Banner BAPETEN
Diskusi Nuklir sebagai Energi Alternatif
Kembali 17 Juni 2010 | Berita BAPETEN

(Jakarta,BAPETEN) 

bdi_170610035837.jpgAkibat semakin banyaknya penggunaan energi fosil dan persediaannya yang kian menipis, seiring dengan pertambahan jumlah pemakaiaan, menjadikan Indonesia harus segera mencari sumber energi alternatif. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan energi baru dan terbarukan, yang dapat memenuhi kebutuhan energi yang cepat dan jumlahnya besar sekaligus ramah lingkungan. Dan energi tersebut adalah nuklir.

Guna mengupas masalah aktual tersebut, harian umum sore Sinar Harapan menggelar diskusi dengan mengangkat tajuk “Nuklir sebagai Energi Alternatif terhadap Batubara dan BBM Fosil” di Gedung Sinar Harapan, Rabu (16/06/10) petang. Diskusi tersebut antara lain dihadiri oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, perwakilan dari BATAN, kalangan LSM, sejumlah pemerhati dan praktisi, serta Kepala BAPETEN As Natio Lasman, didampingi pejabat eselon II dan III terkait.

Menurut Kusmayanto, pembangunan PLTN sangat diperlukan mengingat permintaan akan energi terus bertambah. Dan kebijakan pembanguan PLTN tidak terlepas dari keputusan penentu kebijakan dan dukungan semua pihak apakah jadi menerapkan nuklir untuk energi atau tidak. Sebenarnya, tambah Kusmayanto, penerapan nuklir untuk energi sudah digariskan dalam UU dan Inpres tentang sumber energi baru dan terbarukan dimana didalamnya menyebutkan nuklir. “Bahkan kalangan DPR RI Komisi VII pun telah memberikan dukungan penuh atas rencana pembangunan PLTN di Indonesia,” kata Kusmayanto.
imgkontenimgkonten
Ketika ditanya tentang kesiapan BAPETEN terkait rencana pembangunan PLTN, Kepala BAPETEN menegaskan, terkait peraturan, BAPETEN selalu mengacu kepada prosedur yang telah ditetapkan oleh IAEA. PLTN yang nantinya boleh dibangun di Indonesia, lanjut Kepala BAPETEN, yaitu berada di atas tanah dan proven technology. “Intinya pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia harus benar-benar mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan,” imbuh Kepala BAPETEN.

Melihat keadaan yang ada saat ini, perwakilan kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti dari Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan menilai, apabila Indonesia ingin menjadi negara maju dan sejahtera maka sangat diperlukan pasokan energi yang kontinu. Bahkan diperkirakan, dalam tempo 8 tahun mendatang permintaan akan energi akan berlipatganda.

Namun, yang terpenting sekarang adalah bagaimana dengan potensi sumber energi yang dimiliki Indonesia dapat dioptimalkan dengan baik, sehingga tidak lagi terjadi krisis energi seperti saat ini. Apabila rencana pembangunan PLTN di Indonesia jadi diterapkan, maka sosialisasi perlu diintensifkan sehingga masyarakat dapat mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan PLTN.
imgkontenimgkonten

Sumber : Humas

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png
mkananmenu_2024-05-15-171035.jpeg

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK