Workshop diawali dengan laporan kegiatan dari Kepala Inspektorat Hery Budi Santoso. Dalam laporannya, ia mengatakan bahwa workshop ini dilaksanakan sebagai penyegaran tim satgas SPIP dan dalam rangka perbaikan atau update profil risiko serta rencana tindak pengendaliannya di lingkungan BAPETEN sesuai dengan perkembangan dan kondisi terkini, baik internal maupun eksternal organisasi BAPETEN. Kegiatan yang rutin diselenggarakan oleh unit kerja Inspektorat ini dihadiri oleh sekitar 40 orang peserta. Hery juga berharap agar workshop ini dapat berjalan secara interaktif dan menghasilkan output dan outcome yang bermanfaat bagi BAPETEN.

Hendriyanto Hadi Tjahyono selaku Sekretaris Utama (Sestama) BAPETEN turut hadir untuk memberikan sambutan sekaligus membuka workshop ini secara resmi. Dalam sambutannya, Sestama mengatakan bahwa melalui workshop ini, kita dapat mengetahui pengendalian yang harus dilakukan dan bagaimana risiko-risiko yang dapat terjadi di tengah pandemi Covid-19. Ia juga berharap dengan satgas SPIP yang semakin kuat, sistem pengendalian di BAPETEN akan semakin baik sehingga dapat melakukan tugas dan fungsi dengan lancar.

Workshop dilajutkan sambutan Deny Sundara selaku Kepala Subdit Pengawasan Bidang Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi BPKP. Deny mengatakan bahwa BPKP selalu berusaha mendorong penyelenggaraan SPIP di seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah.

Presentasi oleh BPKP dibagi menjadi 4 sesi. Presentasi pertama oleh Deny Sundara terkait penjelasan unsur-unsur SPIP. Presentasi kedua oleh Heru Mutiyono terkait penilaian risiko. Presentasi selanjutnya oleh Akhmad Zacky Indrawan terkait penyusunan RTP. Dan presentasi terakhir oleh Andhika Novianto terkait manajemen risiko. Antusiasme peserta yang tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama presentasi berlangsung.

SPIP adalah sistem yang dapat mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan SPIP diharapkan dapat menciptakan budaya pengawasan terhadap kegiatan di K/L maupun Pemerintah Daerah, sehingga dapat mendeteksi sejak awal tindakan yang berisiko menghambat atau menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. [BHKK/IP]