BAPETEN Gandeng Tenaga Ahli Rusia Untuk Penyiapan Peraturan PLTN Terapung
Kembali 03 Oktober 2018 | Berita BAPETENBAPETEN gelar Workshop on Nuclear Safety Regulation dengan menggandeng tenaga ahli dari Rostechnadzor Rusia. Workshop yang akan berlangsung selama 2 hari ini, dibuka oleh Kepala BAPETEN, Jazi Eko Istiyanto, Rabu, 3/10/2018, didampingi Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Yus Rusdian Akhmad.
“Workshop ini sebagai implementasi dari MoU yang ditandatangani antara BAPETEN dan Rostechnadzor beberapa waktu yang lau. Melalui MoU tersebut, kedua pihak sepakat untuk menyiapkan kerangka kerjasama di bidang peraturan keselamatan nuklir dan radiasi, serta unsur pengawasannya”, demikian kata Jazi membuka sambutannya.
Lebih lanjut, Jazi menyampaikan bahwa tujuan dari lokakarya ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perencanaan dan konstruksi PLTN, khususnya untuk teknologi PLTN terapung, di mana Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai prospek yang potensial di masa depan. “Saya yakin workshop ini akan sangat bermanfaat, khususnya bagi kami dalam mempersiapkan dan mengembangkan peraturan yang terkait dengan PLTN terapung tersebut”, tutur Jazi mengungkapkan.
Sebelumnya, Mr. Alexey Utenkov selaku Deputy Head of International Relations Department – Head of Division for Assistance in Regulatory Infrastructure Development; menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya workshop ini, sehingga bisa hadir di sini untuk menyampaikan pengalaman di Rusia. "Kami berharap dari hasil diskusi dan pengalaman yang telah kami miliki dapat berguna untuk bangsa Indonesia dalam mengembangkan peraturan keselamatan nuklir" ujarnya.
Lebih lanjut Jazi menyampaikan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi oleh sebagian besar negara yang merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir adalah masalah penerimaan publik. Pertanyaan yang sering muncul adalah kompetensi pengembangan teknologi, ketersediaan sumber bahan baku, kesiapan sumber daya manusia dan pengelolaan limbah. Oleh karena itu, berbagi pengalaman tentang tantangan dari negara yang telah mengembangkan teknologi ini sebelumnya, sangatlah penting.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin mendorong kerja sama yang lebih kuat dengan berbagai, dalam rangka meningkatkan kemampuan pengaturan kami. Saya yakin bahwa kita semua dapat saling bekerja bersama untuk keperluan tersebut. Akhirnya, saya berharap Anda semua memiliki lokakarya dan diskusi yang bermanfaat” tukas Jazi mengakhiri sambutannya.
Sementara itu, secara terpisah Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir BAPETEN, Judi Pramono, yang bertindak selaku pengampu workshop ini menyampaikan bahwa saat ini belum ada yang peraturan bisa dirujuk terkait PLTN terapung, termasuk belum adanya publikasi dari IAEA. Karena itu, pengalaman Rusia dalam mengoperasikan PLTN terapung bisa menjadi rujukan. “Wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan terbatasnya pasokan listrik dari PLN, dapat menjadi alternatif dalam penyediaan energi listrik melalui PLTN terapung, yang selama ini masih menggunakan diesel”, kata Judi disela-sela acara tersebut.
Workshop ini diikuti oleh peserta dari BATAN, BPPT, APRONUKI, PT. PAL, PT. INUKI dan juga BAPETEN. Diharapkan workshop ini dapat memberikan gambaran secara komprehensif untuk penyiapan rencana peraturan tentang PLTN terapung di masa yang akan datang. (bho/bsb)