Acara dibuka oleh Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN Ir. Zainal Arifin, MT., dalam sambutan pembukaan disampaikan “ini merupakan Webinar ke-2, sebelumnya dengan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) Prof. Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo. Kegiatan ini, dalam rangka memahami aspek pemanfaatan tenaga nuklir di bidang medik. Perkembangannya di antaranya seperti Inuki yang semula bergerak pada bidang industri sekarang berubah menjadi perusahaan farmasi. Diharapkan peserta bisa melakukan diskusi terkait perkembangan nuklir terkini.”

“BAPETEN akan mendorong Direktorat Perizinan dan Direktorat Inspeksi agar dalam mengajukan izin tidak sulit dan waktu berlakunya izin juga bisa lebih panjang, sesuai perubahan PP. 29 tentang tentang Perizinan Sumber Radiasi Pengion, yang semoga bisa segera selesai.” Tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan presentasi “Kebijakan Pengawasan Fasilitas Kedokteran Nuklir” oleh Deputi Perizinan dan Inpeksi Ir. Zainal Arifin MT., dan tentang “Perkembangan Modalitas dan Layanan Kedokteran Nuklir Terkini, Nasional dan Internasional” oleh Dokter Spesialis kedokteran Nuklir RSUP. Hasan Sadikin/Guru Besar Departemen ilmu Kedokteran Nuklir Dan Pencitraan Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof. Dr. dr. Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja SpKN-TM(K)., MH. Kes., FANMB.

Webinar dilaksanakan pada hari Rabu, 9 September 2020 ini, diikuti oleh 100 peserta antara lain dari BAPETEN, Batan, dan beberapa perwakilan Rumah Sakit. Acara dimoderatori oleh Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif-BAPETEN Ishak, M.Si.

Sesi tanya jawab melalui chat dibacakan oleh moderator, Cukup banyak pertanyaan dari peserta antara lain tentang arah kebijakan antara regulator seperti BAPETEN, Kemkes dan BPOM terkait radiofarmaka, perkembangan radiofarmaka di luar negeri serta bagaimana rencana ke depan dari pemangku kebijakan nasional. [BHKK/SP].

Perentasi dapat diunduh: https://drive.google.com/drive/folders/1VS4p18_leb

1. Kebijakan Pengawasan Kkik di sini.