Banner BAPETEN
Diseminasi Pengawasan Ketenaganukliran di Sidoarjo Jawa Timur
Kembali 05 Desember 2022 | Berita BAPETEN
small_thumb_2022-12-05-185609.jpg

Yang pertama kali terbesit oleh masyarakat umum ketika mendengar kata nuklir adalah bom, lalu juga perang, radiasi dan hal-hal lainnya yang sangat membahayakan dan mengerikan. Hal ini tidaklah mengherankan karena sejarah kelam dunia mencatat, saat pecah perang dunia ke-2, bom atom telah meluluhlantahkan kota Hiroshima Jepang dan telah menelan korban jiwa yang sangat banyak serta menimbulkan kerusakan fisik yang sangat dahsyat. Demikian Abdul Qohhar, Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN, memulai presentasinya pada Diseminasi Pengawasan Ketenaganukliran di Sidoarjo Jawa Timur, Senin 5 Desember 2022.

“Padahal, sejatinya saat ini nuklir telah banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia. seperti untuk kesehatan, pertanian, pangan, industri dan penelitian” lanjut Qohhar pada diseminasi yang dihadiri oleh tidak kurang 100 orang peserta yang merupakan masyarakat dari wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.

imgkonten imgkonten

Manfaat di bidang kesehatan, teknologi nuklir digunakan pada pesawat untuk rontgen gigi, radiaografi umum, CT Scan, Linac, Gamma Knife dan untuk Kodokeran nuklir. Manfaat pada bidang industri, digunakan antara lain untuk well logging dan gauging, irradiator, radiografi NDT. “Pada pabrik kertas untuk membuat kertas HVS tersebut bisa sama ketebalannya, menggunakan teknolog nuklir, demikian juga teknologi nuklir digunakan pada pabrik rokok besar, yaitu untuk mengukur kepadatan tembakau dalam rokoknya. Demikian juga untuk mendeteksi keretakan pesawat, atau kebocoran pipa, juga menggunakan teknologi nuklir” jelas Qohhar.

Untuk bidang pertanian teknologi nuklir digunakan untuk pengembangan bibit unggul. “Saat ini ada sekitar 33 varietas padi bibit unggul, kedelai 14 macam, kacang tanah ada, kacang hijau ada, gandum juga ada, jelasnya banyak teknologi nuklir yang dikembangkan di bidang pertanian” lanjut Qohhar.

Untuk pengawetan makanan, Batan yang kini bernama BRIN, telah melakukan irradiasi terhadap mekanan dalam rangka pengawetan makanan. Dengan irradiasi terhadap pengamanan tersebut, makananbisa tahan cukup lama, bahkan rendang yang diiradiasi bisa tahan lebih dari satu tahun tanpa merubah rasanya.

Untuk bidang penelitian, saat ini Indonesia sudah memiliki 3 reaktor untuk penelitian yang terdapat di Yogyakarta, Bandung dan Serpong. Ketiga reactor tersebut saat ini masih beroperasi berfungsi dengan baik. Ketiga reaktor ini dioperasikan oleh BRIN.

imgkonten imgkonten

“Yang menarik adalah teknologi nuklir juga pernah digunakan untuk mencari sumber air di bawah tanah. Hal ini pernah dilakukan oleh BRIN di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, dalam rangka membantu masyarakat yang kekeringan di wilayah tersebut” sambungnya.

Namun demikian di samping manfaatnya yang besar tersebut, nuklir juga menimbulkan risiko bahaya radiasi yang membahayakan, karena itu perlu pengawasan yang sangat ketat. Untuk itu BAPETEN hadir sebagai institusi yang mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Pengawasan tersebut dilakukan melalui tiga pilar, yaitu pembuatan peraturan, perizinan dan inspeksi, agar tercapainya 3S yakni Safety, Security dan Safeguard.

Mengingat jumlah Inspektur sangat terbatas, sementara obyek yang diawasi BAPETEN sangat banyak, meliputi seluruh wilayah Indonesia, maka BAPETEN mengharapkan bantuan dan kerja sama dari segenap masyarakat untuk ikut serta mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Keikusertaan masyarakat dalam pengawasan tersebut itulah yang dinamakan pengawasan partisipatif.

imgkonten imgkonten

Pada kesempatan ini disampaikan oleh Qohhar terkait jumlah pemanfaatan tenaga nuklir di wilayah Surabaya-Sidoarjo. Jumlah izin ada 383 buah, yang meliputi bidang industri 137 izin dan bidang kesehatan 246 izin. Sementara jumlah instansi yang memanfaatkan untuk bidang industri sebanyak 37 instansi dan bidang kesehatan sebanyak 77 instansi.

“Ketika bapak dan Ibu ke klinik radiologi kami berharap bapak dan ibu bisa menanyakan, apakah punya izin dari BAPETEN, kalau sudah ada izin silakan dilanjutkan pemeriksaannya. Tetapi bila berlum ada mohon dapat melaporkan kepada kami, nanti akan kami cek dan kami akan koordinasi dinas Kesehatan di Sidoarjo” harap Qohhar.

Di akhir presentasinya Qohhar menegaskan bahwa nuklir ada di sekitar kita sehingga tidak perlu paranoid atau takut yang berlebihan terhadap nuklir. “Dari penjelasan kami tadi nuklir banyak memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia, namun demikian nuklir mengakibatkan bahaya radiologi, karena itu perlu adanya pengawasan yang ketat. Kami mengajak, mari bersama BAPETEN kita awasi pemanfaatan tenaga nuklir di Indoensia” jelas Qohhar menutup presentasinya.

imgkonten

Sebelumnya, Camat Sidoarjo Gundari, S.Sos. M.Si. dalam sambutannya manyampaikan, “syukur Alhamdulillah dan berterima kasih kepada BAPETEN karena melalui acara ini kita bisa ketemu agar bisa mengenal nuklir tapi kita juga jangan terlalu sombong dengan nuklir. Mudah-mudahan setelah acara ini kita tidak terus terbayang-bayang bahwa nuklir itu hanya untuk tujuan jahat, tapi untuk banyak digunakan untuk tujuan kemasyrakatan” tuturnya.

Dalam pelaksanaan diseminasi ini, BAPETEN menggandeng Anggota Komisi VII DPR RI H. Syaikhul Islam, yang akrab disapa Gus Ikhul. Dalam sambutannya Gus Ikhul mengucapkan terima kasih kepada BAPETEN yang sudah hadir di Sidoarjo. “Pertama-tama saya ingin ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BAPETEN yang sudah hadir di tempat ini dalam rangka diseminasi atau sosialisasi tentang nuklir kepada kita semua, hal ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam hal ini BAPETEN atas anggaran yang telah diberikan pemerintah kepada BAPETEN. Semoga pertemuan ini menjadi media untuk mengokohkan ikatan persaudaraan bagi para warga Sidoarjo khususnya, dan antara BAPETEN dengan Komisi VII DPR RI” ujarnya (BHKK/AQ/Bams/Da)


Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK