Banner BAPETEN
Rapat Koordinasi Nasional Radiologi Diagnostik dan Intervensional
Kembali 11 Desember 2019 | Berita BAPETEN
small_thumb_2019-12-11-122340.jpg

Pemanfaatan pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional semakin meningkat. Berdasarkan data BAPETEN Licensing dan Inspection System (B@liS) 2.0 per November 2019, Indonesia memiliki 8.619 unit pesawat sinar-X yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk membahas mengenai peningkatan mutu layanan radiologi diagnostik dan intervensional, BAPETEN menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Radiologi Diagnostik dan Intervensional di Semarang, Jawa Tengah, dan berlangsung selama 2 (hari) pada 11 – 12 Desember 2019.

Acara diawali dengan laporan oleh Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Ishak selaku ketua panitia. Dalam laporannya, Ishak menerangkan bahwa penggunaan pesawat sinar-X telah terbukti memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kualitas diagnosa penyakit, namun penggunaannya harus dikelola dengan baik, sehingga resiko penerimaan radiasi yang dapat diterima oleh personel, pasien, masyarakat, dan lingkungan dapat diminimalisir atau dihindari.

imgkonten imgkonten

“Saat ini, Jawa Tengah memiliki 290 Rumah Sakit. Pelayanan radiasi yang melayani untuk pasien kanker hanya 4 rumah sakit, sehingga antriannya cukup banyak. Alat radiologi di Jawa Tengah yang memiliki izin aktif dari BAPETEN sebanyak 885 alat dan sebanyak 227 alat yang kadaluwarsa atau belum berizin”, terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo dalam sambutannya.

imgkonten imgkonten

Acara dilanjutkan oleh sambutan Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, sekaligus membuka acara secara resmi. Jazi menyampaikan, “Kaitan dengan program Presiden Jokowi: NAWACITA 1, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. BAPETEN mendukung sepenuhnya NAWACITA Presiden Jokowi. Bentuk dukungan ini tercantum dalam salah satu program Prioritas BAPETEN 2015-2019, yaitu program Prioritas 1 BAPETEN, penguatan jaminan perlindungan keselamatan pasien radiologi.”

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan – Kementerian Kesehatan Siswanto turut hadir mewakili Menteri Kesehatan RI. Sebagai pembicara kunci, Siswanto menyampaikan presentasi terkait kebijakan Kementerian Kesehatan RI terhadap Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam Pemanfaatan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Inetrvensional. Ia juga menyampaikan bahwa peran radiologist ke depan cukup strategis dalam diagnosis maupun terapi.

imgkonten

Implementasi budaya keselamatan radiasi secara konsisten menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui rapat ini, diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar seluruh pemangku kepentingan dalam pencapaian standar sesuai dengan peraturan perundangan dan memastikan keberlanjutan koordinasi dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan, serta mendorong terciptanya harmonisasi kebijakan dan strategi seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan keselamatan radiasi.

Acara dilanjutkan dengan presentasi dari berbagai narasumber, yaitu “Kebijakan BAPETEN dalam Meningkatkan Kualitas Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion” oleh Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN Dr. Ir. Khoirul Huda, M.Eng.; “Perkembangan Regulasi Terkait dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X” oleh Direktur Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif BAPETEN Dra. Taruniyati Handayani, M.Sc.; dan terakhir adalah presentasi “Kebijakan Kementerian Kesehatan RI dalam Pemanfaatan Pesawat Sinar-X dihubungkan dengan Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit” oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI. Dr. Tri Hesti Widiastoeti Marwotosoeko, Sp.M.

imgkonten

Rapat hari ke-2 (dua) juga akan diisi dengan presentasi. Presentasi pertama akan diisi oleh Persatuan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) tentang “Prosedur Justifikasi Penggunaan Radiasi Pengion dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik dan Intervensional”. Kedua, presentasi tentang “Peran dan Strategi PERSPEBSI dalam Menjamin Keselamatan Radiasi di Fasilitas Radiologi Intervensi” oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI). Dan yang terakhir adalah presentasi tentang “Perkembangan Teknologi Radiasi dan Fitur Peralatan Keselamatan untuk Radiologi Diagnostik dan Intervensional” oleh Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir-BATAN Dr. Ir. Mohammad Dhandhang Purwadi, MT.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta perwakilan dari 80 instansi yang terdiri dari BAPETEN, Kementerian Kesehatan RI, BATAN, Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota), Organisasi Profesi, Laboratorium Dosimetri, dan Perguruan Tinggi. [BHKK/SP/IP]

imgkonten

imgkonten


Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK