penggunaan bahan nuklir.” Tambahnya.

“Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia yaitu dalam meningkatkan kesadaran stakeholder, terkait pengembangan kapasitas SDM untuk operator dan tantangan dalam pemenuhan penyampaian DIQ kepada IAEA untuk PLTN jenis baru.” Jelasnya.

Indonesia dalam hal ini BAPETEN, sebagai fasilitator pada sesi Working Group IV: Safeguard By Design menyampaikan capaian kegiatan yang telah dilakukan di antaranya penyusunan safeguards legislation kit dan safeguards by design. Pada sesi ini, membahas topik mengenai “Safeguards for Nuclear Power Plants during operation: introducing 3D SW for online site tour to understand ROK's nuclear facilities” yang disampaikan oleh Republic of Korea dan “Sharing Experience-Safeguards Activities for NPPs under Decommissioning” yang disampaikan oleh Jepang.

Pertemuan tahunan APSN ke-13 ini, didahului dengan kegiatan IAEA-APSN Workshop on Implementation of International Safeguards yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, pada tanggal 29-30 November 2022. Workshop terselenggara atas kerja sama APSN dengan IAEA yang bertujuan untuk membahas praktik baik mengenai implementasi safeguards.

Pada kesempatan ini, BAPETEN berpartisipasi dan memberikan pengalaman dalam melakukan kegiatan inspeksi safeguards di Indonesia yang sesuai dengan ketentuan nasional dan standar internasional. [BHKK/Deni/SP]