Banner BAPETEN
Kepala BAPETEN Isi Tabligh Ramadhan tentang Sains dan Agama
Kembali 08 Juni 2017 | Berita BAPETEN

Menginjak Ramadhan hari ke-12, bertepatan dengan hari Rabu 7 Juni 2017, Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, mengisi acara Tabligh Ramadhan dengan tema “Sains dan Agama” yang diselenggarakan oleh Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, di Ruang Cakrawala Gedung Geostech Puspiptek, Serpong.

“Acara kajian seperti ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap pekan pada setiap bulan Ramadhan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” demikian yang disampaikan Yudi Ananda Seno, selaku Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, yang mewakili Deputi Bidang Teknologi Pegembangan Sumber Daya Alam BPPT.

Memulai ceramahnya, Jazi yang pakar dalam dunia IT ini menyampaikan bahwa era IT (automation)  seperti saat ini ibarat kita memelihara jin modern, karena sekarang ini apa-apa menjadi sangat mudah. Kalau menguasai jin sungguhan, sudah dilarang dalam Islam, tetapi menguasai jin modern seperti e-govt, e-ticketing, e-books, e-commerce diperbolehkan bahkan dianjurkan karena membuat kita lebih transparan dan lebih profesional, itkon istilah Islamnya.

Pada dasarnya tugas manusia diciptakan oleh Allah terdiri dari 3 hal yaitu beribadah kepada Allah (QS 51:56), sebagai kholifah (QS 24:55), dan untuk memakmurkan bumi (QS 11:61). Namun demikian pada prateknya manusia lupa akan 3 tugas utama tersebut, sehingga terjadilah apa yang disebut dengan penyimpangan.

imgkonten               imgkonten

Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut antara lain manusia hanya condong kepada salah satu tugas utamanya saja, tidak kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, melalaikan tugas utama dan tidak melakukan analisis kebutuhan masyarakat untuk pelaksanaan tugas utama.

Lebih lanjut Jazi mengungkapkan, penyimpangan berikutnya adalah memandang harta sebagai sesuatu yang haram dan punya prinsip lebih baik miskin tapi bahagia. Penyimpangan lainnya adalah tidak mau proaktif dengan alasan tidak boleh meminta jabatan, padahal meminta pekerjaan atau jabatan apabila kita kompeten dibolehkan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Yusuf ketika dia meminta diangkat menjadi Kepala Bulog Kerajaan dan ternyata berhasil.

Lalu penyimpangan berikutnya adalah tidak mau bekerja keras dengan alasan konsentrasi pada ibadah, tidak mau berusaha dengan alasan bertawakal kepada Allah, tidak mau beprestasi dunia dengan alasan tujuan hidupnya hanya akherat, serta melupakan amal jariyah demi amalan ibadah khusus.

Jazi menambahkan, kita dituntut untuk terus belajar dan bekerja secara produktif guna memperoleh prestasi di dunia dan kebahagiaan hidup di akherat. Dengan kita bekerja keras, jujur, dan anti korupsi  Inshaa Allah hal itu akan ada balasannya di sisi Allah SWT.

Kombinasikan keilmuan yang kita miliki antara ilmu agama dengan iptek, jangan sampai kedua-duanya tidak ada pada diri kita. Lalu yang paling penting adalah usaha dan kerja keras, karena usaha menjadi syarat dikabulkannya doa kita. Melalui Tabligh ini, Jazi telah memberikan perspektif baru mengenai korelasi antara iman, ilmu, dan amal yang bersumber pada Al-Quran dan hadist.(bho/bsb/pd)

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK