Hidup adalah rangkaian waktu. Waktu demi waktu terangkai menjadi satu, diberikan kepada setiap manusia sampai batasan tertentu waktu itu berakhir, itulah yang disebut sebagai ajal. Itulah tenggat waktu yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Karena itu, setiap manusia mempunyai ajal, tenggat waktu. Ketika tenggat waktu yang diberikan telah berakhir, maka tak satupun yang bisa meminta ditangguhkan.
Itu pula yang yang terjadi pada sahabat kita Muhammad Alfian, yang telah berakhir masa pengabdiannya sebagai Hamba Allah pada Sabtu 13 Agustus 2022 pukul 14.20 WIB di RS. Dr. Sutomo Surabaya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, sesungguhnya kita ini adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita Kembali.
Almarhum wafat dalam usia 47 tahun setelah menjalani perawatan sejak 8 agustus 2022 yang lalu, dan telah dimakamkan pada Minggu 14 Agustus 2022 di Taman Pemakaman Umum Surabaya. Info yang diperoleh dari rekan sejawatnya, ada kemungkinan almarhum sakit pada lambung dan juga paru-parunya.
Saat Almarhum masih dirawat RS William Booth Surabaya, rekan kerjanya di Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) pernah mencoba untuk membesuknya, tetapi ternyata tidak diizinkan oleh pihah Ruma Sakit karena masih suasana covid. Rekan-rekannya tidak menyangka almarhum begitu cepat pergi, “padahal kemarin baru saja telepon saya, dan bilang ia terkena anemia ” ujar salah seorang teman Almarhum, Pandu Dewanto.
Almarhum salama ini bertugas di Kelompok Fungsi Pengkajin Industri dan Penelitian dan tugas terakhir almarhum adalah sebagai Tim penyusun laporan Joint Convention On The Safety Of Spent Fuel Management And On The Safety Of Radioactive Waste Management yang hasilnya telah disampaikan kemarin pada pertemuan JC_IAEA di Vienna, 27 June to 8 July 2022, Vienna, Austria.
Sungguh, kita rekan-rekan kerja di Bapeten merasa sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Yang berkesan dari almarhum adalah sifatnya yang kritis, lugas dan juga dermawan.
Selamat jalan kawan, semoga engkau senantiasa bahagia dalam pelukan kasih sayang-Nya. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu, “Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya.” aamiin ya robbal 'alamiin.
Peritiwa kematian kawan kita, sahabat kita, tetangga kita dan kerabat kita, hendaklah jadi pelajaran penting buat kita, bahwa kematian itu setiap saat bisa datang pada diri kita. Walaupun saat ini kita masih muda, sehat, kuat bahkan mungkin masih menjabat, bisa saja kematian itu datang mendadak. Kematian tidak menunggu tobatnya kita, tapi kitalah yang harus sering-sering bertobat, sambil menunggu datangnya kematian. (BHKK/Bams).
Komentar (0)