Pada hari pertama, KFPK menggelar rapat finalisasi sekaligus sosialisasi produk kajian untuk kalangan internal BAPETEN yang mengundang pimpinan dan seluruh personel unit kerja terkait yaitu Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DP2FRZR), Direktorat Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DIFRZR), Direktorat Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DPFRZR) dan Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN).

Selanjutnya pada hari kedua, dilaksanakan sosialisasi produk kajian dengan mengundang pemangku kepentingan dari Kementerian Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, perguruan tinggi/ universitas, rumah sakit dengan fasilitas radioterapi dan radiologi diagnostik, asosiasi profesi yang menaungi fisikawan medik dan radiografer, serta para pemohon justifikasi.

Kegiatan dibuka oleh Kepala P2STPFRZR Taruniyati Handayani, yang menyampaikan hasil kajian yang telah dilakukan selama kurun waktu setahun, serta upaya untuk meminta masukan atau tanggapan dari unit kerja teknis lainnya terkait kajian dan pedoman yang telah dilakukan. Setelah itu, dilanjutkan dengan arahan dari Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Haendra Subekti yang menyampaikan bahwa pengkajian harus bisa memberikan masukan kepada peraturan, perizinan dan inspeksi. “Pengkajian harus berada di depan dalam arti sebelum kebijakan pengawasan di lakukan pengkajian terlebih dahulu dilaksanakan, atau pengkajian bisa menjadi improvement dari sebuah kebijakan yang sudah ada”, pungkas Haendra.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian presentasi kegiatan yang dilaksanakan tahun 2024 yang mencakup: pemetaan dosis radiasi pasien, pedoman penerapan Tingkat Panduan Diagnostik (TPD), pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) – Si-INTAN, pedoman pelaksanaan tinjauan radiologik (radiological review) di fasilitas radioterapi, Seminar Si-INTAN (Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik), publikasi ilmiah melalui Jurnal Pengawasan Tenaga Nuklir (Jupeten), telaah dan evaluasi justifikasi pemanfaatan sumber radiasi pengion, kajian pengembangan uji kesesuaian untuk modalitas tiga dimensi, kajian pemberian Tunjangan Bahaya Radiasi (TBR) bagi pegawai BAPETEN, dan analisis kesesuaian Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2020 dengan Peraturan BAPETEN Nomor 4 tahun 2020.

Setelah sesi penyampaian presentasi selesai, dilanjutkan dengan diskusi dan tanggapan. Para peserta memberikan apresiasi yang baik terhadap acara ini dengan menganggap bahwa kegiatan kajian yang dilakukan sudah sesuai ekspektasi, informasi hasil kajian beserta aksesnya dapat diketahui dengan jelas, dan personel pengkajian cepat dan responsif dalam menanggapi isu-isu yang perlu dikaji.

Diharapkan kajian yang dilakukan semakin berkualitas, rekomendasi kebijakan yang dihasilkan semakin jelas dan konkret, meningkatnya keterlibatan pihak berkepentingan dan masyarakat dalam proses kajian, serta peningkatan pemahaman publik terhadap birokrasi penyusunan rekomendasi kebijakan. Selain itu, diharapkan pula agar publik memahami dan turut terlibat dalam siklus lengkap sebuah proses kajian atau penyusunan rekomendasi kebijakan. (P2STPFRZR/Hermansyah/BHKK/GP)

Bahan sosialisasi dapat diunduh pada tautan: https://s.id/Rafin2024