Jawa Timur Jadi Pilot Project Pemanfaatan Tenaga Nuklir yang Aman
Kembali 21 April 2017 | Berita BAPETENMengangkat tajuk Kebijakan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia, BAPETEN menggelar talkshow di TVRI Surabaya dalam program Dialog Khusus, Kamis (20/4/2017) sore. Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kelembagaan di Surabaya, Jawa Timur. Hadir sebagai narasumber, Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, Wakil Direktur Rumah Sakit DR. Soetomo Joni Wahyuhadi, serta Kepala Balitbang Pemprov Jatim Ardo Sahak.
Persepsi masyarakat ketika mendengar kata nuklir adalah senjata pemusnah massal atau bom atom yang sangat menghancurkan, sebagaimana terjadi pada peristiwa Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 silam. Namun saat ini nuklir tidak lagi menjadi momok menakutkan. Nuklir telah menjelma menjadi sahabat masyarakat. Pemanfaatan nuklir pun sudah berkembang pesat di Indonesia seperti pada bidang industri, kesehatan dan penelitian.
Meski demikian masyarakat perlu dijelaskan bahwa nuklir tetaplah berbahaya apabila pemanfaatannya tidak sesuai aturan dan tidak diawasai secara ketat oleh lembaga yang kredibel dan independen. Maka dari itu BAPETEN hadir untuk mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir di tanah air, sehingga dapat menjamin keselamatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup.
Pada kesempatan ini Jazi mengutarakan pemilihan Kota Surabaya sebagai lokasi untuk sosialisasi, karena BAPETEN ingin menjadikan Jawa Timur sebagai pilot project dalam pemanfaatan tenaga nuklir yang aman, memenuhi peraturan dan perundangan berlaku.
Sementara itu Joni mengatakan, Rumah Sakit Dr. Soetomo sangat mendukung pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, terutama untuk pemanfaatan radiasi di rumah sakit.
Mengingat luasnya area pengawasan tenaga nuklir di seluruh Indonesia, termasuk di Surabaya, maka pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir seyogyanya tidak saja menjadi tugas dari BAPETEN, tetapi juga dibutuhkan peran aktif dari masyarakat.
Salah satu contoh metode pengawasan untuk pemanfaatan tenaga nuklir seperti di rumah sakit, yaitu dengan memperhatikan label stiker pada alat yang menggunakan radiasi pengion, seperti Rontgen, CT Scan, Camera Gamma dan lain-lain.
Stiker sendiri terdiri dari 3 macam yaitu hijau, kuning dan merah. Apabila stiker berwarna hijau, maka peralatan tersebut aman dan telah memiliki izin serta memenuhi standar keselamatan. Bila berwarna kuning masih ada persyaratan yang kurang dan harus dipenuhi. Tetapi bila berwarna merah maka tidak terjamin keamanannnya.
Maka dari itu masyarakat perlu memahai tentang pelabelan tersebut, demi keselamatan dan keamanan bersama. Melalui talkshow ini diharapkan masyarakat, khususnya warga Kota Surabaya, dapat tercerahkan dan mengetahui secara komprehensif akan tugas dan fungsi BAPETEN. Disamping itu juga turut andil dalam mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dalam rangka terciptanya budaya keselamatan di tengah masyarakat.(bho/rus/aa)