Teknologi tak bisa diterima begitu saja. Terlalu “welcome” atas kehadirannya dapat menyesal di belakang hari. Modernisasi menjadi penyakit “bawaan” karena memang dibawa atau terbawa dari negara maju tanpa pertimbangan. Hal terpenting yang harus kita sadari adalah jangan sampai menjadi konsumen teknologi yang pandir. Untuk itu, kali ini BAPETEN menggelar talkshow tentang pemanfaatan teknologi nuklir di berbagai bidang dan pentingnya pengawasan, budaya keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.
Pemanfaatan tenaga nuklir selalu berkaitan dengan aspek manfaat dan risiko, artinya semakin luas dan berkembang pemanfaatan tenaga nuklir seperti dalam bidang kesehatan, industri dan pertanian, pada satu sisi dapat memberikan manfaat kepada masyarakat tetapi pada sisi yang lain kemungkinan risiko dari pemanfaatan tenaga nuklir ini juga semakin besar. Untuk mengurangi terjadinya potensi risiko tersebut maka diperlukan pengawasan yang ketat dengan berbasis pada aspek safety, security, dan safeguards (3S).
Sosialisasi yang dikemas melalui talkshow kali ini melalui radio Sonora 92 FM, dialog interaktif ini disiarkan langsung di radio dan youtube: https://www.youtube.com/watch?v=jiZrctGMj4c , Kamis, 04 November 2021, pukul 09.00-10.00 WIB. Sebagai narasumber Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar TEP.
Acara yang dipandu oleh Penyiar Radio Sonora Shesa Uli menanyakan manfaat nuklir, sebab selama ini masyarakat kalau bicara nuklir arahnya ke senjata nuklir atau bom nuklir. Dijelaskan oleh Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar TEP., bahwa pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dilakukan untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan zat radioaktif dan bahan nuklir untuk tujuan damai sekaligus meminimalisir potensi resiko dan bahaya yang mungkin timbul. Dengan demikian manfaatnya menjadi lebih besar dibanding dengan mudhorotnya, misanya bisa digunakan untuk rontgen, bidang lain bisa untuk pertanian dan kesehatan.
Penyiar juga menanyakan terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dijelaskan narasumber prinsipnya BAPETEN siap untuk melakukan pengawasan tersebut. Untuk itu, BAPETEN bekerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya seperti universitas dan lainnya, tetapi BAPETEN tidak bertugas untuk promosi.
Pendengar juga bisa interaktif dan mengajukan pertanyaan langsung baik melalui telepon maupun chat melalui kanal youtube Radio Sonora. Pertanyaan melalui chat antara lain yaitu “kalau ngomongin nuklir, saya ingat film biography Marie Curie, menciptakan zat baru untuk kehidupan yang lebih baik tapi disalahgunakan. Kalau pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) itu aman gak yah? sepertinya di Jepang sudah ada, bahkan di negara yang rawan bencana seperti Indonesia pengawasan dan penanganannya seperti apa?
Antara lain dijelaskan Narasumber “BAPETEN juga akan menjamin bahwa pengoperasian PLTN tersebut aman dan selamat bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Guna menjaminnya BAPETEN akan menyiapkan regulasinya, perizinannya dan melakukan inspeksi sama halnya dengan di kedokteran tadi. Tetapi mengingat PLTN ini daya yang dihasilkan sangat besar maka aspek keselamatannya akan jauh lebih rumit. Perizinannya saja harus melalui berbagai macam tahapan seperti izin tapak yang tempatnya harus memenuhi aspek keselamatan, kemudian izin konstruksi yang harus memenuhi desainnya seperti apa, kemudian izin operasi, komisioning dan dekomisioning. Disamping itu kita juga harus menyiapkan SDM dengan beragam kompetensi yang dimiliki jika kelak Indonesia mempunyai PLTN. Jika ditanya akan kemampuan SDM, Indonesia juga dinilai mampu untuk mengoperasikan PLTN, dan tidak kalah dengan negara-negara lain.”
Lebih jauh disampaikan “saat ini juga BAPETEN menggunakan inspeksi partisipatif. Inspeksi menggunakan aplikasi B@lis sebagai aplikasi untuk pelaksanaan inspeksi dan sistem evaluasi dosis pekerja radiasi. Dalam pelaksanaan inspeksi alpikasi ini dapat berguna sebagai media pelaporan kondisi keamanan, keselamatan Fasilitas terkait keberadaan sumber radiasi pengion yang meliputi antara lain perpindahan Sumber Radiasi, Informasi terkini Sumber Radiasi, Informasi Pekerja Radiasi, dan status keselamatan dan keamanan sumber radiasi pengion.”
“Dengan aplikasi B@lis merubah pelaksanaan inspeksi, dari model inspeksi yang konvensional menjadi model inspeksi yang partisipatif, dimana keterlibatan pengguna (stakeholder) memainkan peranan penting dalam menentukan keefektifan pelaksanaan inspeksi. Hal ini, mendorong pengguna untuk mampu melakukan inspeksi secara mandiri dengan parameter dan kriteria yang sama dengan yang dilakukan oleh inspektur BAPETEN, sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkembangkan budaya keselamatan dalam rangka memastikan terpenuhinya standar keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.”
Talkshow ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan pentingnya pemahaman keberadaan BAPETEN selaku Badan Pengawas yang berperan melaksanakan peraturan, perizinan dan inspeksi pemanfaatan tenaga nuklir, termasuk kesiapan pengawasan pembangunan dan pengoperasian PLTN yang merupakan antisipasi pemenuhan kebutuhan energi di masa mendatang.
Sebagai penutup Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar TEP., menyampaikan bahwa: 1. Kita tidak mungkin lepas dari radiasi, sehingga masyarakat tidak perlu takut., 2. Nuklir dapat bermanfaat sangat besar jika dilaksanakan dengan benar., 3. BAPETEN hanya MEMILIKI 200 Inspektur, sehingga diharapkan masyarakat dapat membantu BAPETEN dalam pengawasan. Misalnya saat ingin rontgen dapat menanyakan apakah sudah mendapat izin dari BAPETEN. [BHKK/SP].
Komentar (0)