Banner BAPETEN
Mengenal Sosok Wiwit, ASN Inspiratif BAPETEN
Kembali 20 September 2021 | Berita BAPETEN
small_thumb_2021-09-20-132505.jpg

Nama lengkapnya Muhammad Sujana Prawira, tapi akrab disapa Wiwit oleh rekan kerjanya. Perawakannya tinggi besar dengan wajah yang “kasep” kata orang Sunda, dilengkapi dengan janggut di dagunya. “Sunah Rosul” katanya suatu ketika, tatkala ditanya rekan kerjanya tentang hobbynya memelihara janggut ini.

Ia lahir dan dibesarkan di Cianjur, Kabupaten di Jawa Barat yang terkenal dengan beras pulennya. Selepas menamatkan pendidikan SMA, Wiwit mengambil jurusan Hukum Internasional di Universitas Lampung tahun 2005 s/d 2009. Mulai mengabdi jadi ASN pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) tahun 2009 di Biro Hukum Kerja sama dan Komunikasi Publik.

imgkonten imgkonten

Setelah 8 tahun bekerja di BAPETEN, Wiwit mendapatkan tugas belajar di University of Bradford United Kingdom (UK) tahun 2017-2018. Dan sekembalinya di BAPETEN Wiwit ditempatkan di Kelompok Fungsi Hukum Biro Hukum Kerja sama dan Komunikasi Publik. Posisi yang sama, sebelum ia berangkat ke UK.

Kepiawaiannya mengeluarkan dalil-dalil hukum tidak diragukan lagi. Karena itu seringkali Wiwit diajak mendampingi rapat-rapat membahas masalah peraturan baik di internal Bapeten maupun di luar Bapeten. Termasuk juga diperbantukan sebagai saksi ahli dalam hal penegakkan hukum bersama kepolisian ketika ada kasus pelanggaran hukum peraturan ketenanukliran.

imgkonten imgkonten

Wiwit juga tak segan-segan menerima konsultasi hukum dari pegawai Bapeten. Baginya pintu terbuka 24 jam untuk tanya jawab dan diskusi hukum baik tatap muka, lewat telepon maupun chat. “hitung-hitung mengamalkan ilmu yang saya punya, yang cuma sedikit ini, semoga jadi amal sholeh buat saya” tuturnya merendah.

Peran Wiwit yang cukup besar adalah ketika ia berperan aktif dalam pemulangan jenazah ABK (Bahar Rahmat) pada tahun 2020, yang kebetulan warga Cianjur. Wiwit selaku perwakilan pihak keluarga berkoordinasi dan mengirimkan surat ke Dubes RI untuk Fiji Scott Carnadi untuk membantu menyandarkan kapal penangkap ikan berbendera China yang melintasi perairan wilayah Fiji karena di kapal tersebut terdapat ABK WNI yang meninggal dunia. Bahar Rahmat meninggal dunia dikarenakan sakit. Pada akhirnya almarhum Bahar bisa dimakamkan di tanah air.

imgkonten

Wiwit juga merupakan sosok muslim yang sholeh. Konsekuensi hidup sebagai seorang muslim ia jalani dengan baik, sholat tepat waktu dengan berjamaah, rutin membaca Al-Quran dan ibadah lainnya selalu ia jalankan dengan istiqomah. Kemanapun ia pergi selalu membawa mushaf Al Quran sebagai pedoman hidup seorang muslim. Ia sempatkan membaca Al Quran dimanapun dia berada, di sela-sela waktu kerja, di waktu dhuha, selesai sholat berjamaah dan pada waktu-waktu lainnya.

Sebelum masa pandemi covid-19, ketika ia dalam perjalanan dengan Commuter Line tujuan Bogor Jakarta atau sebaliknya, ia sering terlihat sibuk mengaji di dalam kereta, tatkala orang lain cendrung sibuk main HP atau tertidur lelap. Ia bertekad “saya harus menghatamkan Qur’an beberapa kali dalam satu waktu tertentu”.

imgkonten

Pria yang menjadi Agen Perubahan Bapeten mewakili unit kerjanya ini senantiasa disiplin dalam bekerja. Tidak pernah ia mendapat teguran karena kekurangan jam kerja atau melanggar aturan kepegawaian lainnya. Menurutnya, kedisiplinan itu dimulai dengan kita disiplin dalam melaksanakan sholat 5 waktu, dan dilakukan secara berjamaah di masjid.

imgkonten

Karenanya Wiwit berusaha menjalankan sholat tepat waktu kapanpun dan dimanapun, termasuk ketika rapat sedang berlangsung dan azan berkumandang tanda masuk waktu sholat, ia tak segan-segan izin meninggalkan ruang rapat untuk melakukan sholat berjamaah. Menurutnya “ Hidup ini apa sih, Cuma sekejap, cuma menunggu panggilan Allah, panggilan sholat, panggilan haji bagi yang mampu dan panggilan untuk kembali menghadap keharibaannya” kata Wiwit saat dipancing teman satu unit kerjanya.

Keilmuan yang mempuni, khususnya dalam bidang ilmu Hukum Internasional dan juga ketaatannya beribadah tidak membuat Wiwit angkuh dan jumawa. Ia menjalani pergaulan dengan rekan kerjanya biasa saja. Ia bahkan cenderung merendah dan bersahaja, salah satu sifat yang dimilikinya. Bahkan sesekali ia pergi ke kantor dengan bersepeda, “sekalian cari keringat, biar sehat” katanya

imgkonten imgkonten

Di balik kesibukan dinasnya, Wiwit tidak pernah melupakan kebersamaan dengan keluarga. Baginya keluarga adalah segalanya. Sumber inspirasi, sumber ketenangan dan anugerah terindah dari yang Maha Kuasa. Karena itu seringkali ia berjalan-jalan santai bersama keluarga di saat week end ataupun di waktu senggang lainnya.

imgkonten

Sebagai manusia biasa seperti kita, tentu saja Wiwit juga punya banyak kekurangan, tinggal tergantung bagaimana kita memperbaikinya. Seperti kata pepatah "Tak ada gading, yang tak retak". Semoga sepenggal kisah tentang Wiwit, bisa menjadi bahan inspirasi buat pegawai BAPETEN yang lain. (BHKK/Bams).

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK