Pelatihan Pengenalan Radiasi dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir untuk First Responder Brimob Polda Kalimatan Timur
Kembali 03 April 2017 | Berita BAPETENDirektorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) mengadakan pelatihan Pengenalan Radiasi dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir/Radiologi untuk First Responder (FR) Brimob Polda Kalimantan Timur, 29-30 Maret 2017. Pelatihan ini adalah rangkaian kegiatan sebagai penjabaran fungsi Capacity Building dalam I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence Nuclear Security and Emergency Preparedness), yang pada tahun 2016 telah dilaksanakan di beberapa Polda yaitu di Kepri, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY Yogyakarta.
Pelatihan dibuka oleh Direktur KKN, Dedik Eko Sumargo, yang dalam arahannya menekankan tujuan pelatihan yaitu memberikan pemahaman dasar tentang radiasi dan mendiskusikan panduan praktis dalam merespon kecelakaan yang melibatkan sumber radioaktif. Pelatihan diikuti oleh 30 orang anggota Detasemen Gegana Brimob Polda Kalimantan Timur. Polda Kalimantan Timur dipilih sebagai tempat pelatihan karena pemanfaatan sumber radiasi di wilayah ini yang cukup tinggi diantaranya untuk pertambangan dan industri.
Dalam arahannya Dedik Eko juga menyampaikan tentang rencana pelaksanaan Workshop Nasional Penanganan Ancaman Kimia, Biologi, dan Radioaktif Detasemen KBR pada 25-28 April 2017 mendatang di Serpong, Banten. Workshop tersebut untuk menyatukan pemahaman anggota Gegana khususnya Detasemen KBR di lapangan dalam rangka penguatan kemampuan kesiapan dan respon personil KBR dalam menangani ancaman KBR. “Workshop ini akan membahas hal-hal penting dalam pelaksanaan respon penanganan ancaman kimia, biologi, dan radioaktif seperti yang diatur dalam Perka POLRI No. 14 Tahun 2010”, paparnya.
Pelatihan dilaksanakan melalui penyampaian materi dari tim pengajar BAPETEN yang meliputi pemanfaatan radiasi, dasar proteksi radiasi, pengenalan alat ukur radiasi dan alat pelindung diri, serta dasar penanggulangan kedaruratan radiologi. Di samping pemaparan materi, peserta melakukan praktek pada hari kedua, meliputi praktek proteksi radiasi, pengunaan alat ukur, pencarian sumber radiasi dan penanganan bom kotor.
Pelatihan ditutup oleh Waka Sat Brimob Polda Kalimantan Timur, AKBP Noor Hudaya. Pada penutupan Noor menyampaikan rasa terima kasih atas prakarsa BAPETEN dan menekankan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan respons personel Brimob dalam menghadapi ancaman yang melibatkan zat radioaktif, mengingat Kalimantan Timur termasuk daerah yang potensi ancamannya cukup tinggi. [DKKN/TH]