Banner BAPETEN
Rapat Koordinasi Pengembangan Pengawasan Partisipatif dan Inovasi Teknologi
Kembali 03 April 2024 | Berita BAPETEN
small_thumb_2024-04-04-134434.jpeg

Dalam rangka rencana pengembangan pengawasan partisipatif dan pemanfaatan inovasi teknologi untuk menunjang pengawasan dalam Pengembangan Sistem IT Pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN melalui Balis Infara, Untuk itu, BAPETEN mengadakan Rapat Koordinasi, di Jakarta, pada tanggal 2-3 April 2024.

Acara dibuka oleh Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN Zainal Arifin, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “Fasilitas radioterapi dan kedokteran nuklir (diagnosa dan terapi kanker) terus berkembang di seluruh provinsi, di Indonesia. Perkembangan juga diikuti oleh kegiatan produksi dan pengangkutan radiofarmaka. Untuk itu, semua pihak harus mencermati tidak hanya penggunaan saja, namun perlu memperhatikan limbah yang dihasilkan apakah sudah sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan.”

imgkontenimgkonten

“Konsep remote inspection dengan menggunakan virtual phantom yang dikirimkan secara daring dan film GAFCHROMIC dikembangkan oleh PRTKMMN-ORTN BRIN, memungkinkan pengawasan secara online sebagai salah satu cara untuk melakukan audit dosis pada fasilitas radioterapi. Rencananya pada tahun ini, akan dilakukan pada beberapa center radioterapi di wilayah DKI Jakarta dan wilayah lainnya”. Tambahnya.

“Sedangkan pengawasan pada Kedokteran Nuklir (KN) tidak hanya berkenaan dengan pasien, namun juga pada limbah cair yang dihasilkan, bagaimana limbah cair dikelola pada fasilitas KN. Untuk tindak lanjut pengawasan fasilitas tersebut, nantinya akan disusun Perjanjian Kerja Sama BAPETEN dengan BRIN terkait pelaksanaan pelatihan atau pendampingan dalam pengawasan di kedua fasilitas tersebut”. Jelasnya.

Pengembangan pengawasan partisipatif dan inovasi teknologi perlu segera dilakukan mengingat, meningkatnya jumlah fasilitas radioterapi, yang saat ini mencapai 54 center radioterapi, memerlukan sumber daya baik inspektur dan dana inspeksi. Inspeksi yang dilakukan oleh Direktorat Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DIFRZR) BAPETEN pada fasilitas radioterapi dan kedokteran nuklir mengalami kesulitan, dikarenakan tingginya antrian pasien pada fasilitas radioterapi serta sumberdaya lainnya, maka penting untuk dilakukan terobosan dalam pengawasan di kedua fasilitas beresiko tinggi tersebut.

imgkontenimgkonten

Pada kesempatan itu, BAPETEN mengundang narasumber dari Pusat Riset Teknologi Keselamatan, Metrologi dan Mutu Nuklir (PRTKMMN), Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN.

Pada hari pertama, acara diisi dengan presentasi tentang “Pengembangan Pengawasan Keselamatan Fasilitas Radioterapi di Indonesia” oleh DIFRZR BAPETEN Asep Saefulloh, presentasi tentang Dosimeteri Pasien Radioterapi oleh BRIN, Diskusi Rencana Inovasi Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif dan Partisipatif dan Validasi Data Balis.

Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan presentasi tentang “Pemantauan dan Pengawasan pada pemanfaatan Kedokteran Nuklir” oleh BRIN, presentasi tentang “Pengembangan Pengawasan Keselamatan Radiasi pada Limbah Cair KN” oleh BAPETEN dan diskusi. [DIFRZR/DwiCahyadi/BHKK/RA/SP]


Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK