Salah satu output yang dihasilkan Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) sebagai Technical Support Organisation (TSO) untuk mewujudkan tiga pilar fungsi Bapeten adalah Laporan Hasil Kajian (LHK). Hasil kajian tersebut hendaknya berkualitas yang dapat menjadi acuan unit kerja dalam melakukan pengembangan prosedur yang lebih komprehensif dan akomodatif.
Guna meningkatkan hasil kajian khususnya pada bidang Instalasi dan Bahan Nuklir (IBN), pada Senin (24/02/2020) diselenggarakan Forum Kajian Pengawasan Instalasi Dan Bahan Nuklir yang dihadiri oleh Kepala Bapeten, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, perwakilan dari setiap cluster IBN, Pengkajian FRZR, dan BHKK.
Dalam sambutannya Kepala P2STPIBN Judi Pramono mengatakan bahwa forum ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan setahun sekali. “ Untuk tahun kedua ini kami mendapat informasi kajian yang prioritas adalah RPM dan sudah dilakukan pengujian terkait RPM” katanya
Lebih lanjut Judi menambahkan bahwa akan ada manual dokumen operasi, perawatan dan lainnya untuk RPM. Demikian juga sertifikasi uji RPM akan menjadi topik pembahasan nantinya. Pengujian dilakukan Batan di PTKMR dan LIPI. P2STPIBN mengusulkan pengadaan 2 unit RPM sejenis untuk sertifikasi produk RPM.
Semantara itu Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto dalam arahanya mengatakan bahwa peluang dan tantangan kajian amatlah besar, untuk itu IT bisa berperan lebih besar lagi dalam sistem pengawasan. “IT harus kita masukan dalam pengawasan misalnya perlu ada terobosan-terobosan terbaru dalam deteksi radiasi” ujarnya.
Jazi mengharapkan agar Bapeten dapat mengetahui apakah peralatan yg dipasang di Batan itu bekerja dengan baik, “bisakah kita memaksa Batan untuk menggunakan program tertentu seperti SIMONPAKO, misalnya “ tukas Jazi menegaskan.
Acara yang berlangsung selama satu hari ini dilanjutkan dengan presentasi dari beberapa staf P2STPIBN terkait kajian IBN. (bhkk/bsb)