(Jakarta,BAPETEN)
Mengingat cuaca yang kurang bersahabat, pelaksanaan upacara bendera memperingati Hari Ibu ke-81 Tahun 2009, dilaksanakan di Ruang Auditorium BAPETEN, Selasa (22/12/09) pagi, yang diikuti oleh pejabat eselon I, II, III, IV dan segenap pegawai BAPETEN. Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Ibu tahun ini adalah “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Pembangunan Nasional.â€
Lewat sambutan tertulis
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang
disampaikan langsung oleh Pembina Upacara, Kepala BAPETEN As Natio
Lasman, disampaikan bahwa peringatan Hari Ibu ke-81 ini, merupakan
salah satu upaya untuk mengenang dan menghargai para perempuan yang
telah berpartisipasi di dalam melaksanakan Kongres Perempuan
Indonesia I pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta, kemudian
mereka ikut berjuang mencapai Indonesia merdeka dan
mempertahankannya, serta mengisi kemerdekaan ini melalui peran serta
dalam pembangunan nasional.
Sehingga terlihat jelas bahwa kaum perempuan bukan hanya pelengkap dalam memperjuangkan negeri ini, tetapi perempuan menjadi bagian utama seperti kaum laki-laki di dalam memajukan kehidupan bangsa di negeri ini dan turut berkiprah di berbagai bidang antara lain pendidikan, politik, ekonomi, hukum, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan.
Sehingga terlihat jelas bahwa kaum perempuan bukan hanya pelengkap dalam memperjuangkan negeri ini, tetapi perempuan menjadi bagian utama seperti kaum laki-laki di dalam memajukan kehidupan bangsa di negeri ini dan turut berkiprah di berbagai bidang antara lain pendidikan, politik, ekonomi, hukum, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan.
Namun, dewasa ini masih
terdapat empat bentuk proses diskriminasi terhadap perempuan seperti,
masih adanya penolakan terhadap peran perempuan di ruang publik,
rendahnya anggaran untuk menghapuskan diskriminasi dan kesenjangan
gender, masih rendahnya perhatian untuk memenuhi hak kesehatan
reproduksi dan perlindungan kerja, dan maraknya peraturan daerah yang
diskriminatif terhadap kaum perempuan yang membatasi kiprah mereka.
Oleh karena itu, sangat diperlukan perwujudan keadilan, kesetaraan gender dan masyarakat pluralis yang merupakan agenda penting pemerintah saat ini dan ke depan. Melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, diharapkan menjadi dasar guna mendukung terselenggaranya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif keadilan gender.
Dengan peringatan Hari Ibu ke-81 Tahun 2009 ini, juga diharapkan mampu menambah daya juang kita semua untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, menghapuskan tindak kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga perempuan dan laki-laki mendapat keadilan dan kesetaraan di dalam mengakses, berpartisipasi, mengawasi dan mendapatkan manfaat dari pembangunan.
Oleh karena itu, sangat diperlukan perwujudan keadilan, kesetaraan gender dan masyarakat pluralis yang merupakan agenda penting pemerintah saat ini dan ke depan. Melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, diharapkan menjadi dasar guna mendukung terselenggaranya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif keadilan gender.
Dengan peringatan Hari Ibu ke-81 Tahun 2009 ini, juga diharapkan mampu menambah daya juang kita semua untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, menghapuskan tindak kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga perempuan dan laki-laki mendapat keadilan dan kesetaraan di dalam mengakses, berpartisipasi, mengawasi dan mendapatkan manfaat dari pembangunan.
Sumber : Humas