BAPETEN menggelar bimbingan teknis (bimtek) pengenalan radiasi dan penanggulangan kedaruratan nuklir/radiologi untuk personil first responder Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, yang terdiri dari Subden KBR dan Jibom. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini (14-16/11) merupakan penerapan dari peningkatan capacity building yang merupakan salah satu pilar dari I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness).
Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) BAPETEN, Zulkarnain membuka kegiatan ini yang merupakan penyelenggaraan ke-15 yang diselenggarakan untuk Polda oleh BAPETEN sejak 2016.
Turut hadir Komandan Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, Kompol Akmal dan Wakil Komandan Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, Kompol Zulfikar. Komandan Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh.
Kompol Akmal dalam sambutannya menyampaikan bahwa bimbingan teknis ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan personil POLRI, khususnya Detasemen Gegana Polda Aceh yang berkualifikasi KBR dan Jibom. “Kegiatan ini untuk meningkatkan profesionalitas anggota dalam menghadapi tantangan tugas kedepan yang semakin komplek dalam penanganan dan penanggulangan ancaman bahaya radiologi dan nuklir” kata Akmal.
“ Personil Gegana diharapkan dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh dan aktif sehingga pada pelaksanaan di lapangan tidak berimplikasi pada keselamatan pada diri personil maupun masyarakat luas” tambah Akmal.
Dalam arahannya, Zulkarnain menyampaikan bahwa kehadiran BAPETEN merupakan perwujudan mandat undang-undang dalam pengawasan ketenaganukliran di tanah air. BAPETEN membangun sistem melalui program peningkatan kemampuan kesiapsiagaan nuklir nasional yang terstruktur yang didalamnya terdapat Institusi POLRI.
“Karenanya kemampuan personil yang profesional, handal, dengan respon cepat, tepat dan selamat sangat diperlukan disertai dengan SOP yang mampu terap dan dukungan peralatan yang memadai” ujar Zulkarnain.
Zulkarnain mengungkapkan, kegiatan bimtek kesiapsiagaan nuklir ini merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme POLRI dalam pelaksanaan penanggulangan kedaruratan nuklir di Indonesia.
“Mengingat pentingnya bimbingan teknis ini maka diharapkan semua peserta dapat mengikutinya dengan serius dan bersungguh-sungguh serta dapat menyerap pengetahuan yang disampaikan dalam rangka mendukung tugas sehari-hari, sehingga kedepannya dapat membantu melaksanaan penanganan dan penanggulangan kedaruratan dengan aman dan selamat” tukas Zulkarnain.
Dihadiri 30 personil dari Subden KBR dan Subden Jibom Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, kegiatan bimbingan teknis ini diisi dengan penyampaian materi dari tim instruktur BAPETEN yang meliputi dasar-dasar pengawasan tenaga nuklir, pengawasan dan pemanfaatan tenaga nuklir, pengenalan radiasi, efek biologi dan proteksi radiasi, pengenalan alat ukur radiasi (AUR) dan perhitungan dosis praktis dalam kontrol eksposur, pengenalan alat pelindung diri, serta dasar penanggulangan kedaruratan nuklir/radiasi.
Selain itu, bimbingan teknis dilakukan melalui praktikum menggunakan peralatan dan AUR dalam penerapan dasar-dasar proteksi radiasi dari prinsip waktu, jarak dan perisai, dan tata cara penggunaan dan pelepasan APD yang benar dengan pertimbangan adanya potensi kontaminasi zat radioaktif, serta simulasi penanggulangan kedaruratan nuklir/radiologi yang dikaitkan untuk pengamanan dengan skenario ditemukan adanya zat radioaktif pada pelaksanaan sterilisasi ruangan/area VVIP pada kegiatan Major Public Event (MPE).
Bimtek pengenalan radiasi dan penanggulangan kedaruratan nuklir/radiologi ditutup pada Kamis (16/11) oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, Zulkarnain didampingi Komandan Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, Kompol Akmal dan Wakil Komandan Detasemen Gegana SATBRIMOB Polda Aceh, Kompol Zulfikar serta Koordinator Kelompok Fungsi Kesiapsiagaan Nuklir BAPETEN, Agus Yudhi Pristianto.
Dalam sambutannya, Kompol Akmal menyampaikan bahwa bimbingan teknis ini sangat dibutuhkan dan menjadi modal bagi personil Subden KBR dan Jibom untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan penanggulangan kedaruratan nuklir/radiologi. (DKKN/Wiwied/BHKK/Bams).
Komentar (0)