National Workshop on Expert Support for the Assessment of Alarms and Alerts for Nuclear and Other Radioactive Materials out of Regulatory Control (MORC)
Kembali 22 Februari 2021 | Berita BAPETENPemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia tidak hanya reaktor nuklir, tetapi juga ada pemanfaatan tenaga nuklir di bidang kesehatan maupun industri. Pengawasan harus dilakukan karena setiap teknologi memiliki resiko. Untuk meningkatkan kapabilitas keamanan nuklir nasional, BAPETEN bekerjasama dengan IAEA menyelenggarakan “National Workshop on Expert Support for the Assessment of Alarms and Alerts for Nuclear and Other Radioactive Materials out of Regulatory Control (MORC) (Lokakarya Nasional Dukungan Ahli untuk Penilaian Alarm dan Peringatan untuk Bahan Nuklir dan Radioaktif Lain di Luar Kontrol Pengawasan)”.
Acara diawali laporan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan BAPETEN Lukman Hakim yang melaporkan “Lokakarya ini bertujuan untuk mengatasi tantangan utama dalam menilai peringatan informasi dan alarm, menentukan validitas informasi, dan memberikan dasar untuk inisiasi respon yang tepat waktu, andal, dan seimbang.”
”Workshop ini merupakan kegiatan ketiga yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan tahun ini. Workshop yang akan berlangsung pada tanggal 22-26 Februari 2021 ini diadakan secara virtual dan diikuti 35 peserta dari 5 otoritas berbeda. Mereka adalah 25 orang dari BAPETEN, 3 dari Badan Keamanan Laut, 3 dari KBR Gegana Polri (Polisi untuk kasus terkait Terorisme dan Kimia-Biologi-Radioaktif), 3 dari Zona Ekonomi BP-BATAM, dan 1 dari DIrektorat Jenderal Bea Cukai.”
Acara dibuka oleh Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, dalam sambutan pembukaannya disampaikan “lokakarya ini menunjukkan komitmen utama BAPETEN untuk lebih memperkuat keamanan bahan nuklir dan bahan radioaktif lainnya. Hal ini, untuk meyakinkan masyarakat bahwa BAPETEN telah memenuhi tujuan keamanan nuklir nasional, yaitu untuk melindungi pekerja, masyarakat, dan lingkungan.”
“Dalam hal ketahanan nuklir, kondisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dengan ribuan pulau merupakan tantangan yang sangat besar. Dalam lokakarya ini, kita akan belajar sangat banyak dari para pakar keamanan nuklir dari IAEA.” Tambahnya.
“Acara ini, merupakan kesempatan yang baik untuk bertukar pengalaman dalam deteksi dan respons bahan radioaktif, semoga dapat memberikan hasil yang baik untuk peningkatan kualitas deteksi dan respon di negara kita.” Tutupnya.
Acara dilanjutkan sambutan dengan sambutan dari perwakiladari IAEA Thierry Pelletier yang menyampaikan Lokakarya ini akan menekankan pada tantangan para pemangku kepentingan dalam berbagai situasi. untuk menilai informasi alarm, menentukan validitas alarm dan memulai respon secara tepat waktu dan akurat. Semoga acara ini menghasilkan kegiatan yang memberi perbaikan signifikan. Kedepan semoga bisa bertemu secara luring meski tertunda dengan adanya pandemi cobid-19. Semoga acara ini dapat bermanfaat dan menambahkan pengetahuan dan nilai instansi peserta.”
Workshop ini akan dibimbing oleh 9 expert dari IAEA dan beberapa negara, yang bertujuan untuk memberikan gambaran informasi dan pedoman antara lain seperti Overview of Nuclear Security for MORC, Introduction to Nuclear Security Detection Architecture (NSDA), Expert Support as a Cross Cutting Element in Nuclear, Security Detection Architecture, Alarm Adjudication, Case Study Nuclear Security Event, Expert Support for Major Public Events (MPE). [BHKK/SP].
Komentar (0)