BAPETEN Berpartisipasi dalam Annual Meeting Asia Pasific Safeguards Network (APSN) ke-14
Kembali 03 November 2023 | Berita BAPETENBAPETEN kembali berpartisipasi dalam Annual Meeting Asia Pasific Safeguards Network (APSN) ke-14 yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober – 2 November 2023 di Bangkok, Thailand. Kegiatan ini merupakan forum penting bagi negara-negara anggota APSN untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam implementasi safeguards. Pertemuan ini juga merupakan kesempatan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk meningkatkan efektivitas safeguards di kawasan Asia Pasifik. Safeguards merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa pemanfaatan tenaga nuklir hanya untuk tujuan damai.
Tema pertemuan APSN ke-14 ini adalah "Strengthening Safeguards Implementation in Asia and the Pacific." Pertemuan ini dipimpin oleh Pemerintah Thailand Cq. Office of Atom for Peace (OAP) sekaligus sebagai Ketua APSN periode 2023-2024.
Acara dibuka secara resmi oleh Secretary General - OAP Thailand Mr. Pemsuk Sutchaphiwat yang dihadiri oleh beberapa negara antara lain Australia, Indonesia, Kanada, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia, Papua Nugini, Korea Selatan, Singapura, Srilanka, Viet Nam dan Amerika Serikat serta IAEA (International Atomic Energy Agency). Delegasi Indonesia dipimpin oleh Plt. Kepala BAPETEN Sugeng Sumbarjo didampingi Deputi Perizinan dan Inspeksi Zainal Arifin, Direktur Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DIIBN) Lukman Hakim, Kepala Biro Perencanaan, Informasi dan Keuangan (BPIK) Achmad Bussamah, Pengawas Radiasi Utama Dahlia Cakrawati Sinaga, dan Koordinator Inspeksi Safeguards Kusbandono.
Pertemuan diawali dengan Safeguards Seminar oleh Mohamed Lamari dari IAEA yang dalam pembukaannya menyampaikan beberapa antara lain:
1. Selama pasca Covid-19, beberapa negara sudah mengesahkan pelaksanaan modified SQP yaitu Brunei, Laos, dan Papua Nugini serta Thailand
2. Pentingnya Inspeksi domestik untuk memenuhi kewajiban pelaporan dan deklarasi ke IAEA secara lengkap dan benar
3. Perlunya pemahaman operator LOF (Location Out of Facilities) dalam kewajiban Safeguards IAEA
4. Pemenuhan kewajiban pengendalian ekspor dan impor bahan nuklir dan peralatan yang terkait daur bahan nuklir khususnya peralatan dwifungsi (dual-use item)
Selama seminar tersebut, para peserta membahas berbagai topik yaitu Implementasi pendekatan berbasis negara (State Level Approach) untuk safeguards, deteksi dan pencegahan kegiatan nuklir yang tidak dilaporkan (undeclared nuclear activities), manajemen pengetahuan dan sumber daya manusia untuk safeguards dan kerjasama regional dalam safeguards
Dalam pertemuan tersebut, secara terpisah juga dilanjutkan dengan pertemuan antara Indonesia dan Australia dalam rangka membahas kesepakatan untuk memperbaharui kerja sama antara BAPETEN dengan ASNO. ASNO meminta Indonesia mendukung pembuatan pedoman praktik baik dalam implementasi inspeksi safeguards domestik sebagai bagian dari kegiatan APSN.
Pertemuan selanjutnya Steering Committee Meeting yang dipimpin oleh Pemerintah Jepang Cq. Kementerian Luar Negeri sebagai Ketua Steering Committee periode 2023-2024, yang hanya dihadiri oleh perwakilan beberapa negara yaitu Australia, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand sebagai ketua APSN dan Amerika Serikat sebagai observer, Indonesia mengajukan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, sedangkan terkait keketuaan APSN, diusulkan untuk ditawarkan secara terbuka kepada forum untuk memperoleh konsensus dari seluruh negara anggota APSN.
Dalam pertemuan tahunan APSN ini, Indonesia menyampaikan beberapa hal antara lain, komitmen Indonesia terhadap traktat pencegahan penyebaran senjata nuklir melalui penandatanganan traktat pelarangan senjata nuklir yang sekarang sedang dalam proses ratifikasi dan perubahan State Level Approach (SLA) untuk Indonesia. Selain itu, Indonesia menyampaikan bahwa saat ini sedang dilakukan pembahasan dengan DPR terkait Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET), dan Pembahasan Perubahan Undang-Undang Ketenaganukliran.
Berikut adalah poin-poin penting dari pertemuan committee APSN tanggal 2 - 3 November 2023:
- Peningkatan implementasi pendekatan berbasis negara (State Level Approach) untuk safeguards:
- Deteksi dan pencegahan kegiatan nuklir yang tidak dilaporkan (undeclared nuclear activities).
- Peningkatan kerjasama regional dalam safeguards:
- Peningkatan manajemen pengetahuan dan kapasitas sumber daya manusia untuk safeguards:
- Peningkatan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efektivitas safeguards:
- Brunei, Laos dan Papua serta Timor Leste mengajukan sebagai anggota APSN
- Pemilihan ketua APSN untuk 2025 - 2026 agar dilaksanakan secara terbuka dan transparan, juga diusulkan pemilihan ketua didasarkan dalam alur putaran alphabet dari nama-nama negara anggota
Secara keseluruhan, pertemuan committee APSN tanggal 2 - 3 November 2023 merupakan langkah maju yang penting dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas safeguards di kawasan Asia Pasifik. Rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan ini akan membantu negara-negara anggota APSN untuk meningkatkan implementasi safeguards dan untuk lebih baik lagi dalam mencegah penyebaran senjata nuklir.
[DIIBN/Haryanto/BHKK/Da]
Komentar (0)