Semua perhelatan besar seperti Asian Games 2018 yang akan digelar Agustus mendatang, harus diamankan sekaligus pencegahan terhadap tindak terorisme yang melibatkan zat radioaktif. BAPETEN akan menetapkan standar internasional dengan mempertimbangkan aspek keamanan nuklir.
Hal ini disampaikan Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN Dedik Eko Sumargo, di Yogyakarta, Selasa (17/7/2018) pagi, disela koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya, terkait rencana penerapan keamanan nuklir khususnya saat pawai obor Asian Games 2018. Turut hadir Kasubdit Keteknikan, Zulkarnain, berikut sejumlah perwakilan undangan seperti TNI, Polri, Dinas Pariwisata Sleman.
Dedik menambahkan, potensi aksi terorisme nuklir dapat diantisipasi dengan koordinasi antar instansi terkait dan mengimplementasikan sistem keamanan nuklir nasional yang kuat dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat.
BAPETEN, lanjut Dedik, tidak dapat berjalan sendiri dalam melakukan pengawasan, sehingga membutuhkan dukungan semua pihak. Terkait keamanan nuklir Major Public Event (MPE) seperti Asian Games 2018, BAPETEN telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait baik ditingkat daerah, pusat, bahkan internasional dengan melibatkan Divisi Keamanan Nuklir IAEA.
Mengingat wilayah perairan Indonesia yang sangat luas, ancaman penyelundupan melalui jalur laut maupun pencurian zat radioaktif atau bahan nuklir, tidak luput dibahas dalam rakor ini sekaligus menjadi tantangan dan tugas kita bersama.
Pada hari yang sama Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN, menerjunkan tim untuk melakukan pengukuran radioaktifitas lingkungan di sejumlah titik di seputar kawasan Prambanan sebagai tempat berlangsungnya pawai obor Asian Games 2018.(bho/pd)