Komitmen Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) BAPETEN untuk terus melakukan pelatihan terhadap pemangku kepentingan terkait keamanan nuklir, khususnya menyikapi semakin meningkatnya potensi gangguan keamanan yang belakangan ini kerap terjadi diseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, maka upaya pencegahan harus ditingkatkan guna menangkal aksi terorisme menggunakan radioaktif.
Menyikapi hal tersebut, DKKN terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan para pemangku kepentingan dalam hal keamanan nuklir, termasuk deteksi dan respon terhadap penyelundupan bahan nuklir dan/atau zat radioaktif maupun barang mengandung radioaktif.
Peningkatan kemampuan para pemangku kepentingan ini sangat penting, guna membekali para personil saat bekerja dilapangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan mereka dalam menunaikan tugasnya, maupun menjaga keselamatan masyarakat terhadap bahaya radiasi yang tidak diinginkan.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari yaitu 26-27 September 2017, di Office of I-CoNSEP, Gedung BAPETEN, Jakarta, dibuka oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Dedik Eko Sumargo, didampingi Kepala Subdirektorat Keteknikan, Zulkarnain.
Dedik dalam sambutannya mengatakan, pelatihan ini tidak hanya berfungsi sebagai peningkatan kemampuan personil dalam hal deteksi radiasi, tetapi juga sebagai media berbagi informasi terkait keamanan nuklir.
Lebih lanjut Dedik mengungkapkan dalam waktu dekat ini, kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dan Indonesia telah menyatakan akan melibatkan diri dalam pengamanan Asian Games 2018 tersebut khususnya untuk keamanan nuklir. “Maka dari itu BAPETEN membutuhkan kerja sama dari semua pemangku kepentingan dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Sebelum membuka pelatihan, Dedik menerima kunjungan dari Komandan Satuan Kimia, Biologi dan Radioaktif (Dan Sat KBR) Gegana Brimob, Kombespol Desman S. Tarigan, yang didampingi oleh Kaur SDM Detasemen KBR Brimob, AKP Juli Hartowo.
Saat kunjungan ini Desman mengatakan, sangat tertarik untuk mempelajari lebih mendalam terkait dengan nuklir. Desman juga berharap agar pelatihan-pelatihan sejenis dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, guna meningkatkan kemampuan personil Satuan KBR Brimob dalam hal deteksi dan respon.
Menghadapi tantangan yang ada saat ini, sangat perlu meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan personil dalam hal deteksi radiasi. Selain itu juga diperlukan peralatan dalam meningkatkan kemampuan deteksi ini, mengingat untuk mendeteksi adanya radiasi tidak dapat dilakukan tanpa adanya dukungan peralatan yang memadai.
Pelatihan ini diikuti oleh 17 personil yang berasal dari Bakamla, Detasemen E KBR Gegana Brimob, BNPT, Istana Kepresidenan Bogor, Paspampres, Setmilpres, dan Badan Keamanan Dalam (BKD) Kementerian Sekretariat Negara.
Materi pelatihan mencakup Pertahanan Berlapis Keamanan Nuklir Nasional, Program Keamanan Nuklir di Luar Fasilitas, Konsep Dasar Radiasi Pengion dan Proteksi Radiasi, Efek Radiasi dan Prinsip Keselamatan, Pengoperasian Handheld (PRD, RID, NSD) dan Perawatan serta Operasional RPM.
Selain itu juga dilakukan praktikum penggunaan handheld monitor dengan menggunakan prinsip proteksi, teknik deteksi dan identifikasi nuklida serta pelatihan deteksi radiasi menggunakan Pedestrian Radiation Portal Monitor. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, peserta mendapatkan pengetahuan dasar mengenai keamanan nuklir termasuk cara mendeteksi keberadaan sumber radioaktif.
Pada akhir sambutannya Dedik menuturkan, apa yang telah diperoleh selama pelatihan ini dapat diinformasikan kembali maupun disebarkan kepada atasan dan rekan kerja di instansi masing-masing, untuk diseminasi pengetahuan mengenai keamanan nuklir itu sendiri.(dk2n/zul)