Acara diawali oleh laporan Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Zainal Arifin yang menyampaikan bahwa sejak 4 Januari 2016 perizinan di BAPETEN tidak ada lagi yang mengguanakan hardcopy, semua sudah melalui dunia maya. Dengan sistem online perizinan cukup 1 hari. Peserta yang hadir hari ini mewakili dari 7 Kabupaten di Provinsi Bangka-Belitung.

Acara yang dibuka Kepala BAPETEN Prof. Jazi Eko Istiyanto diikuti 15 peserta dari Instansi yang memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion di Provinsi Bangka-Belitung. Dalam sambutannya Kepala BAPETEN menyampaikan "Mohon dipahami bahwa transisi dari non online ke online pasti ada problemnya tapi ini akan memudahkan. Bagi BAPETEN ini sangat bagus karena kita bias periksa dengan detil dan memudahkan untuk BSSA”.

“Diharapkan semua bisa mematuhi peraturan dan perizinan yang telah kita susun dan kita setujui bersama. Peraturan yang dipatuhi bukan untuk kepentingan BAPETEN tapi untuk kepentingan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan”. Tambahnya.

Acara dilanjutkan sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka-Belitung Mulyono yang menyampaikan bahwa “ mohon petugas proteksi radiasi dapat bekerja sesuai standar aturan kerja, sebab bekerja dengan radiasi pengion harus diawasi secara terus-menerus dan radiologi adalah pelayanan dasar.

“Saat ini Bangka-Belitung memiliki 17 rumah sakit, ada rumah sakit yang memiliki alat yang canggih tetapi listriknya kurang memadai, jadi akhirnya masih memakai yang lama.” Ungkapanya.

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 22-23 Maret 2016, di Bangka-Belitung, dilanjutkan dengan presentasi tentang Sistem Perizinan dan workshop. [BHO/SP]