BAPETEN bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), khususnya Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio di Kota Pontianak, melakukan pemasangan Indonesian Radiological Data Monitoring System (I-RDMS) sebagai salah satu platform untuk memonitor data radiasi di wilayah tersebut. Informasi deteksi dini dari I-RDMS ini memungkinkan pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Kementerian Lembaga (K/L) terkait untuk merespon keamanan dan keselamatan nuklir dengan lebih efektif.
Dalam proses pemasangan I-RDMS di Pontianak pada 29 Agustus 2024, diawali dengan entry meeting antara Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) BAPETEN dengan Stasiun Metereologi Kelas I Supadio dan juga perwakilan dari BMKG Pusat.
Dihadiri langsung oleh Direktur DKKN Zulkarnain, dalam pembukaan menyatakan bahwa “I-RDMS di Bandara Supadio ini merupakan pemasangan ke 39 dari seluruh Indonesia. Rinciannya adalah 6 di instalasi nuklir Serpong, 1 di reaktor Bandung, 1 di reaktor Yogyakarta, 25 di stasiun BMKG dan 6 di Istana Negara. Khusus pelaksanaan pemasangan di Istana Negara karena adanya pembelajaran dari Jepang, dimana Kantor Perdana Menteri dikirimkan drone yang berisi radioaktif”. Selanjutnya BMKG sendiri dipilih sebagai mitra karena memiliki kemampuan untuk mendeteksi mata angin yang bergerak.
Kemudian Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Erika Mardiyanti mengatakan “Intinya kami mendukung dan harapannya koordinasi akan terus berjalan. Dan jika ada kendala maka saya akan mengawal”.
Selanjutnya dalam proses pemasangan dan uji coba yang dilakukan, disaksikan langsung oleh Zulkarnain, Erika dan Juston Sinaga sebagai perwakilan dari BMKG Pusat. Proses ini dilaksanakan oleh DKKN BAPETEN dan perwakilan PT. Gamma Mitra Lestari sebagai vendor dari I-RDMS.
Sebagai informasi, pemasangan I-RDMS di Pontianak ini merupakan salah satu kontribusi dalam keamanan nasional, dengan memastikan bahwa setiap ancaman terhadap keselamatan radiasi dapat diketahui sejak dini dan direspon secara tepat waktu. Diharapkan ke depannya sistem ini dapat diintegrasikan dengan sistem peringatan dini multi-bahaya di tingkat nasional sehingga memungkinkan K/L terkait untuk berbagi informasi radiasi secara cepat dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman nuklir dan radiasi, termasuk yang bersifat lintas batas.
Dalam penutupan kegiatan ini, BAPETEN menunjukkan proses pemantauan radioaktivitas lingkungan kepada Erika, yang pada nantinya proses ini akan dapat tersambung secara langsung melalui sistem online, baik melalui laman maupun smartphone.
Erika sekali lagi menyampaikan bahwa kolaborasi harus terus dilakukan dan dikomunikasikan, karena dengan kerja sama ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat umum. (BHKK/Ra)
Komentar (0)